Site icon SumutPos

Video di Youtube jadi Saksi Sweeping TNI AU ke Masjid

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Sejumlah warga yang menjadi korban penganiayaan, mengikuti upacara perayaan kemerdekaan RI ke-71 di Lapangan Tembak TNI AU, Rabu (17/8) pagi. Warga menangis lantaran Kelurahan Sari Rejo diserang aparat TNI AU dan disweeping, hingga dan menembak warga.
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah warga yang menjadi korban penganiayaan, mengikuti upacara perayaan kemerdekaan RI ke-71 di Lapangan Tembak TNI AU, Rabu (17/8) pagi. Warga menangis lantaran Kelurahan Sari Rejo diserang aparat TNI AU dan disweeping, hingga dan menembak warga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi sweeping yang dilakukan sejumlah personel TNI Angkatan Udara (AU) ke rumah-rumah warga dan masjid, menuai kecamatan dari berbagai pihak. Apalagi, aksi tersebut dilakukan secara brutal dengan merusak kontak infaq, menarik dan memukuli warga yang ada di masjid.

Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar di Youtube, masyarakat Sari Rejo melempari prajurit TNI AU yang melakukan aksi sweeping dengan batu. Prajurit TNI AU yang dilengkapi pentungan dan pakai helm serta tameng itu membalas lemparan warga, sehingga perang batu tak terhindarkan.

Padahal, warga melalui pengeras suara masjid mengimbau agar masyarakat dan prajurit TNI AU menghentikan sikap tersebut. Namun, prajurit TNI AU malah melepaskan tembakan peringatan ke udara hingga 10 kali terdengar. Selanjutnya, prajurit TNI AU malah terus melangkahkan kakinya maju ke depan. Di depan masjid, personel TNI bertahan. Beberapa warga di masjid ditarik keluar. Bahkan ada seorang warga yang langsung dipukuli beramai-ramai oleh para pria berpakaian loreng itu. Menghindari amuk aparat, sembari menahan sakit warga tersebut berusaha masuk ke masjid lagi.

Selain itu, ada juga seorang oknum TNI memukul kotak infaq dengan menggunakan pentungan kayu balok maupun rotan. Kotak infak tersebut terletak di seberang masjid dan di pinggir jalan.

Kemudian rekannya ikut menendang kotak infak yang terbuat dari kaca hingga pecah. Alhasil, uang hasil infaq jemaah berserakan ke jalan. Beberapa prajurit sempat membantu seorang yang berasal dari dalam masjid dan mengumpulkan uang dari dalam kotak infak yang pecah tersebut. Namun dalam rekaman CCTV, prajurit lainnya malah mengantongi benda dari sekitar kotak infaq tersebut.

Majelis Ulama Islam (MUI) Kota Medan mengutuk keras tindakan yang dilakukan puluhan prajurit TNI tersebut terhadap warga di Masjid Al-Hasanah. Mereka meminta, Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengambil sikap dan tindakan tegas terhadap oknum TNI AU yang berutal bak preman tersebut.

“Kami meminta komandan dan personel TNI AU Lanud Soewondo yang melakukan tindakan represif saat mengejar warga Sari Rejo sampai memasuki areal masjid ditindak,” kata Wakil Ketua MUI Kota Medan, Abdul Hakim Siagian, kemarin (16/8).

Dia mengatakan, bukti rekaman CCTV tersebut sudah jelas menunjukkan bahwa ada oknum TNI AU yang melakukan tindakan keji. Menurut Hakim, lelaki paruh baya yang dibawa secara tidak manusiawi itu merupakan Marno, Nazir Masjid Al Hasanah. Saat ini kondisi Marno masih shock.

Para prajurit berseragam TNI serta mengguna sepatu PDL dengan leluasa masuk ke dalam masjid. Selanjutnya, menghajar masyarakat yang ada di dalam hingga masyarakat lainnya tidak dapat memberikan pertolongan. Soalnya, prajurit TNI AU main paksa.
Aliansi Ormas Islam Pembela Mesjid Sumatera Utara juga mengutuk aksi brutal TNI AU di Masjid Al Hasanah di Jalan Teratai dan Masjid Silaturahim, Jalan Antariksa, Sari Rejo, Medan Polonia, Senin (15/8) lalu. Ketua Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Sumatera Utara, Leo Imasar Adnan mendesak TNI AU meminta maaf secara terbuka terhadap umat Islam dan memproses pelaku secara tegas, sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Kita mengutuk keras sikap arogansi yang masuk ke masjid tanpa melepas sepatu. Bahkan kita menganggap aksi tersebut sadis, karena mereka lengkap dengan tameng dan pentungan,” kata Leo Imsar Adnan kepada Sumut Pos di Masjid Silaturahim, Rabu (17/8) siang.

Lebih lanjut, Leo Imsar mengaku kalau berdasar keterangan yang diterima pihaknya, sepasukan TNI AU, datang ke Masjid Silaturahim dan Al-Hasanah, lalu memukul seorang jamaah. Bahkan saat itu, ada personel TNI AU yang memanjat pagar untuk masuk ke masjid, karena saat itu gerbang masjid ditutup. Begitu berhasil masuk, anggota TNI-AU itu menarik seorang nazir masjid bernama Sumadi.

“Karena jamaah lain menghalangi. Tidak jadi nazir masjid dibawa pasukan TNI-AU itu, ” sambung Leo.

Untuk itu, dia mendesak agar TNI AU menyampaikan permintaan maaf secara terbuka itu secepatnya. Bila tidak, Leo mengaku akan melakukan aksi besar-besaran. Bahkan, pihaknya siap melakukan perlawanan. Karena, perbuatan tersebut membuat Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid sakit hati sehingga terpanggil untuk melawan.

“Apapun alasan masuk ke masjid tanpa melepas sepatu? Itu telah menghina umat Islam. Ini memprovokasi, jangan sampai kejadian Tanjungbalai terjadi di sini dan di mana-mana,” tegas Leo.

Sebelum mengakhiri, Leo mengaku, pihaknya akan turun tangan berdasarkan aksi di dalam masjid dan terhadap umat Islam. Untuk permasalahan tanah yang sengketa, menurut Leo, hal itu seharusnya dapat diselesaikan sesuai jalur. Terlebih, berdasar informasi diterimanya, masalah sengketa lahan itu, sedang dalan proses di Mahkama Agung. Oleh karena itu, disebut Leo, pihak TNI-AU tidak seharusnya sampai bertindak keras. (prn/gus)

Exit mobile version