Site icon SumutPos

Akhirnya, Medan Keluar dari Level 4, PPKM Kembali Diperpanjang Hingga 4 Oktober 2021

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah kembali memperpanjang penerapan PPKM di luar Pulau Jawa dan Bali mulai hari ini, 21 September sampai 4 Oktober 2021. Berdasarkan evaluasi asesmen PPKM dalam 2 minggu terakhir, kata Airlangga Hartarto, kasus covid di luar Pulau Jawa-Bali semakin terkendali.

PENYEKATAN: Sejumlah Polisi lalu Lintas(Polantas) berjaga di lokasi penyekatan saat PPKM di Jalan Brigjend Katamso, persimpanagan Jalan Juanda Medan, Senin (3/8) lalu. Saat ini lima titik di perbatasan Kota Medan masih diberlakukan penyekatan .

Itu antara lain ditunjukkan dengan recoverate kasus di Sumatera 93,52 persen, fatality rate 3,49 persen, kasus aktif dari 9-19 September 2021, turun 80,52 persen. Tingkat infeksius Covid di Sumatera 0,99 persen. Sedangkan kesembuhan di luar Jawa-Bali 94,17 persen, atau di bawah nasional 95 persen, dan rata-rata kematian luar Jawa-Bali 3,07 persen, sementara nasional 3,35 persen.

Adapun asesmen PPKM Level 4 dari 48 kabupaten/kota, turun menjadi 10 kabupaten/kota. Kemudian asesmen level 3 dari 218 turun menjadi 112 kabupaten/kota dan level asesmen 2 dari 118 menjadi 249, dan level asesmen 1 menjadi 18. “Namun dari 23 kabupaten/kota yang menerapkan level 4 selama 2 minggu ada penurunan di 15 kabupaten/kota dari level 4 ke level 3, dan 7 kabupaten/kota dari level 3 ke level 1,” ujar Airlangga pada konferensi pers yang dipimpin Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan itu.

Namun, karena pertimbangan anglomerasi, jumlah penduduk dan tingkat vaksinasi Covid-19 di bawah 50 persen, kata Airlangga, maka PPKM Level 4 diberlakukan untuk 10 kabupaten/kota. Dari 10 kabupaten/kota, tak disebutkan Kota Medan, Kota Sibolga, maupun Kabupaten Mandailing Natal di dalamnya. Sebelumnya pada periode 7-20 September, ketiga daerah itu berstatus level 4.

Dan tak satupun kabupaten/kota di Sumut masuk dalam PPKM Level 4 pada perpanjangan PPKM 21 September – 4 Oktober 2021 itu. Namun tak disebutkan Medan dan kabupaten/kota lainnya apakah di level 3, 2 ataupun level 1. Selengkapnya akan ditetapkan menteri dalam negeri dalam instruksi terbaru.

Selengkapnya, PPKM Level 4 di luar Jawa-Bali adalah Aceh (Aceh Tamiang dan Pidie), Bangka Belitung (Bangka), Sumatera Barat (Padang), Kalimantan Selatan (Banjar Baru dan Banjar Masin), Kalimantan Timur (Balikpapan dan Kutai Kartanegara), dan Kalimantan Utara (Tarakan dan Pulungan). Kemudian PPKM level 3 ada di 105 kabupaten/kota, PPKM Level 2 ada di 250 kabupaten/kota, dan PPKM Level 1 di 21 kabupaten/kota.

Sebelumnya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, optimis status level PPKM Kota Medan turun dari level 4. Bahkan, Gubsu berharap semua daerah di Sumatera Utara mengalami penurunan level dalam skema kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari pemerintah pusat.

“Doakan saja kita masuk level 1 (daerah) semuanya. Mudah-mudahan (Medan juga bisa turun level). Kalian kan bisa rasakan,” kata Edy menjawab wartawan menyikapi evaluasi pemerintah pusat terkait penerapan level PPKM luar Jawa-Bali dalam dua pekan mendatang, Senin (20/9).

