Site icon SumutPos

Ciuman Massal PNS Bikin Heboh

Sejumlah PNS melakukan ciuman di depan publik di Halaman Kantor Bupati Nisel, Jalan Arah Sorake Km 5 Teluk Dalam, Nisel, pada Selasa (14/2).
Publik dihebohkan dengan aksi ciuman massal sejumlah PNS Kantor Lingkungan Hidup, Nias Selatan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) menyayangkan kejadian ini. Aksi ciuman masal itu dipertontonkan di muka umum untuk merayakan hari kasih sayang, 14 Februari lalu.
AKUN HUMAS NISEL (Nias Selatan)

SUMUTPOS.CO  – Publik dihebohkan dengan aksi ciuman massal sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di halaman Kantor Bupati Nias Selatan (Nisel) Jalan Arah Sorake Km 5, Teluk Dalam, Nisel. Aksi ciuman massal itu dipertontonkan di muka umum untuk merayakan hari kasih sayang, 14 Februari lalu. Kontan aksi tak senonoh itu mengundang kecaman dari berbagai kalangan, termasuk Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) yang menyayangkan kejadian ini.

Penasehat Persatuan Mahasiswa Nias (PMN) UPMI Sumatera Utara, Zaman Mendrofa menilai, aksi ciuman massa itu sangat tidak etis dan tidak patut dilakukan ASN. “Apalagi kejadiannya dilakukan di depan umum. Alasan, apakah mereka itu suami istri, tidak bisa dibenarkan,” kata Zaman kepada Sumut Pos, menyikapi peristiwa memalukan tersebut.

Menurutnya Valentine Days bukanlah budaya orang Nias dan Indonesia. Jadi, tidak relevan bagi Pemkab Nisel untuk merayakannya. “Kedua, adengan ciuman dilakukan di halaman kantor Bupati Nisel yang diawali dengan pemberian bunga oleh Bupati Nisel kepada istrinya, berarti kasus ini sepengetahuan atau bahkan perintah dari Bupati Nisel,” imbuhnya.

Ia menilai, peristiwa itu telah merusak citra ASN ebagaimana diamanatkan di UU ASN Nomor 5 tahun 2014. “Disaat Indonesia sedang bergulat dangan pemberantasan KKN, kok malah Pemkab Nisel membawa-bawa hubungan keluarga dalam ruang lingkup pekerjaan yang bisa menyuburkan KKN. Adengan ciuman yang dilakoni ASN Pemkab Nisel yang heboh di media sosial, sangat tidak patut dilakukan apalagi dilakukan di depan umum dan masih mengenakan seragam PNS,” paparnya.

Ia menambahkan, hal ini sangat tidak mencerminkan budaya Nisel yang sangat menjunjung tinggi norma kesusilaan dan norma adat. “Hal ini juga ditenggarai merendahkan martabat ASN. Alasan bahwa yang melakukan adengan ciuman itu adalah pasangan suami istri tidak dapat diterima, karena PNS tidak boleh membawa bawa hubungan kekeluargaan dalam lingkungan pekerjaan,” kata Zaman.

Atas kondisi ini, sebagai orang yang lahir dan besar di Nias, Zaman meminta DPRD Nisel memanggil Bupati Hiliarus Duha, guna meminta klarifikasi sekaitan peristiwa itu. “Kesimpulannya, menurut kami bahwa adengan ciuman yang dilakukan pasangan PNS Pemkab Nisel di depan umum dan masih mengenakan seragam ASN telah mempermalukan Kabupaten Nisel dan juga mempermalukan ASN secara umum.

Kalau Pemkab Nisel bertujuan agar keluarga-keluarga PNS di lingkungan Pemkab Nisel harmonis, maka masih banyak cara lain yang bisa dilakukan yang lebih bermanfaat. Dan kepada DPRD setempat agar dapat memanggil Bupati Nisel,” paparnya.

Senada, Tokoh Nias Turunan Gulo juga menyayangkan peristiwa memalukan tersebit. “Ya, itu sangat tidak lazim dilakukan orang Nias. Peristiwa itu sangat kita sesalkan. Karena tradisi keseharian Nias tidak mengenal budaya Valentine Days. Makanya kita juga kaget apalagi sampai disuguhi atraksi ciuman kayak gitu,” katanya, tadi malam.

