Site icon SumutPos

Polisi Kurang Serius Jaga Keamanan, Turis Asing Kembali Dirampok di Kota Medan

Perampokan Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus perampokan yang menimpa turis asing di Kota Medan terus berulang selama dua minggu berturut-turut. Padahal, pemerintah pusat sedang menggalakkan pariwisata di Sumatera Utara dengan fokus terhadap peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang datang dan berkunjung ke Sumut, termasuk ke Kota Medan yang merupakan ibukota provinsi.

Atas hal itu, Ketua komisi I DPRD Medan, Sabar Syamsurya Sitepu mengatakan bahwa Kota Medan memang menjadi salah satu kota dengan tindak kriminalitas yang tinggi. “Makanya seharusnya oknum kepolisian, baik Polda Sumut, Polrestabes Medan dan setiap Polsek yang ada di Kota Medan harus serius dalam menjaga stabilitas keamanan di ZKota Medan. Sudah tahu Kota Medan ini rawan tindak kriminal, harusnya upaya kepolisian dalam operasi pencegahan tindak kriminal juga terus ditingkatkan,” tegas Sabar kepada Sumut Pos, Minggu (21/7).

Sabar juga mengatakan, agar pihak kepolisian rutin melakukan operasi keamanan keliling. “Razia keliling itu perlu, siang dan malam. Begal, rampok, copet akhir-akhir ini terus berkembang dikota Medan, ini tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.

Menurut Sabar, ini bukan hanya terkait masalah keamanan terhadap turis asing di Kota Medan, melainkan untuk setiap orang yang ada di Kota Medan, baik warga Medan maupun warga luar Kota Medan. “Intinya keamanan Kota Medan itu harus dijaga, mau siapapun itu di Kota Medan harus aman dari tindak kriminal atau tindakan kejahatan lainnya. Malu lah kita kalau kota ini tak aman,” terangnya.

Apalagi bila terkait dengan turis asing, kata Sabar, seharusnya ada pengamanan ekstra ketat untuk mereka apabila membahas pemerintah pusat ingin menggalakkan jumlah kedatangan turis asing di Sumut. Bilapun keamanan belum bisa terjaga maksimal, pihak pemerintah seharusnya bisa membuat aturan-aturan khusus untuk turis asing dalam menjaga keamanannya.

“Misalnya dengan mengharuskan adanya petugas pemandu turis yang akan mendampingi dia. Nantinya pemandu itu disediakan oleh travel atau mungkin ada program-program lainnya yang intinya menjaga keamanan turis asing di Sumut. Pihak kepolisian juga, harus terus tingkatkan keamanan dikota Medan, dukung pemerintah pusat yang ingin menggalakkan pariwisata dengan membarenginya dengan tingkat keamanan yang baik” katanya.

Disisi lain, anggota komisi I DPRD Medan sekaligus ketua Fraksi Partai Demokrat, Herri Zulkarnain meminta kepada pihak kepolisian agar bertindak tegas dalam menindak pelaku kejahatan dengan menembak di tempat pelaku yang sudah mencoreng wajah Indonesia, khususnya Kota Medan.

“Kita sangat menyesali dan menyayangkan turis asal Italia maupun turis asal Prancis dijambret saat wisata di Kota Medan dua minggu berturut-turut. Hal ini merupakan perilaku yang menjadi promosi buruk ke negara lain. Kalau memang sudah begini, kalau perlu tembak, ditembak di tempat para pelaku kejahatan itu yang meresahkan warga dan memalukan bangsa,” ucap Herri.

Herri juga menambahkan, bahwa tingginya tingkat pengguna narkoba di Kota Medan menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kejahatan dan kriminal lainnya. “Saya yakin pelaku-pelakunya orang-orang pengguna narkoba. Modal keberanian tanpa pertimbangan, terindikasi dilakukan pengguna narkoba. Jadi kita minta kepada polisi agar bertindak tegas kepada pelaku kejahatan yang sudah mempermalukan Indonesia di mata asing. Begitupun dengan pemberantasan narkoba, harus sampai ke akar-akarnya,” tegas Herri.

Seperti diketahui, Rabu (10/7), turis asal Prancis yang bernama Robert Janies membawa istri dan kedua anaknya berkunjung ke Medan. Saat menumpang becak bermotor, dia dijambret oleh pengendara sepeda motor di Jalan Cipto Mangunkusumo, akibatnya turis ini harus kehilangan telepon seluler dan kameranya.

Tak cukup sampai di situ, tepat selang satu pekan kemudian, Rabu (17/7) malam, turis wanita asal Italia bernama Betty Francesco juga dijambret oleh pengendara sepeda motor di Jalan Candi Biara, Kelurahan Petisah Tengah, Kota Medan. Betty dijambret saat hendak kembali ke hotel tempat ia menginap, akibatnya turis itupun harus kehilangan telepon genggamnya.(map/ila)

Exit mobile version