Site icon SumutPos

Siswi SMP Ini Menggeber Klakson & Memaki-maki Petugas

Foto: Riadi/PM Petugas Satpol PP mendapat makian dari seorang anak pedagang yang masih berseragam SMP, saat menertibkan PKL di Jalan Gatot Subroto atau epan Plaza Medan Fair, Kamis (19/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Petugas Satpol PP mendapat makian dari seorang anak pedagang yang masih berseragam SMP, saat menertibkan PKL di Jalan Gatot Subroto atau epan Plaza Medan Fair, Kamis (19/3/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penggusuran lapak pedagang kaki lima (PKL) di depan Plaza Medan Fair, Jalan Gatot Subroto, Kec Medan Petisah, Kamis (19/3) sekira pukul 15.00 WIB, berakhir ricuh. Seorang anak perempuan berseragam sekolah putih biru nekat melajukan sepeda motornya dengan kencang ke tengah kerumunan aparat. Anak itu menggeber klakson dengan keras dan memaki-maki aparat.

Aksi siswi SMP yang belakangan diketahui anak seorang pedagang yang digusur itu, membuat suasana seketika gaduh. Sebagian warga yang melihat aksi itu langsung berlarian. Ada yang naik ke atas jembatan penyeberangan. Ada yang berusaha menyelamatkan diri ke pinggir jalan.

Sebagian warga yang nekat pun ada yang mencoba mengabadikan peristiwa tersebut dengan memoto dan memvideokan peristiwa itu.

Setelah menghentikan motornya, si gadis SMP nekat menghadapi petugas, menghujani kata-kata makian. Namun petugas Satpol PP wanita dengan sigap langsung mengamankan si gadis, yang terus melawan aksi penggusuran itu.

Suasana sore itu memang panas. Tim gabungan dari Pemko Medan, TNI AD dan Polisi merangsek dan menertibkan lapak-lapak pedagang di areal pertokoan depan Medan Fair Plaza itu. Sempat terjadi tarik menarik antara pedagang dan Sat Pol PP. Bahkan, ada satu pedagang yang jatuh pingsan setelah melakukan perlawanan saat barang dagangannya berhasil disita petugas Satpol PP.

Terlihat pedagang yang tidak bersedia ditertibkan berteriak histeris. Seorang pedagang berupaya menarik meja dan kursi miliknya yang sudah disita anggota Satpol PP ke dalam truk untuk diamankan ke kantor. “Nggak ada memang perasaan kalian!!! Penertiban ini tidak ada surat pemberitahuan kepada kami jadi jangan asal mengambil barang kami,” teriak, Moro seorang pedagang boneka.

Foto: Triadi Wibowo/SUMUT POS
Petugas Satpol PP mengamankan seorang anak pedagang yang masih berseragam SMP, saat menertibkan PKL di Jalan Gatot Subroto atau depan Plaza Medan Fair, Kamis (19/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Pedagang histeris daat Satpol PP melakukan penertiban PKL di Jalan Gatot Subroto depan Plaza Medan Fair, Kamis (19/3/2015).

Mendengar hal ini, Kepala Satpol PP Medan, M Sofyan memberikan waktu lima belas menit kepada pedagang untuk mengangkut barang dagangannya kembali. “Saya berikan waktu lima belas menit. Kalau masih ada juga barang dagangan yang berada di jalan ini maka akan kami tertibkan,” tegas Sofyan.

Beberapa pedagang terlihat berupaya mengemas barangnya kembali dan sebagian ada yang memasukkan barang dagangan juga tenda dagangannya ke kios-kios yang berada di Jalan Gatot Subroto.

Seorang pedagang boneka mengaku terinjak-injak Sat Pol PP saat menarik barang dagangan yang akan disita. “Sempat aku terinjak-injak, tapi tetap saja mereka mengambil barang daganganku,” pekik Indah Damanik emosi.

Wanita 45 tahun itu mengaku tidak mendapat pemberitahuan sebelumnya. “Gak ada otaknya mereka, nggak ada dikasih tahu dulu, main angkat saja,” ungkapnya kesal.

Indah mengeluh. Dia bingung akan bekerja apa untuk menghidupi keluarganya.

“Cuma ini mata pencarianku. Kalau barang daganganku disita, terus aku mau jualan apa lagi,” ucapnya sambil meneteskan airmata.

Seorang pemuda yang sedang menyusun tiang-tiang tenda ikut memicu emosi aparat Satpol PP. Baku hantam antara petugas Satpol PP dan pedagang pun terjadi di depan sebuah kios. Kepala Satpol PP pun berteriak meminta aparat kepolisian membantu. “Tolong kepolisian bantu ini,” ujar Sofyan.

Foto: Riadi/PM
Seorang pemuda mencoba melawan penertiban pedagang kakilima di Jalan Gatot Subroto. Ia pun diamankan aparat kepolisian, Kamis (19/3/2015).

Melihat hal itu, dengan sigap aparat kepolisian langsung menggelandang pemuda yang tak mengenakan baju dan bertato tersebut. Pemuda itu pun digari dan diamankan ke Polresta Medan.

Di sela-sela penertiban, Yeni (40) pedagang minuman mengaku sempat mendapat larangan berjualan dari tanggal 8 Maret sampai 15 Maret. “Karena sudah lewat tanggalnya ya kami berjualan lagi. Eh tak tahunya mereka langsung melakukan penggusuran,” kesalnya.

Padahal menurutnya, setiap bulan para pedagang menyetor uang kebersihan, lampu dan lainnya. ‘Bulanan’ itu diserahkan kepada seorang oknum penghubung.

“Rp 100 ribu kami bayar tiap bulan sama orang yang jadi penghubung,” ujar ibu 7 anak itu.

Sebagai bentuk protes, para pedagang berencana mengemis di TKP. “Kalau sepakat mereka (pedagang lain), mengemis kami semua di sini,” tukas Yeni. (mag-3/dik/smg/win/ala)

Exit mobile version