Site icon SumutPos

Brutal, Personel Sabhara Keroyok Sipil hingga Pingsan

Foto: Fadli/PM
Rudi, korban dipukuli personel Sabhara di mobil di kantor Sabhara, saat dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang warga sipil jadi korban kebrutalan oknum Polisi. Selain dijemput paksa dari rumah, pria ini dipukuli di mobil dan di markas Sabhara Polrestabes Medan hingga pingsan.

Ibu korban, Amoy (68), saat ditemui di rumahnya Jalan Kapten Jumhana, Gang Tentram, Kelurahan Sukaramai II, Medan Area, pada Minggu (19/3) sore mengatakan korban bernama Rudi (35).

Putranya itu tinggal di Pasar VII, Dusun VIII, Bandar Khalifah, Percut Sei Tuan. Dan penangkapan layaknya penculikan tersebut berlangsung pada Kamis (16/03) malam sekira pukul 23.00 wib.

Malam itu, korban yang terbangun dari tidur hendak menutup pintu pagar rumahnya. Tiba-tiba belasan orang yang turun dari mobil avanza dan 2 sepeda motor, menghampirinya. “Itu dia orangnya,” teriak seorang pelaku.

Seketika itu juga sejumlah pelaku yang diduga oknum polisi langsung menangkap dan menyeret Rudi sambil memukulinya. Selanjutnya, Rudi dimasukkan ke mobil Avanza dan dibawa keliling. Sepeda motornya juga dibawa.

“Kata anakku, dia juga dipukuli di dalam mobil. Mobil baru berhenti setelah tiba di markas Satuan Sabhara Polrestabes Medan di Jalan Putri Hijau. Di situ, putraku dipukuli lagi sampai sekujur tubuhnya memar dan kepalanya berdarah hingga tak sadarkan diri,” kata Amoy.

Mendapat kabar putranya dijemput dan dianiaya oknum Sabhara, dia segera bergegas ke kantor Sat Shabara. Di sana, dirinya menanyakan alasan penangkapan serta kondisi putranya.

“Mulanya mereka tidak mau menjumpai aku dengan anakku. Tapi karena aku terus protes, orang itu (Polisi) akhirnya melepaskan anakku,” terang Amoy.

Malam itu juga dalam kondisi setengah sadar, Rudi dilarikan ke Rumah Sakit (Rumkit) yang berada di samping Mako Sat Shabara Polrestabes Medan.

“Saya dan anakku tidak punya masalah hukum dan juga merasa tidak punya musuh. Makanya sampai sekarang saya belum mendapatkan penjelasan kenapa anakku ditangkap dan dipukuli, layaknya penjahat,” kesahnya.

Atas dasar itu pula, Amoy memutuskan membuat pengaduan ke Polrestabes Medan. Laporannya tertuang dalam Surat Tanda Terima Laporan Polisi Nomor STTPL/591/K/III/2017/SPKT/Restabes Medan, pada Sabtu (18/03) yang diterima Kanit SPKT C Iptu A Simbolon.

Terpisah, Kasat Shabara Polrestabes Medan, AKBP M Fadris mengaku belum mendapat laporan kalau ada anggotanya melakukan penganiaya. ”Saya belum dapat laporan, ada anggota melakukan penganiayaan,” katanya.

Ketika disinggung perihal adanya anggota Sat Shabara Polrestabes berinisial Bripda SRB dilaporkan ke Polrestabes Medan, terkait kasus penganiayaan tersebut, Fadris pun menjawab ‘Kalau memang ada yang  dilaporkan. Berarti betul. Nanti saya cek lagi,’. (fad/ras)

Exit mobile version