Site icon SumutPos

Tim Pemandu Haji Kloter 9 Pindah ke Kloter 2

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Gubernur Sumatera Utara, Ir. H. Tengku Erry Nuradi menyambut kepulangan jemaah haji kloter 2 di Asrama Haji embarkasi Medan, Jalan A.H Nasution Medan, Senin (19/9/2016).
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Gubernur Sumatera Utara, Ir. H. Tengku Erry Nuradi menyambut kepulangan jemaah haji kloter 2 di Asrama Haji embarkasi Medan, Jalan A.H Nasution Medan, Senin (19/9/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Alasan dipanggil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian untuk ceramah, seorang Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Sumut, Amhar Nasution memilih pulang lebih awal.

Amhar Nasution berangkat, Jumat (19/8) lalu berangkat bersama Jamaah Kloter 9 Embarkasi Medan. Tapi, seyogiayanya tiba di Asrama Haji pada (28/9) bersama kloter 9, tiba-tiba tampak di Asrama Haji Medan bersama Jamaah Haji Kloter 2 Debarkasi Medan, Senin (19/9) pagi.

“Saya dipanggil Kapolri untuk ceramah di Jakarta. Makanya saya langsung terbang ke Jakarta, besok (Hari ini, Red), ” ujarnya saat ditanyai Sumut Pos di gedung Madinatul Hujjaj Asrama Haji Medan.

Dia menjelaskan, alasannya pulang lebih awal, mengingat tugasnya sebagai TPHD, tidak membuat laporan. Tugasnya sebagai TPHD, hanya membantu Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)/ Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) untuk membimbing jamaah Calon Haji. Sementara untuk semua rukun wajib haji sudah selesai dilaksanakan. “Memang sebenarnya lebih berat tugas TPHD, karena langsung dengan Jemaah. Namun saat ini, tinggal yang sunah haji lagi,” kata Amhar mengakhiri.

Pengganti Sementara (Pgs) Kepala Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumut, Bahrum Saleh menjelaskan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), adalah Petugas Haji berdasarkan Surat Keputusan Gubernur. Untuk Sumatera Utara, ada 44 TPHD, kebutuhannya dihitung dari setiap 150 jamaah haji ada 1 orang TPHD. Selanjutnya, Ongkos Naik Haji (ONH) TPHD, ditanggung Pemerintah Daerah melalui Anggaran Perbelanjaan Daerah (APBD).

“Bisa saja 1 Kloter 5 TPHD. Untuk TPHD paling banyak ya Medan, karena jamaah Medan mencapai 2.000. Namun, TPHD itu kedudukannya sama dengan jamaah dan mendapat living cost. Berbeda dengan TPHI dan TPIHI yang dibiayai oleh APBN, ” ujarnya.

Saat ditanya tentang TPHD pindah Kloter untuk pulang lebih awal, Bahrum menyampaikan, kebijakan itu harus ada surat rekomendasi Provinsi. Alasan untuk rekomendasi itu, harus penting, contohnya sakit parah. Begitu pun, kalau untuk pindah Kloter di pemulangan, urusannya dengan dengan Petugas Haji di Tanah Suci. “Petugas di Sumut tidak berwenang mengatur kepulangan jamaah haji dari Tanah Suci,” sebutnya. “Jadi seharusnya yang mengatur dan menegur TPHD adalah Kepala Bidang Agama Provinsi, ” tegasnya.

Terpisah, Staf Humas Kanwil Kemenag Sumut, Imam Mukhair menyebut ada sebanyak 9 orang haji dari kloter 9 pindah ke kloter 2 debarkasi Medan. Dengan begitu, ada sebanyak 391 haji yang pulang bersama Kloter 2 debarkasi Medan. “Untuk alasan mutasi 9 orang haji Kloter 2 ke Kloter 9 itu, berbeda-beda. Misalnya haji atas nama Djurniati Tanjung, karena sakit parah, ” ucapnya singkat.

Disinggung soal jamaah Kloter 2 yang gagal pulang bersama Kloter 2, disebut Imam tidak ada. Dikatakan Imam jika untuk jamaah haji kloter 2, berkurang 2 orang wafat. Dia menyebutkan, ada dua orang haji yang wafat, Halima Leman Nasution asal Sei Sitorus, Labuhanbatu dan Taisma Abdul Malik asal Bilah Hulu, Labuhanbatu.

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Asrama Haji Medan, terlihat ada belasan Haji yang dibawa ke ruang pemeriksaan kesehatan di samping kiri luar, gedung Madinatul Hujjaj. Belasan Haji tersebut diperiksa karena ketika pemeriksaan di kamera, suhu badan belasan haji itu, melebih 37,6 derajat atau dinyatakan demam. Dari belasan Haji itu, terlihat 8 orang Haji, dibawa ke Klinik. Selanjutnya, dari 8 orang Haji itu, 2 orang dirujuk ke Rumah Sakit Haji Medan. Diketahui 2 orang Haji itu bernama Dahman dan Djurniati Tanjung.

” Untuk 2 orang Haji yang dirujuk itu, 1 sesak nafas dan 1 stroke. Sementara itu, untuk yang kita periksa karena demam, pemeriksaan ini untuk mendeteksi awal virus yang menjangkit para jamaah. Untuk positif atau tidak terjangkit virus merscov, hanya dari Jakarta yang bisa menjawab karena alatnya di sana,” kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Jefry H Sitorus.

Dia menambahkan, untuk mengantisipasi virus merscov, pihaknya memberlakukan masa inkubasi kepada seluruh jamaah haji. Bagi seluruh jamaah haji yang tiba di Tanah Air, masih dalam pengawasan selama 14 hari. Hal itu mengingat virus dapat dilihat selama 7 hari, namun untuk memastikan, ditambah 7 hari lagi. (ain/ril)

Exit mobile version