Site icon SumutPos

Sekeliling Bukit Barisan Rawan Longsor, Intensitas Hujan Diatas Normal Hingga Desember

Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara terus mengimbau dan mengajak seluruh elemen masyarakat sadar akan potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Apalagi, sampai akhir tahun cuaca ekstrem di Sumut diprediksi akan terus terjadi dan intensitasnya makin tinggi.

MENURUT Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis, sesuai data yang mereka peroleh dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementrian ESDM, mayoritas kabupaten/kota di Sumut berpotensi mengalami gerakan tanah selama Oktober ini. Paling tinggi intensitasnya, kata dia, bisa dirasakan pada wilayah-wilayah di sekeliling bukit barisan.

“Levelnya itu ada yang menengah dan menengah tinggi. Umumnya level menengah tinggi terjadi di daerah seperti Asahan, Dairi, Deliserdang, Humbanghasundutan, Karo, Gunung Sitoli, Labura Labusel, Madina, Nias, Pakpak Bharat, Samosir, Simalungun, Tapteng hingga Tapsel,” kata Riadil kepada Sumut Pos, Rabu (17/10).

Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah, sebut Riadil, jika curah hujan di atas normal terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. “Untuk daerah yang mempunyai potensi tinggi terjadi gesekan tanah, jika curah hujan di atas normal sedangkan tanah lama dapat aktif kembali,” katanya.

Begitupun berdasarkan data yang dia olah dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, bahwa curah hujan di atas normal bakal terjadi di Sumut sampai Desember mendatang. Atas dasar itulah, kata Riadil, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menerbitkan surat edaran kepada seluruh kepala daerah untuk siaga bencana.

“Untuk curah hujan tinggi selama Oktober ini, sejumlah daerah seperti Asahan, Humbanghasundutan, Labuhan Batu, Simalungun, Madina, dan Tapsel akan terdampak. Pada November selain daerah sebelumnya, termasuk Tapteng, Taput, Labura dan Labusel. Dan di Desember, Kota Binjai juga bakal terkena dampak curah hujan tinggi,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) wilayah I-Medan, Syahnan mengamini jika cuaca ekstrim yang terjadi di Sumut, berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor. Menurutnya, untuk Bulan Oktober 2018, umumnya potensi tingkat bahaya longsor di wilayah Sumatera Utara berkisar antara tingkat sedang sampai tinggi.

Diungkapkan Syahnan, adapun daerah-daerah yang mempunyai potensi tinggi terdapat di Tapanuli Utara tepatnya di Pahae Jae, Siborongborong dan Adian Koting. Kemudian Humbang Hasundutan tepatnya di Lintong Nihuta, Toba Samosir di Porsea dan Silaen, Samosir di Onan Runggu dan Palipi, Tapanuli Tengah di Barus dan Andam Dewi serta Tapanuli Selatan di Dolok.

“ Potensi longsor itu dikarenakan hujan terus menerus, “ ungkap Syhanan.

Lebih lanjut disebut Syahnan, indeks ektrim ditandai dengan adanya tanah sudah jenuh air, curah hujan tinggi, terlihat genangan air dan air sungai sudah meluap. “Untuk indeks tinggi ditandai dengan adanya tanah sudah jenuh air, curah hujan tinggi dan terlihat genangan air. Sedangkan indeks sedang ditandai dengan tanah mulai basah dan run off meningkat serta Indeks rendah ditandai dengan curah hujan rendah dan run off rendah, “ tambah Syahnan.

Selain itu, Syahnan juga memetakan potensi gelombang tinggi di Sumatera Utara di Bulan Oktober 2018. Dijelaskannya, untuk kegiatan pelayaran laut, tinggi gelombang maksimum kurang lebih 3.0 Meter, berpeluang terjadi di Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias. Untuk tinggi gelombang kurang lebih 2,5 Meter berpeluang terjadi di Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Banda Aceh dan Samudera Hindia Barat Aceh. Sementara tinggi gelombang kurang lebih 2.0 Meter, berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Nias-Sibolga.

“Kewaspadaan terhadap petir juga mempunyai potensi sedang sampai tinggi. Untuk wilayah Sumatera Utara, adalah Lereng Timur, Lereng Barat, Pantai Timur dan sebahagian Pantai Barat. Untuk potensi tingkat bahaya kebakaran hutan dan lahan di sumatera utara bulan oktober 2018 tidak ada karena sudah memasuki musim hujan, “ tandas Syahnan.

Banjir Rendam Madina Lagi
Tingginya curah hujan sejak Selasa (16/10) hingga Rabu (17/10) pagi, mengakibatkan sejumlah sungai di beberapa kecamatan meluap. Sejumlah kecamatan di Kabupaten Madina pun terendam banjir.

