Site icon SumutPos

Ribuan Umat Islam Medan Gelar Aksi Bela Palestina

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Ribuan umat muslim mendengarkan ceramah Syekh Nashif Nashir Ahmad Abdallah (dari Palestina) saat digelar Tabligh Akbar Peduli Palestina, di Medan, Minggu (17/12). Mereka menyerukan pembelaan untuk Palestina dan mengecam pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan ribu Umat Islam menyambut panggilan Masjidil Aqso di depan Masjid Raya Al-Mahsun Medan, Minggu (17/12) siang. Dipimpin Syech Nasif Nashir Ahmad Abdallah dari Palestina, puluhan ribu Umat Islam menyerukan kata “Labbaika ya Aqso” yang artinya “Aku menyambut seruanmu wahai Aqso”.

Syech Nasif Nashir Ahmad Abdallah mengatakan, Al-Aqso memiliki begitu banyak keberkahan untuk semua Umat Islam di dunia. “Masjidil Aqso bukan hanya milik Bangsa Palestina dan Bangsa Arab. Masjidil Aqso milik Umat Islam di seluruh dunia. Tidak ada seorang Nabi yang diutus Allah ke Bumi ini, melainkan pernah Salat di Masjidil Aqso. Masjidil Aqso adalah warisan Nabi Muhammad dari semua Nabi yang diutus ke muka bumi,” ujar Syech Nasif Nasir yang diterjemahkan Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Sumut, Sarwedi.

Lebih lanjut, dikatakannya, Al-Aqso akan menjadi pusat Khilafah Islam pada masa mendatang. Umat Islam akan masuk ke dalam Masjidil Aqso. Ditegaskannya jika Masjidil Aqso suci, diagungkan dan juga sangat dihormati. Oleh karena itu, tidak akan pernah tinggal di sana lama-lama seorang yang zalim. Diceritakannya, ada 14 peradaban yang pernah menjajah, merampas dan membunuh di Masjidil Aqso. Tapi, semua hengkang dan binasa, diantaranya Bangsa Babilonia, Persia, Yunani, Bezantium, Mongol dan Inggris.

“Telah ditentukan dalam Al-Quran, bahwa Bani Israel akan melakukan dua kali kerusakan di Palestina. Saat ini mereka merusak dan menjajah dan mereka juga akan hengkang dan binasa. Israel berdiri bukan untuk abadi dan kekal tapi berdiri untuk lenyap dan binasa,” ujar Sarwedi menerjamahkan perkataan Syech Nasif Nashir Ahmad Abdallah.

Terakhir, dikatakannya bahwa Al-Aqso menunggu seorang Imam dari Indonesia. Begitu juga dengan mujahid dan para dai, disebutnya ditunggu oleh Masjidil Aqso. Termasuk Mimbar Solahudin yang pernah dibuat di Indonesia, ditunggu untuk dibawa ke Masjidil Aqso. Sebelum menutup, Syech Nasif Nasir Ahmad Abdallah kembali mengajak seluruh Umat Islam yang hadir, mengikrarkan kata ‘Labbaika Ya Aqso’.

Sementara amatan Sumut Pos, acara tabligh akbar dimulai dengan salat zuhur berjamaah di Masjid Raya Al-Mahsun. Begitu memasuki halaman Mesjid Raya, terlihat Umat Islam yang hadir mendapat roti dan air mnineral kemasan secara gratis. Karena sangat ramai yang hadir, terlihat antrean panjang di tempat wudhu dan juga pintu masuk masjid.

Begitu juga saat pelaksanaan Salat Zuhur, terlihat setengah dari halaman Masjid Raya, dijadikan tempat Shalat dengan sorban, karton, plastik dan lainnya dijadikan Sajadah.Setelah selesai salat, semua bergerak ke Jalan Masjid Raya yang sudah ditutup. Namun sebelum ke depan pentas, sebahagian besar mendatangi tenda bertuliskan ‘Posko Makanan dan Minuman Gratis’. Selanjutnya, barulah merapat ke depan pentas, namun karena sangat ramai, Jalan Masjid Raya penuh, sisi arah Jalan Sisingamangaraja diisi muslimah, sisi Jalan Birgjen Katamso diisi muslim.

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos_
Massa memadati kawasan Masjid Raya Al Mashun saat digelar Tabligh Akbar Peduli Palestina, di Medan, Minggu (17/12). Mereka menyerukan pembelaan untuk Palestina dan mengecam pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Satu persatu pemuka agama dan tokoh masyarakat menyampaikan orasinya.Ustadz Sofyan Saha dalam orasinya mengatakan, Amerika Serikat dan Israel adalah teroris yang sebenarnya dan sumber pembawa krisis bagi banyak negara. “Hari ini semakin jelas bagi kita, siapa yang teroris. Amerika Serikat, Israel, dan Donald Trump lah teroris sebenarnya. Donald Trump dan Amerika sumber dari krisis, mereka membela Israel Yahudi,” katanya.

Oleh karena itu, tegas Ustadz Sofyan Saha, umat Islam di Indonesia harus bersatu dalam menentang perlakuan Amerika Serikat dan Israel terhadap Palestina. “Kita berdiri bersama Palestina, menentang Donald Trump, Amerika Serikat, dan Israel. Kalau kalian mati di jalan Allah, membela Masjidil Aqsa, rumah Allah, kota para nabi, dosa kita akan diampuni oleh Allah,” tegasnya.

