Site icon SumutPos

Garuda Siap Rugi Demi Danau Toba

Maskapai Garuda Indonesia akan memulai penerbangan perdana dari Jakarta ke Bandara Silangit, Rabu (23/3/2016).
Maskapai Garuda Indonesia akan memulai penerbangan perdana dari Jakarta ke Bandara Silangit, Rabu (23/3/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Pembukaan rute penerbangan oleh maskapai Garuda dari Jakarta ke Bandara Silangit diyakini bakal meningkatkan kunjungan wisata ke Danau Toba. Apalagi, jika maskapai lain juga ikut membuka rute penerbangan yang sama.

 

Anggota DPRD Sumut Fraksi Demokrat, Muhri Fauzi Hafiz menilai seharusnya bukan hanya maskapai Garuda yang membuka penerbangan dari Jakarta ke Bandara Silangit.

 

“Harusnya maskapai lain ikut serta, agar wisatawan punya pilihan dari sisi ekonomis sehingga tidak terganggu hanya karena persoalan tarif yang besar,“ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (20/3).

 

Untuk tahap awal, diakuinya tarif penerbangan masih disubsidi oleh pemerintah daerah (Pemda) yang ada disekitar Bandara Silangit.

 

“Kedepan juga harus dipikirkan untuk pengembangan bandara. Apalagi daerah-daerah lain khususnya wilayah Pantai Barat juga sangat membutuhkan bandara tersebut. Posisi bandara silangit sangat strategis untuk mendukung perkembangan didaerah pantai barat dan danau toba,“ imbuh pria berkacamata ini.

 

Dijelaskan Muhri, Danau Toba merupakan destinasi wisata nasional. Sehingga pengembangannya butuh infrastruktur yang baik. Selain itu, penduduk setempat dan pemerintah daerah juga harus siap menyambut kedatangan wisatawan lokal maupun manca negara.

 

“Upaya lain seperti  memberikan edukasi  pendidikan terkait dunia pariwisata kepada masyarakat sekitar juga perlu,“ tukasnya.

 

Bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), pengembangan wisata Danau Toba juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

 

“Retribusi karcis penyebrangan kapal feri milik Pemprovsu yang dikelola PT PPSU selaku BUMD juga akan mengalami peningkatan secara otomatis,“ bilangnya.

 

Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Sutrisno Pangaribuan juga mengapresiasi langkah maskapai Garuda membuka rute penerbangan Jakarta-Silangit meskipun dengan ketentuan tarif akan disubsidi oleh Pemkab yang ada di kawasan Danau Toba.

 

Namun, diakuinya hal tersebut bukan solusi tunggal atas upaya pemerintah meningkatkan kedatangan jumlah wisatawan lokal maupun manca negara ke Danau Toba.

 

“Kalau masih disubsidi (tarif), lebih baik hanya satu maskapai saja. Takutnya malah membebani APBD,“ katanya.

 

Sutrisno menyarankan solusi lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengembangkan wisata Danau Toba.

 

“Solusi jangka panjangnya adalah transportasi massal, ataupun kereta api yang murah,“ tuturnya.

 

Anggota dewan yang duduk di Komisi C itu mengatakan masyarakat di sekitar danau toba perlu dididik untuk menerima kedatangan wisatawan dari berbagai daerah, negara, suku, etnis, agama, budaya maupun kelas sosial.

 

“Yang paling pokok bebaskan danau toba dari keramba jaring apung, limbah hotel, limbah pemukiman masyarakat, limbah pertanian dan peternakan yang mencemari air Danau Toba,“ tegasnya.

 

Kata dia, pihak angkasa pura II sudah berjanji mengembangkan infrastruktur bandara Silangit khususnya mengenai penambahan panjang dan lebar landasan pacu. Oleh karena itu, ia mendorong agar pihak angkasa pura II segera merealisasikan janjinya tersebut.

 

Apabila badan usaha milik negara (BUMN) itu tidak sanggup lebih baik pengelolaan bandara silangit diserahkan kepada Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan.

 

“Jadi perlu secepatnya penegasan dari angkasa pura II, apakah sanggup atau tidak mengembangkan bandara silangit,“ cetus politisi muda yang dikenal vokal itu.