Ia tidak tahu ada program atau kebijakan Bupati Nisel sekaitan peristiwa ini. “Saya juga nggak tahu apa yang terjadi. Mungkin saja mereka sekadar merayakan Valentine Days. Namun motifnya itu apa saya tidak tahu. Saya dengar dalam rangka mengembangkan kasih sayang sesama keluarga. Tetapi tidak mesti diekspresikan dengan adegan ciuman di hadapan publik. Di luar itu buat saya, Valentine Days itu tradisi barat yang sebenarnya tidak terlalu penting,” ungkapnya.

Ia menilai, ungkapan kasih sayang tidak mesti diaplikasikan dalam satu hari tertentu saja. Apalagi ini dilakukan pada saat jam kerja. “Lalu mereka seolah-olah menyamakan Valentine Days seperti upacara 17 Agustus. Apalagi tupoksi birokrasi tidak seperti itu. Padahal masih ada urusan lain seperti pelayanan publik. Itu sangat keliru dan memberi contoh buruk kalangan generasi muda,” imbuh Gulo.

Ia juga menyarankan, karena hal ini sudah menjadi perhatian nasional, perlu kiranya Menpan RB dan Mendagri menindaklanjuti dengan memberi teguran kepada Bupati Nisel. “Justru sebenarnya menurut saya, boleh juga dimonitor atau ditegur Menpan RB atau Mendagri. Karena aktivitas yang terjadi dari foto yang saya lihat, pada saat jam kerja. Biar atasan mereka tahu anggotanya ada yang seperti itu,” katanya.

Gulo menegaskan hal itu bukan tradisi orang Nias. Menurutnya orang Nias sangat menjunjung tinggi etika dalam kehidupan keseharian dan bermasyarakat. “Ini bukan bagian dari keseharian kami. Dan saya pikir ini baru. Jangankan adegan ciuman yang diekspresikan secara terbuka, merayakan Valentine Days saja tidak pernah terdengar di negeri kita. Apalagi ini pada saat jam-jam kerja. Tentu jadi contoh buruk buat generasi muda kedepan. Tokoh-tokoh adat juga perlu bertindak tegas,” pungkasnya.

Sementara Pengamat Hukum dan Pemerintahan dari UMSU, Rio Affandi Siregar menilai, apa yang dilakukan di lapangan Kantor Bupati Nias yang menjadi viral di media sosial merupakan sesuatu yang sangat tidak penting. Sebab selain tidak sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ASN, juga terkesan mengumbar sesuatu yang tidak semestinya. “Kita paham kalau ada yang merayakan hari valentine, sah-sah saja. Tetapi kan itu kantor Bupati, tempatnya ASN bekerja terutama melayani masyarakat,” ujar Rio, Minggu (19/2).

Menurutnya hal itu bisa saja dilakukan dengan tanpa mengenakan pakaian dinas atau atribut ASN. Apalagi dikatakannya, akan banyak dugaan bahwa yang berciuman tersebut bukan pasangan suami istri.

“Masalahnya akan banyak yang menduga itu dilakukan bukan kepada sesama pasangannya. Kalaupun pasangannya (suami istri), tidak pantas juga itu diumbar. Karena kan dilakukan di lapangan terbuka, banyak yang bisa lihat,” katanya.

Selain para ASN yang melakukan aksi tersebut, Rio menduga banyaknya aparatur yang sering menggunakan media sosial di saat jam kerja. Sehingga hal itu akan sangat mengganggu kinerja seorang abdi negara. Apalagi pengaruhnya tidak sedikit yang mengarah kepada hal negatif. “Perlu diketahui juga, itu kapan waktunya diupload. Kalau pada jam kerja, berarti tidak benar juga. Jadi menggunakan media sosial di jam kerja itu keliru juga,” sebutnya.

Untuk persoalan ini lanjutnya, Pemerintah pusat maupun Provinsi perlu membuat teguran keras. Kepada ASN juga harus diberi peringatan tegas untuk tidak menggunakan medsos pada jam kerja. “Harus ada teguran keras untuk ini, karena memalukan dan bisa merusak mental generasi. Walaupun tujuannya untuk perayaan, tetapi kita melihat itu tidak pantas, apalagi sampai diunggah dan dilihat jutaan orang,” katanya.