Menurutnya, penurunan level PPKM tersebut semisal Kota Medan, dapat dilihat dari salah satu indikator yakni bad occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur pada rumah sakit rujukan Covid-19. “BOR kita sudah turun menjadi 16 persen. Artinya rumah sakit sudah (banyak) yang kosong itu,” katanya.

Apapun hasil evaluasi soal penerapan PPKM nantinya, Gubsu meminta supaya masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk upaya menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok, melalui vaksinasi yang terus digenjot oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota.

Edy menyebut, persentase vaksin di Sumut baru 27 persen atau sekitar 2,2 juta untuk dosis pertama. Ia meminta seluruh pemda untuk menggenjot program vaksinasi kepada masyarakat, sebagaimana instruksi Presiden Jokowi saat berkunjung ke Sumut baru-baru ini. “Presiden bilang disuntik semua masyarakat selagi stok ada. Jangan tunggu-tunggu kiriman dulu,” pungkasnya.

Sekretaris Dinas Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah mengungkapkan, berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan RI pada 18 September 2021, tidak ada lagi daerah di Sumut yang masuk kategori Level 4. Artinya, baik Kota Medan, Kota Sibolga, dan Kota Pematangsiantar yang sebelumnya berada di Level 4, kini telah turun ke Level 3.

Sebagaimana hasil asesmen terkait hal itu, hanya Kabupaten Deliserdang yang berada di Level 1. Selanjutnya daerah Level 2 terdiri dari; Toba, Mandailing Natal, Tapanuli Utara, Labuhanbatu Selatan, Tapanuli Tengah, Labuhanbatu, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Simalungun, Kota Padangsidimpuan, Samosir, Kota Gunung Sitoli, Pakpak Bharat, Karo, Nias Utara, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, Dairi, Nias Barat, Asahan, dan Nias.

Sedangkan daerah yang berada di Level 3 terdiri dari; Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, Padang Lawas, Kota Medan, Langkat, Kota Binjai, Labuhanbatu Utara, Batubara, dan Kota Tebingtinggi.

Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku optimisme Kota Medan akan keluar dari status PPKM Level 4. Pasalnya, Pemko Medan mengklaim jika tren kasus Covid-19 di Kota Medan terus menurun atau melandai. “InsyaAllah, mudah-mudahan bisa turun. Namun kami tetap menunggu Inmendagri yang juga akan diteruskan oleh Gubsu. Prinsipnya kami menunggu, mudah-mudahan turun (level),” ucap Bobby Nasution, Senin (20/9).

Dikatakan Bobby, Pemko Medan juga telah melakukan perbaikan pendataan kasus Covid-19 di Kota Medan. Berdasarkan hasil pendataan yang telah diperbaiki itu, Pemko Medan optimis, status PPKM Kota Medan memang akan turun dari Level 4 ke Level 3. “Pendataan telah diperbaiki. Kalau dilihat dari kategori-kategori lain, mudah-mudahan bisa turun ke Level 3, tapi kita tunggu saja dari Mendagri penetapannya,” ujarnya.

Terkait tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pasien Covid-19 pada sejumlah Rumah Sakit di Kota Medan, Bobby mengatakan, jumlahnya sudah turun jauh, yakni sudah di bawah 30 persen. Padahal sebelumnya, tingkat BOR di Kota Medan pernah mencapai 70 persen.

“ICU yang memang masih mendekati 30 persen, untuk rawat inap bahkan di bawah 25 persen. Sedangkan untuk kesembuhan, itu terus meningkat. Fatality rate kita terus menurun, sudah di bawah 2 persen. Tingkat kesembuhan sudah 98 persen lebih,” ungkapnya.

Tak cuma itu, Bobby juga menerangkan jika tingkat keterisian tempat isolasi terpusat di Kota Medan terus menurun. Hal ini, berbanding lurus dengan menurunnya angka konfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan. “Mudah-mudahan ini bisa kita jaga terus, kita stabilkan terus. Jangan euforia. Ini terus kita ingatkan kepada teman-teman di Pemko dan masyarakat. Jangan sudah turun, lantas tidak lagi menjaga prokes. Prokes harus tetap kita jaga,” terangnya.

