Site icon SumutPos

Sumut Rangking Pertama Pengguna Narkoba

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara mendapat ranking pertama sebagai daerah pengguna narkotika di Indonesia. Hal ini terkuak dalam acara Sosialisasi Bahaya Narkoba yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumut, di Medan, Sabtu (18/12).

Ilustrasi.

Kepala Badan Kesbangpol Sumut melalui Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi dan Budaya Organisasi Masyarakat, Zulham Siregar menyampaikan, persoalan banyaknya anak yang menjadi pengguna narkoba di Sumut sudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan Sumatera Utara mendapat teguran keras dari pemerintah pusat terkait pengguna narkoba saat ini.

Dari data ini, kata Zulham, membuat Pemerintah Sumatera Utara bergerak maju untuk memerangi narkoba ini. Hal ini juga dikaitkan dengan koordinasi antara Kesbangpol dan BNNP Sumut. Bukan itu saja, dari sosialisasi sebelumnya BNN menyebut ada 300 ribu anak-anak di Medan yang menjadi pengguna narkoba. “Berdasarkan data BNN Sumatera Utara, di Kota Medan, menurut perkiraan, 200-300 ribu anak-anak ini pengguna narkoba,” paparnya.

Jumlah pengguna narkoba di Sumut, diperkirakan mencapai 1,5 juta orang. Hal itulah yang menyebabkan Sumut menjadi peringkat pertama pengguna narkoba di Indonesia.

”Sumatera Utara saat ini adalah peringkat pertama prevelensi pengguna narkoba. Berdasarkan penelitian 1,5 juta masyarakat Sumatera Utara menggunakan narkoba,” katanya.

Ia meminta masyarakat saling melindungi anggota keluarganya agar tak menjadi penyalahguna narkoba. Zulham mengatakan, berkurangnya penyalahgunaan narkoba bakal membuat pengedar narkoba berkurang.”Dengan harapan terbangun satu sikap di masyarakat untuk tidak menggunakan narkoba,” jelasnya.

Sementara, anggota Komisi I DPRD Sumut Subandi yang turut hadir menjadi narasumber mengatakan, persoalan pengguna narkoba di Sumut sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Apalagi dari 14 juta penduduk Sumatera Utara, terdapat 1,7 juta pengguna narkoba.

Menurutnya, pemerintah sudah lama memberikan intruksi aksi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN), dengan menerbitkan Permendagri, Inpres No 2 tahun 2020. Sementara Provsu baru sekali lahir Perda No 1 tahun 2019.

“Yang terbaru lahir Pergub No 19 tahun 2021. Melalui DPRD sudah dilaksanakan sosialisai perda, melihat kondisi Sumut hari ini sangat meperihatinkan. Untuk itu, Provsu memberikan dukungan dana kepada BNNP Rp2 miliar. Selama ini belum pernah dan selama ini dananya sangat terbatas,” jelasnya.

Dengan melihat angka ini, Subandi berharap, agar semua pihak harus perduli dengan kondisi ini. Apalagi sudah ada peraturan daerah yang mengatur tentang keterkaitan sosialisasi narkoba ini.”Ke depan, Pemprov Sumut harus memiliki panti rehabilitasi bagi pengguna narkoba,” harapnya.

Sedangkan dr Nania Lubis dari Badan Narkotika Nasional Sumut mengatakan, bahwa peredaran narkoba masuk melalui jalur laut ke Sumut. Menurutnya, pengguna narkoba mulai dari usia 19-59 tahun ini, sangat luar biasa. Mulai dari tingkat pelajar, mahasiswa, orang tua, pekerja maupun pengangguran.

Dari data yang ada, pihak BNN bekerjasama dengan LIPI pada tahun 2019 mendeteksi kalau Sumut ranking satu pengguna narkoba dari 34 provinsi se-Indonesia. Hal yang sama untuk tahun 2021, Sumut juga menjadi pengguna narkoba peringkat satu.

Sedang untuk saat ini, isu penggunaan Narkoba Gorilla juga sudah merasuki anak anak pelajar dan mahasiswa. Melihat angka peredaran narkoba ini, maka BNN dan wakil rakyat dari Sumut sepakat mengharapkan agar Pemprov Sumut bisa membangun panti rehabilitasi bagi pengguna narkoba.

Narasumber lainnya, AKBP Hendri Rikson Sibarani, Kasubdit I Ditres Narkoba Polda Sumut juga mengungkapkan hal serupa. Ia menyebut kejahatan narkoba merupakan kejahatan trans nasional, yang sebanding dengan kejahatan terorisme dan korupsi. Bahkan sejak tahun 2020 hingga 2021, terjadi peningkatan kasus narkotika di Sumut secara signifikan.

“Pengungkapan 6 ribuan kasus dengan tersangka 7 ribuan lebih. Jumlah barang bukti jenis sabu tahun 2020, 500-600 kg. Selama tahun 2021 sampai November, sudah 1 ton lebih,” ungkapnya. (man/ila)

Exit mobile version