Site icon SumutPos

Atasi Banjir, Aliran Sei Bederah Bakal Dikoneksikan

Foto: Pran/Sumut Pos Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).
Foto: Pran/Sumut Pos
Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mengatasi persoalan banjir ataupun genangan air di Kota Medan harus dilakukan melalui koordinasi yang intensif. Salah satu upaya tersebut di antaranya dengan mengoneksikan saluran jaringan sungai yang selama ini tersumbat.

Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan, Khairul Syahnan mengatakan, ke depan wewenang pihaknya akan semakin besar dalam hal merespon penyempitan sungai yang ada. Meski begitu, tetap diperlukan koordinasi dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) dan juga pemerintah provinsi.

“Ya, ke depan wewenang kami lebih fleksibel dan pastinya akan lebih lincah,” katanya kepada Sumut Pos, di Balai Kota Medan, Rabu (21/9).

Syahnan mengakui beberapa sungai di Kota Medan mengalami sendimentasi (pendangkalan), juga penyempitan. Di mana fokus saat ini pihaknya masih menangani Sungai Bederah. Sekaitan dengan itu, Dinas Bina Marga juga akan membuat sudetan di kawasan Medan Marelan, persisnya di Jalan Paku.

“Kedua sungai itu akan kami koneksikan kembali. Insya Allah bisa diatasi masalah banjir di Jalan Paku dan sekitarnya yang selama ini terjadi,” katanya.

Berkenaan normalisasi Sungai Bederah ini, diakui Syahnan, kalau ada kekhawatiran yang dirasakan pihaknya. Di mana dianggap pemko tidak memiliki wewenangan untuk melakukannya.

“Begitu kita susun anggaran untuk Sungai Bederah kemarin, ada keraguan dan dipertanyakan. Tapi ke depan, sesuai perubahan akan ada satu bidang di dinas kami, yakni Drainase dan Tata Kelola Air. Ini akan lebih membuat kami leluasa,” katanya.

Menurut dia, dahulu ada bernama Parit Kebun yang kondisinya kini sudah tertutup. Ini yang coba disambungkan kembali Dinas Bina Marga. “Kalau sudah ada bidangnya sendiri, apalagi kami berganti nama menjadi Dinas Pekerjaan Umum, maka bisa lebih lincah lagi,” katanya.

Ia menambahkan, pengorekan Sungai Bederah ini terus berlanjut sampai Selasa (20/9). “Masih berlanjut. Meski hujan tetapi kami coba mengorek dan membuka beberapa spot yang tertutup,” katanya.

Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sebelumnya mengatakan, akibat banyak berdiri bangunan di pinggiran Sungai Berderah menyebabkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan yang cukup parah. Kondisi ini menyebakan kawasan Jalan Asrama, termasuk Perumahan Bumi Asri menjadi langganan banjir yang mengakibatkan terganggunya aktifitas para warga.

Itu sebab Eldin memerintahkan agar bangunan yang berdiri tanpa izin di pinggiran Sungai Bederah sepanjang 70 meter dibongkar. Apalagi lahan tersebut digunakan untuk tempat berdiri bangunan sudah dibebaskan. Selain pembongkaran bangunan, Eldin pun minta Sungai Bederah dikorek dan dilebarkan agar mampu mengalirkan sekaligus menampung debit air pada saat hujan deras turun.

“Pengorekan dan pelebaran ini kita lakukan untuk mengatasi penyempitan maupun pendangkalan yang terjadi. Insya Allah dengan pengorekan dan pelabaran yang kita lakukan ini, Sungai Bederah mampu menampung debit air ketika hujan deras turun. Dengan demikian banjir maupun genangan air yang terjadi selama ini dapat diminimalisir,” kata Eldin saat memimpin pengorekan Sungai Bederah, Jumat (16/9) lalu. (prn/ije)

Exit mobile version