Site icon SumutPos

Dinilai Hina Perawat, PPNI Sumut Somasi Ratu Entok

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DEWAN Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumut mengirimkan somasi kepada pemilik akun Tiktok @ratu_entok2 Irfan Satria Putra. Somasi dilakukan karena menilai postingan Ratu Entok menghina profesi perawat.

Palu Hakim-Ilustrasi

Ketua DPW PPNI Sumut, Mahsur Al Hazkiyani mengatakan, pihaknya melayangkan somasi karena Ratu Entok dianggap melecehkan profesi perawat. “Somasi tersebut dilayangkan Badan Bantuan Hukum PPNI, karena keberatan dengan pernyataan yang bersangkutan. Sebab perawat disamakan dengan tong sampah,” kata Mahsur kepada wartawan, Rabu (21/4).

Mahsur membantah pernyataan Ratu Entok yang menyebut perawat membedakan pasien yang menggunakan kartu BPJS Kesehatan. “Perawat memang disumpah tidak membeda-bedakan suku, agama, ras. Itu bagian dari kode etik perawat,” ucapnya.

Disebutkan dia, berdasarkan perkataan melalui konten pada media Tiktok dengan akun @ratu_entok2 tersebut dapat menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap profesi perawat Indonesia. “Kami anggap perbuatan saudara memenuhi sebagaimana dimaksud ketentuan pasal 27 ayat 3, jo pasal 28 ayat 2, jo pasal 45A ayat 2 UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik dan atau perbuatan saudara memenuhi unsur pasal 310 ayat 1 Kitab UU Hukum Pidana (KUHP),” tukasnya.

Sebagaimana diketahui, dalam postingannya, Ratu Entok menyinggung adanya perawat yang dipukul seorang pria. Dia tidak menyebutkan di mana peristiwa itu, tapi dia mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena si pria marah infus anaknya yang dirawat lepas. “Nggak tahulah ya, mungkin bapak itu sangat sayang sama anaknya, ya namanya kita lagi kondisi sakit, infus putus ya mungkin bapak itu silap,” kata Ratu Entok dalam video itu.

Ratu Entok kemudian mengatakan, peristiwa itu merupakan peringatan besar kepada perawat yang ada di Indonesia. Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi karena banyak perawat yang sombong saat merawat, khususnya pasien yang menggunakan kartu BPJS. “Ini pukulan besar untuk semua perawat perawat karena selama ini kalian banyak yang sombong, banyak yang lantam, apalagi kalau merawat dari orang-orang miskin, dari BPJS, dari pakai surat miskin, dari pakai surat KIS,” ucapnya.

Tidak hanya menyebut sombong, Ratu Entok juga menyebut ada perubahan dari wajah perawat jika merawat pasien yang menggunakan BPJS. Dia menyebut, perawat sibuk main ponsel saat merawat pasien BPJS. “Muka perawat kayak tong sampah, malam hari tidur ngorok, chat-an sama jantannya, teleponan sama jantannya, kita merawat sendiri anak kita, keluarga kita dalam ruangan,” tutur Ratu Entok dalam video itu juga.

Ratu Entok Klarifikasi

Sebelumnya, Ratu Entok atau Ratu Talisha telah memberikan klarifikasi terkait komentarnya terhadap perawat-perawat di RS Siloam Palembang. Talisha membeberkan, dirinya tidak setuju dengan pemukulan dan kekerasan dalam bentuk apapun, hanya saja dia berpesan agar para perawat-perawat yang bekerja di rumah sakit di Indonesia agar ekspresi wajahnya dalam melayani pasien BPJS/ KIS atau rakyat miskin dan sebagainya tidak jutek atau kasar.

“Saya tidak bilang perawat-perawat di Indonesia seperti tong sampah, tetapi ekspresinya dalam melayani pasien-pasien BPJS/KIS rakyat miskin ekspresinya seperti tong sampah banget, jutek, kasar dan judes banget,” katanya kepada sejumlah wartawan saat ditemui di salah satu restauran di Medan, Senin (19/4) malam.

Menurutnya, insiden pemukulan tersebut menjadi pembelajaran bagi semua perawat-perawat yang berjiwa kasar dan jutek yang berlindung di balik kata ‘kami juga manusia, punya titik jenuh’. “Jadi intinya tidak pantas seorang perawat bersikap jutek dengan siapapun. Jadi ini tendangan dari langit, melalui bapak botak yang melakukan pemukulan itu. Benar atau salahnya aku no comment. Cuma ke depannya agar perawat intropeksi diri, lebih santun dan sopan dalam melayani pasien,” tegasnya. (ris/mag-1)

Exit mobile version