Site icon SumutPos

Mahasiswa UIN vs Satma PP, Tujuh Luka

Foto: Sormin/PM Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumut, bentrok dengan Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila (PP), Senin (21/11) pagi. Akibatnya, 7 luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan.
Foto: Sormin/PM
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumut, bentrok dengan Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila (PP), Senin (21/11) pagi. Akibatnya, 7 luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, bentrok dengan Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila (PP), Senin (21/11) pagi. Akibatnya, sebanyak 7 orang menderita luka-luka, dan dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan. Begitu juga dengan sejumlah barang, berupa meja, kursi, dan lainnya dari sekretariat UKM, dirusak dan dibakar. Atas kejadian itu, aktivitas perkuliahan sempat lumpuh, terlebih tidak ada tindakan dari rektorat untuk meredam bentrokan tersebut.

Informasi yang diterima Sumut Pos, kejadian itu bermula dari aksi demonstrasi Ikatan Kesatuan Aksi Mahasiswa Anti Kekerasan Kampus (IKAMAKK) UIN Sumut di depan gedung rektorat. Dalam aksi itu, puluhan mahasiswa menuntut penindakan oleh rektor atas aksi pemukulan Ketua SEMAF Tarbiyah berinisial ATH, oleh seorang pegawai Pusbangnis UIN Sumut berinisial H, yang terjadi pada Minggu (20/11) sore, di lapangan futsal kampus tersebut. Namun saat menggelar demonstrasi, sejumlah orang yang disebut-sebut dari Satma PP dan Ukomi, datang menyerang.

“Seorang mahasiswa Tarbiyah dipukuli lagi. Karena itu terjadi bentrok. Merasa tidak terima, hampir seluruh mahasiswa jadi marah, sehingga hampir seluruh organisasi mahasiswa di UIN Sumut bergabung bersama IKAMAKK, menyisir anggota Satma PP. Begitu juga dengan sekretariat olahraga sampai dirusak,” ungkap seorang mahasiswa, saat diwawancarai.

Lebih lanjut, mahasiswa yang enggan namanya dikorankan itu, mengatakan, situasi sempat reda, setelah penyisiran anggota Satma PP dan pengrusakan sekretariat. Bahkan, sebahagian besar mahasiswa yang menyisir itu, disebutkan sudah meninggalkan kampus. Namun tiba-tiba, segerombol orang yang disebut-sebut dari Satma PP, dilengkapi senjata kayu, batu, bahkan senjata tajam, datang menyerang. “Begitu datang, mereka langsung menyerang. Seketika orang-orang panik lalu berhamburan. Termasuk kami yang sedang di kantin. Mereka yang mahasiswa Mapasta, langsung dipukuli hingga berdarah-darah sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Haji,” katanya.

Disinggung terkait pengamanan dari kepolisian atau pihak kampus, mahasiswa itu mengaku, tidak ada. Karena itu, mereka sangat menyesalkan hal tersebut terjadi. Begitu juga dengan bentrokan itu, seharusnya tidak terjadi, bila pihak rektorat menindaklanjuti aksi pemukulan di lapangan futsal sebelumnya, sehingga tidak terjadi aksi demo.

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di kampus UIN Sumut, terlihat keramaian dan keributan di halaman depan kampus. Puluhan pemuda sambil membawa kayu, berkumpul. Bersama mereka, terlihat juga sejumlah orang dewasa yang sebagian mengenakan celana loreng hitam-oranye. Termasuk Ketua Satma PP Sumut Iqbal, terlihat di sana dengan mengenakan baju kemeja, yang kancingnya dibuka semua, dan sudah berbercak darah. Mereka tampak sudah dibalut kemarahan. Ketika ditanyai, mereka mengaku hendak membalas, karena terlebih dulu diserang, hingga menderita luka robek di sejumlah tubuh mereka. “Nggak ada masalah kami. Tiba-tiba saja diserang. Mereka bawa cangkul dan broti. Kami hanya 13 orang, lari lah kami. Ini luka-luka aku dan patah tanganku. Tas, dompet, dan laptop dibakar. Makanya emosi kali aku,” ujar seorang mahasiswa, yang dipanggil Suf oleh beberapa temannya.

Namun, puluhan orang itu tidak lama berada di sana, karena mereka langsung pergi meninggalkan kampus UIN Sumut. Namun sebelum pergi, terlihat puluhan orang itu mengamuk pada puluhan orang yang menonton kejadian dari pinggir jalan layang di depan kampus UIN Sumut. Bahkan, beberapa orang sempat melemparkan batu ke pinggiran jalan, sambil berteriak dan mengamuk. Sementara puluhan personel polisi yang datang, terlihat hanya diam dan tetap mengedepankan pendekatan untuk mengamankan situasi.

Sementara Wakil Rektor 1 UIN Sumut, Safaruddin mengaku, setelah kejadian bentrok antar mahasiswa, pihaknya beserta pihak kepolisian bertemu dan membahas langkah-langkah apa yang akan diambil. Dari pertemuan itu, disepakati mengambil langkah perdamaian. “Kami sudah mempertemukan elemen-elemen organisasi mahasiswa intra kampus dan ekstra kampus untuk membuat kesepatakan damai. Setelah itu, kami bersama unsur pimpinan UIN Sumut sudah menjenguk mahasiswa-mahasiswa yang terluka di RS Haji Medan,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, dari 9 orang yang terluka, 5 orang sudah pulang. Jadi, tinggal 4 orang yang lumayan parah lukanya. “Kami menanggung semua biaya perobatan mahasiswa yang terluka,” imbuh Safaruddin.

Disinggung mengenai sanksi bagi mahasiswa yang terlibat dalam bentrok, Safaruddin belum memikirkan akan memberikan sanksi. Karena, langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah mengupayakan perdamaian demi menciptakan suasana kondusif di kampus. “Kepolisian sudah menerima langkah kita unuk berdamai agar tercipta suasana kondusif di hari berikutnya. Ini kan hanya karena miss communication saja, dan antar pribadi mahasiswa, bukan kelompok. Jadi, yang diupayakan perdamaian, supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” tukasnya.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Lesman Zendrato menyebutkan, berdasar laporan yang diterima pihaknya, ada 4 orang yang menjadi korban, dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Menurutnya, kejadian itu dipicu keributan di lapangan futsal. Untuk mengantisipasi bentrok susulan, Lesman mengatakan, pihaknya menyiagakan personel gabungan dari Satuan Sabhara Polrestabes Medan di kampus UIN Sumut. Sementara untuk orang atau alat bukti yang diamankan, diakui Lesman tidak ada. “Pihak kampus akam menyelesaikan secara internal. Namun bila mereka ingin kasus ini diselesaikan secara hukum, akan kami tunggu laporannya. Sejauh ini, belum ada diterima laporan, baik atas kejadian ini ataupun kejadian sebelumnya yang memicu kejadian ini,” jelasnya.

Ditanya soal adanya pihak luar yang ikut dalam bentrokan itu, Lesman membantah. Ia mengatakan, berdasar laporan yang diterima, bentrokan yang terjadi antara mahasiswa UIN Sumut. Namun, saat ditekankan bentrokan atas organisasi mahasiswa, Lesman tampak ragu, namun kemudian menyebutkan, bentrokan itu antar internal kampus. Untuk itu, Lesman meminta untuk kasus itu tidak diperlebar lagi, agar dapat segera diselesaikan pihak kampus. (ain/ris/saz)

Exit mobile version