Site icon SumutPos

Pekerjaan Rigid Beton dan Underpass Terus Dikebut

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENGERJAAN UNDERPASS KATAMSO_Pekerja sedang melakukan pelebaran jalan di Jalan AH Nasution Medan, Jumat (5/5) Pengerjaan tersebut guna melakukan pembangunan Underpass Katamso Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pada tahun ini ada sejumlah infrastruktur penting di Kota Medan yang tengah dikerjakan pemerintah pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di antaranya pengerjaan Underpass Katamso-Delitua dan rigid beton Jalan Sisingamangaraja, mulai dari simpang Jalan Tritura sampai batas kota.

Amatan Sumut Pos, meski masih mengalami kendala utilitas dan lainnya, kedua proyek prestisius yang menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah tersebut tengah dikebut pengerjaannya. Apalagi kedua pekerjaan itu diproyeksikan rampung 2018 mendatang.

Imbas dari pengerjaan tersebut tentu mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di sekitar proyek. Terlihat pula ketika masyarakat melintasi lokasi proyek, di mana kendaraan tampak mengular panjang. Apalagi saat jam-jam tertentu seperti pagi dan sore hari. Kemacetan arus lalu lintas tidak dapat dihindarkan ketika melintasi jalan disekitar proyek itu.

Atas kondisi ini Wali Kota Medan Dzulmi Eldin meminta masyarakat untuk bersabar karena saat ini pelaksana proyek tengah menyelesaikan pekerjaan, baik di Jalan Sisingamangaraja (pembetonan) dan Jalan Tritura sampai Jalan AH Nasution (Underpass Katamso-Delitua).

“Kemacetan arus lintas saat ini memang kita rasakan terjadi. Apalagi saat melintasi lokasi pengerjaan pembetonan jalan dan underpass. Saya harap masyarakat dapat bersabar dan bisa memahami,” kata Eldin kepada Sumut Pos belum lama ini.

Menurut Eldin, kesabaran masyarakat akan berbuah indah pada waktunya. Sebab pembangunan kedua infrastruktur prestisius di Kota Medan tersebut, sangat membantu mengurai kemacetan.”Ketika nanti pengerjaannya selesai, saya optimis persoalan kemacetan lalu lintas di kota kita akan dapat teratasi. Terutama pada ruas Jalan Sisingamngaraja, AH Nasution dan Jalan Tritura,” katanya.

Eldin mengatakan, agar pemangku kepentingan terkait lainnya turut andil dalam mempercepat proses pengerjaan kedua proyek tersebut. “Kendala-kendala yang ada akan kita sinergikan. Pengerjaan pembangunan ini kita ketahui amat penting bagi masyarakat Kota Medan khususnya, dan Sumut pada umumnya,” katanya.

Mengenai strategi guna mengurangi kemacetan arus lalu lintas saat ini, Eldin mengaku hal tersebut sangat sulit untuk diurai. Sebab kondisi jalan di Medan yang itu-itu saja. Selain itu kebetulan jalan yang terkena dampak pengerjaan saat ini, juga pada ruas protokol sehingga berimbas terjadi kepadatan kendaraan.

Masalah pembangunan Underpass Katamso-Delitua dan pembetonan Jalan Sisingamangara, saat ini memang membutuhkan perhatian serius. Berbagai persoalan seperti utilitas milik PLN, PDAM, tiang listrik dan pembebasan lahan masih belum jelas.

Informasi yang berhasil dihimpun Sumut Pos, saat ini pelaksana pekerjaan underpass yakni PT Hutama Karya masih belum maksimal bekerja di lapangan. Berbagai persoalan seperti utilitas milik PDAM dan PLN masih belum tahu kapan akan direlokasi.

Relokasi yang lama akan berdampak pada rencana pembangunan, Wakil Pelaksana Pekerjaan Underpass PT HK, Doni, enggan memberikan keterangan. “Jangan tanya ke saya dong. Boleh langsung ke instansi terkait saja. Kita kerjakan teknis saja,” ujarnya.

Pantauan di lapangan, hingga kini masih terdapat tiang listrik berdiri di Jalan AH Nasution dekat simpang Delitua persis di depan Sekolah Bina Bersaudara. Sisi pinggir jalan itu sudah di beton cor untuk dapat dilalui kendaraan namun terhalang tiang listrik. Selain itu, hingga kini terlihat masih belum ada relokasi kabel tanam milik PLN untuk tegangan 20 KV dan pipa air milik PDAM dengan diameter 32 cm. Kedua utilitas ini hingga kini masih belum jelas kapan akan direlokasi.

Terkait hal itu, Manager Area PT PLN Medan Agus Sutanto menjelaskan, dalam satu bulan kedepan akan segera direlokasi. Beberapa bulan belakangan kenapa belum bisa direlokasi, karena masih dalam proses lelang untuk pekerjaannya.”Relokasi itu kan biaya besar maka harus melalui proses tender. Lelang sudah selesai, maka satu bulan ini akan segera bekerja. Mudah-mudahan mulai bulan 6 ini sudah bisa direlokasilah,” ujarnya.

Agus menuturkan relokasi nantinya akan mengganti kabel tanam yang di dalam tanah dengan kabel baru. Lalu, setelah diganti maka akan dipindahkan ke kabel baru. “Nantinya juga kabel lama akan ditarik, tidak terpakai lagi. Mudah-mudahan secepatnya bisa,” tegasnya. (prn/ila)

Exit mobile version