Site icon SumutPos

Stok BBM untuk 15 Hari

Kenaikan harga BBM yang diimbangi pembelian berlebihan oleh warga memunculkan kekhawatiran. Ada ketakutan warga kalau stok BBM kandas. Ujung-ujungnya, BBM mahal dan stok kosong.

“Kita tidak memungkiri ya kalau memang agak memberatkan jika BBM naik, tetapi keadaan ini mungkin lebih baik daripada kelangkaan atau kehabisan BBM di SPBU. Jadi saya ikuti sajalah kebijakan ini,” tutur Amin, seorang warga yang antre mengisi premium di SPBU Masjid Raya dengan nomor 14.201.159, kemarin petang.

Terkait dengan itu, ketika dihubungi pihak Pertamina tidak bisa memberi keterangan secara detail. Namun, External Relation Pertamina Pemasaran Region I, Fitri Erika, mengatakan stok BBM untuk Sumut masih aman. “Stok BBM masih ada untuk 15 hari ke depan dan hal ini masih terbilang aman,” katanya tanpa merinci lebih banyak keterangan.

Warga Mengular di SPBU

Di sisi lain, warga Medan berduyun-duyun ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebelum pengumuman harga baru BBM. Akibatnya, kendaraan warga yang antre tampak mengular di berbagai SPBU di Kota Medan.

Seperti di SPBU nomor 14.201.127 di Marindal Medan. Anto, staf penjualan BBM mengakui bahwa terjadi peningkatan pada pembelian solar dan premium bersubsidi. “Konsumsi BBM meningkat sekitar 20 persen, karena pengendara rata-rata mengisi BBM dalam keadaan full,” ujarnya, Jumat (21/6) sore.

Senada, SPBU Masjid Raya dengan nomor 14.201.159 juga menyatakan keterangan yang sama. Bahkan, menurut Lidya, salah seorang staf, peningkatakn terjadi sejak sepekan lalu. “Semenjak adanya isu kenaikan, masyarakat sudah mengisi full, bahkan ada yang berulang kali datang,” ujarnya.
Kejadian serupa tampak di Medan Marelan. Seperti yang terlihat di SPBU 14 202 1141 Jalan Marelan Raya Pasar 3 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Jumat (21/6) kemarin.

Amatan Sumut Pos di SPBU tersebut, sejumlah sepeda motor dengan membawa jeriken kosong berukuran 25-30 liter secara bergantian memasuki areal SPBU. Tanpa canggung, pekerja pengisian melayani para pemborong BBM dimaksud. Tidak cuma menggunakan jeriken, aksi borong luput dari pengawasan polisi dan Pertamina itu juga dilakukan oleh
oknum pelaku penimbun solar ilegal.

Aksi Borong Solar di Marelan

Dengan menggunakan mobil pikup yang telah dimodifikasi, kenderaan milik pelaku bisnis ilegal itu terlihat bebas melakukan pengisian solar dalam jumlah besar. Namun untuk menutupi aksinya, pemilik kendaraan memasang tangki cadangan di sebelah kiri, sedangkan pada bagian bak belakang pikup diisi barang material bangunan seperti pasir dan 4 sak semen.

Terkait aksi borong BBM dimaksud, beberapa pekerja SPBU saat ditanyai enggan menjawab. Namun wanita berseragam merah menyebutkan, kalau mobil pikup tersebut merupakan pelanggan yang sering melakukan pengisian BBM jenis solar.”Kami hanya disuruh melayani pengisian saja, untuk lebih tanya langsung ke pengelolanya,” ujar pekerja SPBU yang tak mau menyebutkan namanya.

Sementara itu, dari informasi diperoleh sumut pos, kenderaan jenis mobil pick up  hitam dan cold diesel warna merah disinyalir rutin melakukan pembelian solar dalam jumlah besar disejumlah SPBU di wilayah utara kota Medan. Berton-ton solar maupun premium kemudian diangkut untuk dibawa ke lokasi gudang penimbunan tak resmi di kawasan pinggiran Sungai Deli Aloha Kecamatan Medan Labuhan serta di Jalan Marelan Pasar 4 Kecamatan Medan Marelan.

“Harga per liter solar mereka beli dari SPBU pertamina Rp5 ribu, di lokasi gudang oplosan solar itu dicampur menggunakan solar AKR yang dibeli dari SPBN AKR di Pajak Baru, Belawan dan Jalan Young Panah Hijau, Marelan. Setelah dioplos minyaknya dijual ke pabrik-pabrik dengan harga industri,” beber Saifal, seorang mantan pekerja digudang BBM oplosan.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Aswin Sipayung saat ditanyai terkait maraknya aktivitas penimbunan dan pengoplosan BBM di utara kota Medan mengatakan, tim Operasi Dian Toba 2013 yang telah dibentuk segera melakukan pengawasan terhadap distribusi premium dan solar bersubsidi.
“Segala bentuk penyimpangan BBM akan ditindak tegas, tidak terkecuali lokasi gudang-gudang penimbunan BBM ilegal. Yang pasti akan kita tertibkan,” ungkapnya.

Situasi ini mendapat tanggapan dari pengamat ekonomi Unimed M.Ishak. dikatakannya adanya kenaikan ini karena pemerintah sudah mengalami krisis keuangan, sehingga para lapisan masyarakat merasa resah. Hal ini diperparah  dengan usulan beberapa pihak yang secara terang-terangan langsung mengajukan kenaikan tarif sepert tarif angkutan, pedagang dan pelaku industri. Sehingga negeri ini hanya dimanfaati oleh sebagian oknum untuk memanfaatkan kenaikan BBM.

“Jangan asal menaikkan saja, tetapi tidak melakukan pengawasan secara maksimal karena sudah jelas ini menjadi tanggung jawab pemerintah,” katanya.
Beliau juga mengatakan, seharusnya pemerintah bisa melihat dengan jeli rakyat belum mampu untuk menerima kenaikkan BBM karena perekonomian Indonesia masih sangat lemah. Rakyat hanya disuruh menerima keputusan pemerintah, tetapi pemerintah hanya picing mata melihat kesusahan rakyat.
“Kenaikan BBM ini serentak jelang puasa dan lebaran, selain itu juga akan memasuki tahun ajaran baru, sehingga sungguh menyusahkan rakyat,” pungkasnya. (mag-9/rul)

Exit mobile version