Site icon SumutPos

20 Orang Positif Narkoba: ”Paling Cuma Diceramahi, Ngapain Takut?”

Foto: Amri/PM Sebanyak 29 cewek dan cowok dirazia BNN di sebuah kos-kosan di Jalan Kuali Medan, Jumat (21/8/2015). Sebanyak 20 orang di antaranya positif narkoba.
Foto: Amri/PM
Sebanyak 29 cewek dan cowok dirazia BNN di sebuah kos-kosan di Jalan Kuali Medan, Jumat (21/8/2015). Sebanyak 20 orang di antaranya positif narkoba.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk menekan peredaran narkoba di Medan, Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut merazia kos- kosan di sepanjang Jalan Kuali, Kecamatan Medan Petisah, Jumat (21/8) siang. Hasil pemeriksaan urine, 16 cewek dan 4 pria hidung belang positif menggunakan narkoba. Ironisnya, meski diboyong ke Kantor BNNP Sumut, Jalan Williem Iskandar Medan, tapi tak ada mimik ketakutan di wajah mereka. 

“Setelah membayar uang administrasi dan menandatangani surat, kami akan bebas lagi. Paling di sana (BNN) kami cuma diceramahi, jadi ngapai takut,” beber mereka.

Pantauan di lapangan, kedatangan personel BNN secara tiba-tiba itu membuat para penghuni 40 pintu rumah kos dua lantai dengan fasilitas lengkap, termasuk AC, TV dan kamar mandi itu kalang kabut. Karena tak sempat lagi melarikan diri, para wanita muda yang rata-rata bekerja di tempat hiburan malam, dan bekerja seks komersial (PSK) itu hanya bisa pasrah saat petugas menggeledah satu per satu kamar mereka.

Selain memeriksa identitas, petugas juga memeriksa urine mereka satu per satu. Dari sekitar 29 orang wanita yang diperiksa, 16 di antaranya positif menggunakan narkoba. Sedang dari 5 pria hidung belang yang sedang kencan di sana, hanya 4 orang yang positif.

Humas BNN Sumut, AKBP Sinuhaji yang ditemui di lokasi mengatakan, kos kosan tersebut dirazia untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang mengaku resah dengan maraknya peredaran dan pemekaian narkoba di sana. “Karena adanya laporan dari masyarakat makanya kita pastikan kemari. Ternyata laporan itu terbukti, setelah melakukan tes urine, 20 orang positif menggunakan narkoba, 4 di antaranya laki-laki,” ungkap Sinuhaji.

Selain itu, dari kamar kos nomor 37, pihak BNN juga menemukan satu paket kecil sabu dan 4 butir pil ekstasi. Tapi sayang, penghuni kos-kosan tersebut tengah tidak berada di tempat. “Sabu paket kecil dan empat pil kita sita dari kamar nomor 37,”ujar Sinuhaji. Sementara itu, penjaga kos bernama Yani (35) mengaku tak tau menahu aktifitas di dalam kos. Ia berdalih hanya disuruh mengelola oleh sang pemilik, I boru Talambanua. “Kalau aku cuman jadi pengelola saja bang. Bukan pemilik dan tak mau kucampuri kerja orang itu,” ujar Yani.

Masih kata Yani, satu kamar kos dibanderol Rp1,2 juta/bulan. Harga itu tidak termasuk listrik dan biaya kebersihan Rp 5 ribu/hari. Ade (24) salah seorang penghuni kos yang mengaku mahasiswi mengaku tinggal di sana dengan dalih kos tersebut sangat nyaman. Apalagi selama ini ia dibiayai oleh pacarnya yang sudah berusia 40 tahun. Selain Ade ada juga Linda (25). Janda muda ini juga mengaku dibiayai calon suaminya yang bekerja sebagai SPG kosmetik di Medan Mall.

“Di sini aman kondisinya dan nyaman. Memang agak mahal tapi aku dibiayai calon suamiku, jadi tidak terlalu berat,” ungkap Linda yang hasil urine-nya negatif itu.

Foto: Amri/PM
Sebanyak 29 cewek dan cowok dirazia BNN di sebuah kos-kosan di Jalan Kuali Medan, Jumat (21/8/2015). Sebanyak 20 orang di antaranya positif narkoba.

Meski diboyong ke Kantor BNNP Sumut, Jalan Williem Iskandar Medan, tapi tak ada ekspresi ketakutan di wajah 16 cewek dan 4 pria hidung belang yang positif menggunakan narkoba itu. Caca, remaja berusia 17 tahun yang ikut terjaring mengaku sudah biasa dibawa petugas BNN.

“Baru-baru ini aku juga ditangkap karena positif menggunakan narkoba. Tapi tak lama setelah membayar uang administrasi dan menandatangani surat. Aku bebas lagi. Nanti kami juga bebas kok. Jadi ngapain takut. Paling kita cuma diceramahi saja di sana,” ujar Caca yang diamini rekannya bernama Vivi. Data yang dihimpun kru koran ini, rata-rata cewek-cewek berparas cantik itu berasal dari Sei Rampah, Kisaran dan sebagian lagi asli orang Medan. “Kami bekerja di sini. Nggak perlu taulah kerja apa. Kalau dugem kita emang doyan asal diajak,”ujar Mutia sembari cengengesan. (mri/deo)

Exit mobile version