Menyikapi peristiwa ini, Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN-RB Herman Suryatman mengatakan, PNS atau ASN harus menjaga nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku. Diantaranya adalah menjaga, memelihara, dan menjunjung standar etika yang luhur. ’’Berciuman di muka umum, itu jelas bertentangan dengan nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Apapun kondisinya, apakah pasangan itu muhrim atau bukan, berciuman di muka umum tidak dibenarkan. Herman mengatakan, sebagai abdi masyarakat, PNS harus menunjukkan teladan kepada masyarakat.

Terkait dengan penjatuhan sanksi, Herman mengatakan, bukan kewenangan dari Kementerian PAN-RB. Dia menjelaskan, sanksi disiplin akibat ciuman massal di tempat umum adalah kewenagan pejabat pembina kepegawaian (PPK) setempat. Pada kasus ini menjadi kewenangan Bupati Nias Selatan yang sekarang dijabat Hilarius Duha.

Aksi ciuman massal ini membuat heboh dunia maya beberapa hari terakhir. Sejumlah masyarakat merespon negatif perilaku itu. Meskipun muncul penjelasan bahwa yang berciuman adalah pasangan suami dan istri resmi. Namun ciuman massal di muka umum, menurut sejumlah pihak, tidak sesuai dengan budaya Nias pada umumnya.

Sebelumnya kepada wartawan, Wakil Bupati Nias Selatan Sozanolo Ndruru mengatakan, dirinya tidak punya urusan dan itu tidak ada kaitannya dengan kepala daerah. “Apa urusan saya kalau mereka mau peluk-pelukan. Gak tau saya, kalau itu urusan mereka, kepala daerah kok disangkutpautkan,” ucap Sozanolo saat dikonfirmasi via telepon seluler, Sabtu (18/2).

Dia mengaku belum tahu foto yang diunggah tersebut. “Ngapain saya memberikan penjelasan kalau orang cium-ciuman di foto, tanya langsung sama orang yang mempostingnya, saya enggak tahu dan belum melihat dan saya juga belum mendengar siapa orangnya,” sebutnya.

Sementara itu, Plt Sekda Kabupaten Nias Selatan Ikhtiar Duha membenarkan ada perayaan Valentine’s Day di lingkungan pemerintah daerah. Namun, perayaan itu dilakukan dengan cara pembagian bingkisan bunga.  “Soal foto adegan ciuman ASN pada media sosial Facebook saya belum lihat, tapi memang benar ada acara perayaan Valentine’s Day setelah pelaksanan apel pagi di halaman kantor bupati,” katanya.

Menurutnya, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha sudah mendengar dan mengetahui soal postingan foto adegan vulgar ASN tersebut. “Pak Bupati sudah tahu dan beliau berpesan agar saya tidak merespons,” sebutnya.

Foto-foto ciuman massal ASN di depan umum saat merayakan Hari Valentine yang beredar di dunia maya bikin heboh dan menjadi viral. Foto itu pertama kali dibagikan oleh akun Humas Nisel (Niaselatan). Kemudian dibagikan oleh 168 akun dan dikomentari banyak orang, serta ada 400 akun yang menyukai foto-foto ciuman tersebut.

Di dalam akun facebook Humas Nisel, diterangkan pasangan suami istri (Pasutri) PNS terima bunga valentine day  dari bupati Nias Selatan Dr Hilarius Duha SH MH. Para PNS ini menerima bunga dari bupati seusai apel pagi di Halaman Kantor Bupati Nisel, Jalan Arah Sorake Km 5 Teluk Dalam, Nisel, pada Selasa (14/2).

Sebelum bupati membagikan bunga, bupati terlebih dahulu memberikan setangkai bunga kepada Ketua Tim Penggerak PKK Ny Yustina Hilarius Duha. Demikian juga Plt Sekda Kabupaten Nisel memberikan setangkai bunga valentine day kepada Ketua DWP Ny Martina Ikhtiar Duha.

Adapun bunga yang dibagikan Hilarius Duha adalah hasil kerajinan tangan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nias Selatan dan bahannya terbuat dari barang-barang bekas yang telah diolah menjadi bunga dan hasilnya lebih cantik. “Melalui Perayaan valentine day pada tahun ini semoga pasutri PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan semakin bahagia dan harmonis,” begitu ditulis ws_timliputanhumasprotokolnisel.

