Site icon SumutPos

Jelang Pilkada Serentak 2020, 30 Nama Diajukan jadi Calon Pj Kada

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 30 nama calon penjabat (Pj) kepala daerah, telah diajukan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, ke Kemendagri untuk dipilih memimpin 10 daerah yang ikut menggelar Pilkada Serentak 2020 di Sumut. Nama-nama yang diajukan bersumber dari jabatan pimpinan tinggi pratama (JPTP) Pemprov Sumut ke Kementerian Dalam Negeri.

RAPAT: Gubsu Edy Rahmayadi mengikuti rapat virtual yang dipimpin Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terkait penanganan Covid-19 dari Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Medan, Kamis (17/9) sore.

“Ya, sudah. Ada untuk sepuluh daerah. Masing-masing-masing daerah kita usulkan tiga nama. Jadi totalnya 30 nama yang kita usulkan ke Kemendagri baru-baru ini,” kata Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu, Basarin Yunus Tanjung, menjawab Sumut Pos, Jumat (18/9)n

Ia mengatakan, ada 23 kabupaten dan kota di Sumut yang ikut Pilkada Serentak 2020. Namun hanya ada sepuluh daerah yang akan diploting sebagai Pj dari sumber pejabat eselon II Pemprov Sumut.

Ditanya nama-nama ke-30 nama JPTP Pemprov Sumut yang diajukan, ia tidak mau menyebut. Termasuk para pejabat eselon II yang rangkap jabatan saat ini. “Untuk nama belum bisalah (disebut), karena belum dipilih Kemendagri. Jangan pula kita publish sebelum penetapan. Kurang etislah,” katanya.

Namun ia menekankan, para pejabat yang diusulkan memiliki sumberdaya kredibel dan tentunya memenuhi persyaratan.

Lantas adakah pertimbangan pejabat yang diusulkan merupakan putra daerah di wilayah yang akan ditempatkan sebagai Pj?

“Ya itu juga bagian dari pertimbangan. Tapi macam-macam, semua aspek kita pertimbangkan. Aspek pengalaman, prestasi, dan banyak lagilah. Termasuk minimal golongan minimal IVC (yang bisa diusulkan),” pungkasnya.

Anggota DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga mengingatkan, pengusulan nama para eselon II sebagai Pj tersebut harus melihat kredibilitas dan kualitas dari sumberdaya yang ada saat ini. “Sehingga kemampuan dalam menjalankan struktur organisasi benar-benar bisa berjalan baik,” katanya.

Menurut dia, tidak mesti penempatan si pejabat dengan melihat asal daerah atau kampung halamannya. “Tidak harus. NKRI saja,” kata politisi PKB seraya mengingatkan banyaknya JPTP Pemprov Sumut berstatus pelaksana tugas, agar segera diisi oleh Gubsu Edy Rahmayadi. “Saya kira masih banyak (eselon II) yang harus disempurnakan. Apalagi saat ini masih banyak yang Plt,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sekitar sepuluh Pj kepala daerah perlu disiapkan Gubernur Edy Rahmayadi dari pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumut. Sebab, 10 daerah itu kemungkinan besar akan diikuti calon petahana yang kembali bertarung di Pilkada serentak 2020.

Data yang diolah Sumut Pos dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, adapun calon petahana pada 10 daerah itu terdiri dari Kota Medan, Kota Tanjungbalai, Kota Gunungsitoli, Serdangbedagai, Asahan, Mandailing Natal, Samosir, Toba, Nias Selatan, dan Labuhanbatu.

Pada 10 daerah dimaksud pula, mayoritas kepala daerah ataupun wakil kepala daerahnya, kembali berkontestasi di pesta demokrasi lima tahunan. Ada yang tetap sebagai bupati/wali kota, ada pula yang dari posisi orang nomor dua ingin coba peruntungan sebagai orang nomor satu.

Sebut saja seperti di Pilkada Labuhanbatu, bupati petahana, Andi Suhaimi Dalimunthe, memilih berpasangan dengan Faizal Amri Siregar. Sementara wakilnya Abdul Roni Harahap maju sebagai calon bupati, berpasangan dengan Ahmad Jais Rambe. Juga di Pilkada Mandina, bupati petahana Dahlan Nasution memilih pasangan barunya, Aswin. Sementara wakilnya saat ini, Muhammad Jafar Sukhairi memilih berpasangan dengan Atika Azmi Utammi.

Lalu di Pilkada Sergai, bupati petahana, Soekirman pecah kongsi dengan wakilnya Darma Wijaya. Soekirman memilih berpasangan dengan Tengku Ryan Novandi (putra Tengku Erry Nuradi—mantan Gubernur Sumut). Sedangkan wakilnya saat ini, Darma Wijaya memilih berpasangan dengan Adlin Tambunan (anak Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan).

Begitupun di Pilkada Tanjungbalai, wali kota saat ini, M Syahrial memilih berpasangan dengan Waris. Ia pecah kongsi dengan wakilnya saat ini, M Ismail yang memilih berpasangan dengan Afrizal Zulkarnain.

Selanjutnya di Pilkada Asahan, bupati petahana H Surya (mantan Wakil Bupati Taufan Gama Simatupang –meninggal April 2019) memilih berpasangan dengan Zainal Abidin (Sekdakab Asahan). Di Pilkada Medan, calon petahana, Akhyar Nasution maju dengan menggandeng Salman Alfarisi –politisi PKS. Ia bercerai dengan pasangannya Dzulmi Eldin, yang ditahan KPK dalam kasus suap.

Kemudian Pilkada Nisel, bupati petahana, Hilarius Duha bercerai dengan wakilnya Sozanolo Ndruru, dan memilih maju dengan pasangan barunya Firman Giawa. Sedangkan Sozanolo Ndruru memilih tetap maju sebagai wakil bupati berpasangan dengan mantan bupati Nisel, Idealisman Dachi. Adapun petahana yang kembali berpasangan adalah Kabupaten Samosir (Rapidin Simbolon dan Juang Sinaga), Kabupaten Toba (Darwin Siagian dan Hulman Sitorus), dan Kota Gunung Sitoli (Lakhomizaro Zebua dan Sowa’a Laoli). (prn)

Exit mobile version