Site icon SumutPos

Berkunjung ke Graha Pena Medan, Kapolda Sumut: Zero Tolerance bagi Pelaku Narkoba

DIABADIKAN: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin foto bersama GM Sumut Pos Pandapotan MT Siallagan, GM Posmetro Medan Maranatha Tobing, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita, Pimred Posmetro Medan Sahala Simatupang serta kru Sumut Pos dan Posmetro Medan, di Gedung Graha Pena Medan, Selasa (21/1). 
triadi wibowo/sumut pos
DIABADIKAN: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin foto bersama GM Sumut Pos Pandapotan MT Siallagan, GM Posmetro Medan Maranatha Tobing, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita, Pimred Posmetro Medan Sahala Simatupang serta kru Sumut Pos dan Posmetro Medan, di Gedung Graha Pena Medan, Selasa (21/1).
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tampil tegas tapi diselingi canda tawa, Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, menegaskan komitmennya memberantas lima isu kejahatan di Sumatera Utara (Sumut), khususnya untuk peredaran narkoba dan kejahatan jalanan.

“Zero tolerance bagi pelaku narkoba. Karena kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar. Bisa lost a generation. Kita harus menyelamatkan generasi muda. Jadi siapapun pelaku, termasuk anggota saya, akan saya tindak. Contoh Kapolsek Payung, akan saya pidanakan dia,” kata Kapolda tegas, dalam diskusi ringan dan santai dengan kru Sumut Pos dan Posmetro Medan, di Gedung Graha Pena Medan, Selasa (21/1).

Menurut putra asli Sumut kelahiran Pangaribuan, Tapanuli Utara ini, kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin Polda Sumut, akan dimanfaatkan untuk memberikan yang terbaik. “Kapabilitas saya tidak usah diragukan. Di akhir dinas saya ini, saya akan memberikan yang terbaik untuk Sumatera Utara,” ungkap Martuani, yang sudah 33 tahun berdinas di Korps Bhayangkara.

Ia menjelaskan, saat ini Sumut bukan lagi transit narkoba, tetapi sudah menjadi pasar yang cukup besar. Khususnya di Tanah Karo, Labuhanbatu, Asahan, bahkan Tapanuli. “Data kepolisian, narkoba di Sumut terus bertambah. Padahal penangkapan terus berlangsung. Mengapa? Karena Sumut menjadi pintu masuk peredaran narkotika, via darat maupun laut. Panjang pantai Sumut ribuan kilometer, baik barat maupun timur mulai batas Aceh sampai batas Rohil. Kemudian lewat daratan, datang dari Aceh, Singkil, Tapaktuan, dan Subussalam. Bahkan di Sumut sendiri, ditemukan ganja di Madina,” sebutnya.

Untuk itu, ia mengharapkan sinergitas antar instansi terkait, untuk menjaga wilayah Sumut yang begitu luas.

Isu kedua, yakni judi. Terlebih judi togel yang dianggapnya telah merusak hingga ke kaum ibu rumah tangga. “Masyarakat kita sangat permisif dengan togel. Agen togel bahkan tak perlu sembunyi-sembunyi menulis nomor di warung. Dan ibu-ibu, tidak malu-malu memotong uang belanja untuk membeli togel. Judi berlangsung massif, seolah-olah itu bukan kegiatan ilegal. Ini budaya yang perlu diberantas,” katanya.

Isu ketiga, yakni kejahatan jalanan seperti begal dan jambret yang belakangan meningkat di Sumut, khususnya di Medan. “Kejahatan dengan kekerasan. Untuk memberantasnya, kami perlu waktu. Percayalah, polisi sangat serius mengurai berbagai kejahatan jalanan ini. Kemarin, saya diberikan dua pedang. Satu oleh masyarakat ada di Nias, satu di Samosir. Pedang ini menjadi ikon di Poldasu, pedang untuk memberantas kejahatan,” tegasnya mantap.

Isu keempat, yakni manajemen isu sensitif bernuansa SARA (suku, agama, ras, antargolongan). “Konflik SARA itu social cost-nya mahal. Karena itu, polisi tidak menganggap remeh isu ini. Belum lama ini, Polda Sumut menindak sebuah baliho yang dianggap menebar kebencian,” cetusnya.

Kelima, penanganan aksi teror, khususnya pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, 2019 lalu. Polisi, kata Martuani, tetap melakukan penanganan teror, tetapi dilakukan secara silent, agar masyarakat tidak cemas. “Pelaku teror tetap ditindak meski tidak diekspos. Semua pelaku disidangkan di Jakarta. Jumlahnya banyak,” ujarnya.

Di luar kelima isu tersebut, tahun ini Polda Sumut juga bersiap menjaga keamanan Pemilu Serentak 2020, yang rencananya digelar Agustus. Saat ini, pihaknya terus melakukan mapping (pemetaan) tingkat kerawanan 23 daerah di Sumut yang menggelar Pilkada. “Mapping dilakukan dengan melihat karakteristik daerah dan riwayat konflik di sana. Bagi daerah yang dinilai rawan, kekuatan pengamanan tentu lebih besar. Namun secara umum, Sumut masih kondusif,” imbuhnya.

Dalam kunjungan silaturrahmi ini, mantan Kapolda Papua ini banyak melontarkan humor inspiratif tentang perjalanan hidup yang membentuk dirinya seperti sekarang. Juga tentang kultur warga Medan maupun Sumut umumnya. “Intinya, ayo mengubah mindset, jika ingin maju. Soal tertib berlalulintas, budaya wisata, dan sebagainya, itu menjadi tanggung jawab bersama. Polisi bukan superman. Ini tugas bersama,” katanya dalam sesi diskusi.

Kapolda juga meminta Sumut Pos dan Posmetro Medan menjadi mitra polisi dalam menyampaikan pesan-pesan kemananan serta mengedukasi masyarakat agar tertib.

Dalam kunjungannya, Kapolda turut didampingi oleh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, Direktur Narkoba Kombes Pol Hendri Marpaung dan jajaran lainnya.

Sebelum kembali ke Mapoldasu, Tanjungmorawa, Kapolda dan rombongan diajak melihat percetakan Graindo di lantai 1 Gedung Graha Pena. (man/mea)

Exit mobile version