Dijelaskan Bobby, Pemko Medan juga terus menggalakkan vaksinasi Covid-19, baik secara massal maupun di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kota Medan. “Vaksinasi juga terus kita galakkan, vaksinasi di puskesmas-puskesmas masih berjalan sampai saat ini. Jadi mari sama-sama kita pertahankan posisi tren kasus dan capaian vaksinasi di Medan,” tutupnya.

Sementara itu, ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman, juga mengaku, Pemko Medan masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat mengenai status PPKM Kota Medan, apakah sudah bisa turun menjadi Level 3 atau masih memperpanjang PPKM Level 4.

Hal ini dipertegas Aulia, guna memperkuat pernyataan Wali Kota Medan Bobby Nasution, saat ditemui sejumlah wartawan di rumah dinas Gubernur Sumut, Senin (20/9) siang. “Informasi dari data yang diterima Pak Wali, kita ini sebenarnya sudah Level 3, Medan sudah Level 3. Penurunan derastis. Apakah diperpanjang PPKM ini, hari ini diputuskan Kementerian Dalam Negeri. Apakah besok kita masih Level 4 atau 3,” jawab Aulia, Senin (20/9).

Dijelaskan Aulia, kemarin, Pemko Medan telah memberikan data kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, bahwa status PPKM Kota Medan sudah bisa dinyatakan turun ke Level 3.

“Alhamdulillah, di Kota Medan sendiri penurunan (kasus Covid) nya cukup signifikan. Saat ini vaksinasi juga terus kita kejar, karena pak Wali mengejar target herd immunity dengan gencar melakukan vaksinasi di puskesmas-puskesmas,” tandasnya.

Vaksinasi Capai 49 Persen

Sementara itu, saat ditanya terkait tingkat vaksinasi Covid-19 di Kota Medan, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman menjelaskan, Pemko Medan telah berhasil melakukan vaksinasi kepada 49 persen lebih dari total target 1,9 juta masyarakat Kota Medan yang dimasukkan dalam kategori penerima vaksin.

Rinciannya, sekitar 20 persen lebih baru menerima vaksin pertama, dan 29 persen lebih sebagai penerima vaksin lengkap (vaksin 1 dan 2). “Itu update beberapa waktu yang lalu ya, untuk update sekarang ini kita belum dapat lagi. Sore ini pasti dapat kita datanya,” kata Aulia.

Dikatakan Aulia, dengan capaian itu di bulan September ini, sebenarnya Kota Medan telah melampaui target vaksinasi yang diberikan Pemerintah Pusat. Akan tetapi, Pemko Medan tak mau berpuas diri dan ingin terus mengejar herd immunity Covid-19 di Kota Medan.

“Jadi cakupan program vaksinasi I dan II sudah di angka 49 persen, itu sebenarnya sudah melebihi dari target yang ingin dicapai (di September), cuma kan pak Wali ini ingin mengejar herd immunity di Kota Medan. Jadi dia terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk droping vaksin dan memang kita pengen, segeralah droping vaksin ini cepat datang ke Medan,” sebutnya.

Dilanjutkan Aulia, berdasarkan hasil pertemuan dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, stok vaksin yang tersedia di Kota Medan sebanyak 68.000 vial. Meskipun jumlah tersebut dianggap masih dalam tahap aman, namun Pemko Medan tetap memiliki sedikit kendala untuk melakukan vaksinasi secara cepat, yakni karena terbentur dengan keterbatasan jumlah tenaga kesehatan.

“Setiap harinya kan itu terus berjalan program vaksinasi di puskesmas dan kecamatan, jadi memang kita pertama terkendala dengan jumlah nakes yang terbatas, karena itu kita akan memperbanyak jumlah nakes dengan melibatkan nakes-nakes dari rumah sakit swasta untuk membantu proses vaksinasi ini. Selama ini kita memberdayakan nakes-nakes yang bekerja pada faskes-faskes dibawah Pemko Medan,” pungkasnya. (prn/dtc/map)

Exit mobile version