Site icon SumutPos

Dokumen Guru WNA di Prime One Diperiksa

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Beberapa petugas dari Imigrasi dan Disnaker Kota Medan menginspeksi Yayasan Prime One School di Jalan Jenderal AH Nasution Medan, Kamis (20/10). Sidak tersebut untuk memeriksa kelengkapan dokumen guru-guru asing yang mengajar di sekolah tersebut.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Beberapa petugas dari Imigrasi dan Disnaker Kota Medan menginspeksi Yayasan Prime One School di Jalan Jenderal AH Nasution Medan, Kamis (20/10). Sidak tersebut untuk memeriksa kelengkapan dokumen guru-guru asing yang mengajar di sekolah tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekolah Prime One School di Jalan AH Nasution, Medan mendadak didatangi tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan. Kedatangan mereka untuk melakukan pengecekan terhadap dokumen keimigrasian para guru berstatus sebagai Warga Negara Asing (WNA) di sekolah tersebut, Kamis (20/10).

Ketua Tim I, Pradana yang didampingi tim lainnya dari kantor Imigrasi dan Disnaker Kota Medan menyatakan, dari pemeriksaan yang dilakukan, tim menemui 15 orang asing yang berada di sekolah tersebut. Ke 15 WNA itu merupakan guru yang mengajar berbagai mata pelajaran.”Tim dibagi dua. Tim pertama di TK dan SD. Di sini ada 7 WNA yang kita tanyai dan periksa kelengkapan dokumennya. Sementara tim kedua di SMP dan SMA Prime One Schoolnya. Di sana ada 8 guru yang berstatus WNA,” ungkapnya.

Pada pemeriksaan tim pertama, petugas mendapat sedikit kendala. Pasalnya pihak sekolah lamban merespon kedatangan. Bahkan, saat meminta dokumen kelengkapan WNA, pihak sekolah lama memberikannya dengan alasan petugas HRD sedang dirawat di rumah sakit.

“Kedatangan kita ingin melihat paspor mereka, kemudian kartu Izin Tinggal Terbatas (ITAS) nya dan izin menjadi tenaga kerjanya. Dari pemeriksaan semuanya lengkap,” kata Pradana.

Dari ke-15 WNA yang diamankan itu, mayoritas dari mereka berkewargenegaraan Philifina. Ada juga yang berkewarganegaraan Tiongkok, USA dan India. “Ada juga dari mereka yang paspornya masih diurus di kantor Imigrasi. Ini kita lakukan agar keberadaan WNA ini jelas. Banyak yang awalnya hanya izin visa kunjungan tapi ternyata dipakai untuk kerja. Kita tidak ingin seperti itu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Prime One School, Lini yang menerima tim menyatakan, lama kelengkapan dokumen WNA ditunjukkan ke petugas mengingat bagian personalia yang mengurusi dokumen tersebut sedang sakit. “Dia semua yang urus. Jadi lama kita cari. Kalau ada dia mungkin cepat kita berikan,” katanya.

Sebelumnya, pihak Prime One School menghalangi beberapa jurnalis meliput razia tersebut. “Mohon maaf kami ada prosedurnya untuk media. Kalau tidak ada surat tugasnya tidak boleh masuk,” kata Lini, kepada wartawan.

Berdasarkan pantauan Sumut Pos, tidak semua tim gabungan pengawasan orang asing yang dipimpin Pradana diperbolehkan masuk ke dalam ruangan. “Kami hanya izinkan dua orang saja yang boleh masuk mengecek dokumen ke Imigrasian para guru,” ujarnya.

Sebelumnya, hampir satu jam tim gabungan pengawasan orang asing menunggu untuk melakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan perbincangan baru tim Pora diberikan izin oleh pihak sekolah untuk masuk ke dalam sekolah elit itu.(gus/ila)

Exit mobile version