Dia mengajak umat Islam untuk berdoa dan mendonasikan hartanya untuk perjuangan Palestina. ” Kita akan terbebas dari krisis. Donald Trump dan Amerika adalah sumber krisis. Mereka terus membela Yahudi Israel. Hari ini kita semua bertekad, pintu Jihad, pintu perjuangan telah terbuka lebar. Saya yakin, hari ini, kita bersumpah demi Allah bahwasanya nyawa kita, jasad kita, ruh kita, harta kita, siap untuk Palestina, siap untuk Rumah Allah dan siap untuk tanah para Nabi. Hari ini kita donasi. Saya menulis buku, Masjidil Aqso Memanggil. Harganya sebetulnya Rp10 ribu. Tapi hari ini harganya Rp1 juta. Siapa yang mau Rp1 juta dapat buku ini, untuk Palestina, ” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa hasil penjualan buku itu, akan dijadikan peluru untuk berjihad Fi Sabilillah, menghantam musuh-musuh Allah. Dikatakannya Yusuf Qordowi berkali-kali mengatakan, jika Yahudi menguasai Masjidil Aqso, mereka akan menghancurkan Masjidil Aqso, namun mereka tidak akan puas. Oleh karena itu, Yahudi akan masuk ke Madinah untuk menguasai Masjid Nabawi lalu membongkar makam Nabi Muhammad, namun mereka juga tidak akan puas.

Selain para ulama, tokoh muda Sumatera Utara Musa Rajekshah juga menyampaikan orasi. Dalam orasinya, Musa Rajekshah mengatakan, umat Islam di Indonesia, khususnya Sumatera Utara sangat penting untuk bersatu membela Palestina. Namun ia juga meminta umat Islam di Sumatera Utara untuk terus bersatu, tidak hanya sekedar pada saat membela Palestina.

“Kita sudah berdoa untuk saudara saudara kita yang tertindas, terancam di Palestina. Mudah-mudahan kita tidak hanya berkumpul di sini. Tali seterusnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan kita agar umat Islam tidak tertindas,” ujar Ijeck disambut teriakan “Allahu Akbar” dari massa aksi.

Musa Rajekshah juga mengingatkan, perjuangan umat Islam di Sumatera Utara, baik dalam membela Palestina masih sangat panjang. Oleh karena itu, Musa Rajekshah mengajak umat Islam untuk terus menyuarakan perlawanan dan mendesak para pimpinan seluruh negara agar menjaga hak asasi manusia di Palestina.

“Perjuangan kita masih panjang. Makan dan beribadah pun susah mereka di sana. Kita berdoa bersama, semoga kepala negara di seluruh dunia terbuka matanya. Hak asasi harus dipertahankan di Palestina. Mudah-mudahan doa kita semua sampai dan dikabulkan oleh Allah SWT. Dunia harus melihat ini isu kemanusiaan. Mudah-mudahan Israel mendapat laknat dari Allah SWT,” tegas Musa Rajekshah yang juga Ketua Yayasan Haji Anif itu.

Sementara itu, terlihat juga dilakukan penggalangan dana dalam kegiatan itu. Tampak sejumlah pria berkeliling sambil membentangkan bendera Palestina dan Bendera Indonesia berukuran besar. Tampak, puluhan ribu orang yang hadir, melemparkan uang ke dalam bendera itu. Mereka menggulung uangnya, lalu dilemparkan ke arah dalam bendera. Bila uang tidak sampai ke dalam bendera, terlihat orang di sekitar uang itu jatuh mengambilkan uang, lalu memaaukan ke dalam bentangan bendera. Berdasarkan pengumuman pihak panitia, hingga pukul 15.00 WIB, sudah terkumpul dana Rp115 juta. Namun, terdengar disebutkan diupayakan untuk dana yang tergalang mencapai Rp500 juta.

Sementara sejumlah personel Polrestabes Medan melakukan pengamanan maksimal. Jalanan SM Raja dan sepanjang dilakukan rekayasa lalulintas. Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto pun turut hadir di sana. Dia tampak mengatur arus lalulintas di sana.  “Kawasan jalan Mesjid Raya sepanjang  500 meter ditutup,” sebutnya.

Salha, salahseorang peserta aksi yang diwawancarai mengatakan tindakan klaim Amerika melalui presidennya Donald Trumpa sangat mengecewakan dan merusak perdamaian. Menurutnya, tak cuma umat muslim di Indonesia yang kecewa dan marah. “Sudah pasti seluruh umat muslim di dunia marah. Saya siap untuk ikut berjihad bila diperlukan,” ungkap ibu lima orang anak ini.

Dia menerangkan, dia dan umat Islam lainnya di Medan akam terus mendukung dan melakukan aksi mengecam sampai Donald Trump menghentikan aksi klaim sepihaknya. “Kami juga meminta agar pemerintah Indonesia ikut memutuskan hubungan dengan Amerika bila klaim atas Alquds sebagai ibukota Israel tak dicabut,” ujarnya.

Dalam aksi massa membawa poster berisi kecaman terhadap Donald Trump. Bahkan mereka memplesetkan nama Presiden AS itu dengan sebutan Donald Bebek, sebuah tokoh kartun asal Amerika. (ain/dvs/ril/adz)

Exit mobile version