Salah satu akun Triteria W Saroemaha melalui Facebook menulis acara ciuman massal ini dilakukan di Kantor Lingkungan Hidup, Nias Selatan, 14 Februari 2017. “Acara kejutan dari kantor lingkungan hidup di hari Valentine day. Pak bupati dan nyonya membagi bunga buat ASN & PNS. Happy valentine day buat pak bupati dan nyonya ya happy valentine day buat abang Amsarno Sarumaha dan kaka Lisrica Hura,” tulis Triteria dalam akunnya sembari menautkan sejumlah foto PNS berciuman dengan mamakai pakaian dinas.

Namun, setelah ditelusuri, akun Triteria sudah menghapus postingannya. Meski begitu, postingan itu sudah kadung menyebar dan dibagikan oleh banyak netizen. Komentar pun berseliweran. Salah satunya Facebooker berakun Zack Laia. “Sungguh sangat memprihatinkan, Oknum PNS di lingkungan Pemda Nias selatan Merayakan Valentine dengan cara seperti pada gambar di bawah ini. Seharusnya yang perlu diangkat adalah Nilai-nilai luhur Budaya Nisel yang sangat baik, bukan malah budaya Eropa yang memalukan seperti ini. Salam MJS : Mencium Jangan Sembarangan. Acara Valentine ini dilaksanakan di halaman kantor bupati Nisel dan disaksikan oleh Bupati dan Istri, sekda dan beberapa pejabat teras Pemda Nisel,” begitu tulis Zack dalam statusnya.

Belum diketahui apakah pasangan dalan foto itu merupakan pasangan suami istri. Akan tetapi, ciuman di tempat umum tidak sepatantasnya dilakukan, apalagi oleh PNS yang harusnya memberi contoh.
Status Facebook Zack Lia yang disertai beberapa foto PNS Ciuman dan diunggah 18 Februari ini sudah dibagikan dan dikomentari ribuan facebooker. Kebanyakan heran dan tercengang. Kok bisa budaya ketimuran luntur di Nias Selatan. Akun Rita Permatasary mengecam aksi ciuman yang diumbar. “Gak ada lagi budaya timur, shame on you,” kecam dia, diamini Rafa Tuyog. “Salah kaprah. Termakan budaya barat,” tulisnya. Facebooker AyuTegar Zuaimah istighfar. “Astagfirellahhaladzim,” tulisnya, diamini Atita Bu’nya Nis. “Tak beretika.”
Netizen bernama Ranesa Palu menyatakan, yang dilakukan para PNS itu tidak patut dilihat dan tak dapat menjadi contoh. “Sungguh contoh yang gak baik buat anak-anak di bawa umur,” tulis dia, diamini Facebooker Susan N. Menurutnya, PNS sebagai pemimpin dalam menjalankan pemerintahan kok perilakunya aneh-aneh seperti ini. “Bukan masalah agama tapi kultur & budaya juga tak ada yang seperti ini. Mohon bapak pimpinan ajarilah kesopanan apa lagi kita seorang pegawai negeri. Malu… malu… memalukan.” Sementara akun Ragil Ardenta menimpali. “Ini salah satu peluang untuk selingkuh.”
Sementara, akun Saifulbahri meminta jangan disebarkan lagi postingan terkait. “Buat teman-teman FB kalau yang kayak gini alangkah baiknya nggak perlu diposting lagi,” saran dia.

Meski demikian, ada juga yang membela aksi ciuman itu. Netizen menganggap itu wajar dilakukan bagi suami istri. “Hanya kemesraan bersama valentine. Kalau ada yang kurang senang silakan jangan dilihat,” tulis Faogomano Harefa.

Di Twitter, akun @ap_dadang menyesalkan aksi itu. Dia berharap instansi terkait menindaknya. “Na’udzubillah.. Tolong ditindak. Cc.@Kemendagri_ RI @kempanrb @asmanabnur2016,” cuitnya, menautkan akun Kemendagri, KemenPAN RB dan Menteu Asman Abnur. Akun @sholehachmad36 bertanya sambil menyindir. “Apakah ini yang disebut Revolusi mental?” cuitnya, disambut @BanyHolil. “Astaghfirullah.. Memalukan! PNS Nias Selatan lakukan aksi ciuman massal di depan publik,” kicaunya. (wan/hta/jpg/bal/prn/adz)

 

Exit mobile version