Beberapa kecamatan yang kembali dikepung banjir yakni Kecamatan Natal, Kecamatan Batahan, Kecamatan Sinunukan, dan Kecamatan Muara Batang Gadis. Ketinggian air bervariasi, bahkan hingga mencapai lebih dari 1 meter. “Rumah kami terendam banjir hingga ketinggian 1 meter lebih karena hujan deras dari kemarin sampai pagi ini,” kata salah seorang warga Kecamatan Natal, Rabu (17/10).

Kondisi ini membuat warga sangat terganggu. Sebab, banjir baru saja surut dan aktivitas warga kembali normal. Namun hari ini, warga kembali harus merasakan banjir. Warga juga tidak sempat mengevakuasi barang-barang di rumah karena tidak menyangka akan kembali dilanda banjir.

Selain merendam permukiman warga dan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial, di Kecamatan Natal, akses transportasi di jalur lintas barat Sumatera kembali terputus akibat banjir. Kendaraan tak bisa melintas karena tingginya genangan banjir.

Warga khawatir lantaran ketinggian air semakin tinggi menyusul hujan yang masih terus turun. Sementara penyaluran bantuan terhambat karena akses jalan yang terputus dan tertutup tanah longsor di beberapa titik.

Mobil dinas Kadis Sosial Madina, Taufik Lubis pun sempat diterjang longsor dan banjir bandang. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. “Kemarin pukul 17.00 WIB, mereka baru pulang dari lokasi bencana Ulu Pungkut. Antara Desa Patahajang dan Tolang itu, mobil tersangkut karena tanah longsor,” kata Kapolres Mandailing Natal, AKBP Irsan Sinuhaji kepada wartawan, Rabu (17/10).

Melihat mobil ditumpanginya tersangkut, Kepala Dinas dan tiga orang jurnalis dari stasiun televisi swasta itu keluar. Namun tidak lama mereka keluar mobil, tiba-tiba banjir bandang datang dan menyeret sang Kadis sosial.

“Alhamdulillah semua ditemukan dalam kondisi selamat. Saat ini mereka sudah di perjalanan menuju Panyabungan untuk dilaksanakan upah-upah (syukuran dan doa keselamatan),” kata Irsan.

Keluarga Taufik Lubis sempat khawatir karena ia sulit dihubungi usai diterjang banjir bandang. “Sempat sulit komunikasi sejak mereka dinyatakan kena musibah. Di lokasi itu jaringan susah dan komunikasi sempat terputus. Sekarang semuanya baik-baik saja,” tutup Irsan.

Lahan Sudah Tersedia

Di sisi lain, mantan Kepala Bappeda Sumut ini bilang, mengenai perkembangan relokasi untuk 22 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Madina sudah tersedia lahan untuk membangun rumah laik huni bagi warga yang terdampak banjir dan longsor. “Kesimpulan sementara kita waktu kunjungan pak gubernur kemarin, akan merelokasi semua warga yang selama ini tinggal di DAS (Daerah Aliran Sungai). Dan untuk sementara waktu sembari menunggu ketersediaan lahan, mereka ditempatkan di tenda pengungsian,” katanya.

Sesuai instruksi Gubsu, kata Riadil, Pemkab Madina diminta segera menyiapkan lahan sebagai pengganti pemukiman warga korban banjir bandang. Lahannya sendiri ujar dia sudah ada, seluas 1,5 hektar sampai 3 hektar. “Kemudian kita juga akan menyiapkan fasilitas umum seperti sekolah, jalan dan infrastruktur pendukung lainnya,” katanya.

Untuk lokasinya sendiri juga sudah ada, yakni sebagian di luar kawasan hutan atau lahan milik Pemkab Madina dan sebagian lagi akan bermohon ke menteri kehutanan untuk pembebasan kawasan hutan lindung negara. “Jadi nanti seperti di Siosar, Kabupaten Karo kita minta supaya bisa diberikan untuk lahan pemukiman warga. Apalagi inikan memang untuk kepentingan rakyat, yang jumlahnya sekitar 22 KK atau terdiri dari 325 jiwa,” katanya.

Setelah lahan tersedia dan sudah tidak ada kendala lainnya, maka pembangunan rumah laik huni bagi 22 KK tersebut akan mulai dikerjakan. “Teknisnya ini yang akan segera dibahas. Bagaimana memindahkan rumah, kapan waktu dipindahkan dan lainnya. Pengungsi tidak mungkin berlama-lama mengungsi makanya hal ini perlu disegerakan,” pungkasnya. (prn/ain)

Exit mobile version