 

Ketika wisata danau toba berhasil dikembangkan, dia meyakini banyak ada banyak manfaat yang akan diterima masyarakat maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

 

Pertama, apabila masyarakat sejahtera dari danau toba maka APBD Sumut tidak akan berkurang lagi untuk penyaluran dana bantuan sosial (Bansos), bantuan keuangan provinsi (BKP), untuk masyarakat masyarakat maupun pemerintah daerah yang ada di sana.

 

Kedua, ekonomi riil masyarakat yang mengalami peningkatan juga akan mengurangi beban pemerintah. Ketiga, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Sumut juga akan dapat meningkatkan PAD dari sektor perizinan seperti izin trayek, izin investasi baik dalam maupun luar negeri.

 

Bukan hanya itu jumlah kendaraan juga diyakininya bakal mengalami peningkatan ketika tol tujuan danau toba berhasil dioperasionalkan.Selanjutnya, apabila jumlah hotel, restoran meningkat. Maka akan semakin banyak penggunaan air permukaan, dimana pajak air permukaan juga ditarik Pemprovsu.

 

“Pajak dan retribusi daerah juga akan naik. Pajak kendaraan bermotor juga salah satu pos PAD Pemprovsu. Ketika jumlah kendaraan roda empat meningkat maka penggunaan bahan bakar juga akan bertambah. Pajak tersebut juga ditarik Pemprovsu,“ tuturnya.

 

Pendapat berbeda dilontarkan Anggota Komisi D DPRD Sumut, Juliski Simorangkir. Menurutnya, pembukaan rute penerbangan Jakarta-bandara Silangit belum efektif karena infrastruktur jalan menuju Danau Toba belum juga disiapkan.

 

“Setelah wisatawan sampai ke Silangit mau kemana, ke Samosir mau naik apa,“ tanya dia.

 

Juliski meyakini dibukanya penerbangan Garuda hanya untuk menampung orang yang mudik bukan berwisata. “Penerbangan itu juga masih disubsidi sebesar 40 persen dari Pemkab Humbahas, Taput dan Tobasa, jadi kurang efektif,“ urainya.

 

Kedepan, penerbangan Jakarta-Silangit bakal efektif menunjang pariwisata kalau infrastruktur dan tujuan wisata sudah dibenahi.

 

“Pembenahan infrastruktur itu bisa fasilitas umum, alat transportasi darat menuju danau toba dan juga hotel. Kalau tidak maka kejadian yang lalu bakal terulang kembali,“ akunya.

 

Juliski juga memprediksi pembukaan rute penerbangan dari Jakarta-Silangit tidak akan berjalan lama. “Sudah pernah maskapai wings air rutin ke silangit tapi tidak ada penumpang akhirnya tutup sendiri. Berapa lama Pemkab mampu mensubsidi 40 persen, pemerintah harus kerja keras menyiapkan infrastruktur pariwisata danau toba,“ paparnya.

 

Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menyebutkan, operasional rute Jakarta-Silangit sangat strategis dan mendukung pengembangan kawasan Danau Toba.

 

“Ini sebuah kemajuan. Tidak hanya mendatangkan wisatawan ke Danau Toba, tapi juga memberi peluang perkembangan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” ujar Erry seusai bertemu dengan Vice President Domestic Region I Sumatra Garuda Indonesia Syamsuddin JS, Jumat (18/3).

 

Lebih lanjut, Erry meminta Garuda Indonesia juga bisa menjadikan Bandara Internasional Kualanamu sebagai hub penerbangan dari dan ke Eropa. Syamsuddin menjelaskan, untuk tahap awal, penerbangan Jakarta-Silangit akan dilakukan tiga kali dalam sepekan yakni Jumat, Minggu dan Selasa.

 

“Rute ini pengembangan dari yang sudah ada yakni Jakarta-Pinang Sori yang terbang setiap hari. Pada setiap 3 hari dalam 1 minggu, rute penerbangan akan menjadi Jakarta-Silangit-Pinang Sori. Kalau responnya baik, akan kami tingkatkan frekuensinya,” kata Syamsuddin.

 

Berdasarkan data BPS Sumut, pada Januari 2016, jumlah kunjungan wisman ke Sumut hanya mencapai 13.103 kunjungan atau merosot 40,51% dari Desember 2015 dan turun 34,82% dari Januari 2015 20.103 kunjungan.

 

Penurunan jumlah wisman, terutama terjadi di pintu masuk Bandara Kualanamu 47,41%, sementara dua pintu masuk lainnya yakni Pelabuhan Belawan dan Tanjung Balai justru meningkat. (dik/val)

Exit mobile version