Site icon SumutPos

Bayi Traficking Derita Masalah Motorik dan Gizi

Bayi korban traficking yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.

MEDAN-Seorang bayi korban traficking yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan menderita masalah motorik dan gizi. Hal itu membuat bayi jenis kelamin perempuan tersebut tidak bisa melakukan banyak gerakan.

“Jangankan duduk, miring aja dia nggak bisa. Menegakkan kepalanya juga dia belum bisa. Motorik halus, motorik kasar dan bahasa dia tidak bisa. Kalau di tumbuh kembang, bisa juga dikatakan global developmental delay,” dr Terapul Tarigan, dokter yang menangani bayi tersebut, Kamis (19/1).

Kondisi ini membuat bayi itu terpaksa melakukan pisioterapy tiga kali seminggu. Itu dilakukan untuk merangsang motorik bayi itu. Begitu juga melatih lidah bayi tersebut untuk mengecap-mengecap, karena bayi itu belum mau bahkan dikatakan belum mampu makan dari mulut.

“Kita selalu berusaha membuat dia gembira. Makanya ada menggendong, ada yang mengajak bicara, ada yang bernyanyi,” sambung Terapul.

Bukan hanya itu, pendengaran bayi itu juga terganggu. Pihaknya pun sering melakukan sentuhan pada bayi itu. Untuk bicara, bayi itu bersuara, namun sangat halus. ”Kami terpaksa melatih semuanya,” sebutnya.

Meski begitu, berat badan bayi itu sudah mulai naik. Bahkan, jika bayi itu terlihat lebih tegar. Disebutnya saat ini, bayi itu sudah mulai mau tersenyum bahkan tertawa. Begitu juga kepala bayi itu, dikatakan Terapul jika bayi itu sudah mau mengangkat kepalanya.

“Belakangan saya lihat, kalau ada suara agak keras, dia sudah merespon, ” ucap Terapul menambahkan.

Kondisi itu juga membuat RSUD Pirngadi belum menyerahkan bayi itu kepada Dinas Sosial. Terapul mengungkapkan, pihaknya akan menyerahkan bayi itu setelah bisa mengunyah, bisa makan dari mulut dan tidak lagi mengenakan selang Ngt. ”Dengan kondisi sekarang, kita belum bisa memastikan kapan menyerahkannya ke Dinas Sosial,” sebutnya.

Terapul menambahkan, pihaknya mendapat informasi bahwa bayi itu sempat diadopsi. Namun pengadopsi mengembalikan bayi itu kepada pengasuh tempat bayi-bayi itu didapat. ”Mungkin saat diadopsi, tidak diketahui kalau bayi itu mempunyai kelainan. Tapi setelah diketahui tidak bisa apa-apa, akhirnya dikembalikan,” ungkapnya.

Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, Edwin Efendi menyebut kalau bayi itu, masih membutuhkan sosok ibu. Oleh karena itu, bayi tersebut harus diasuh secara khusus. Begitu juga dengan pemantauan, disebut Edwin juga harus khusus.

Dikatakan Edwin, hal itu semata-mata untuk pertumbuhan yang baik terhadap bayi itu. “Kita sedang melakukan pemulihan gizi pada bayi itu, ” ungkap Edwin singkat. (ain/dek)

Exit mobile version