Site icon SumutPos

Amri-RE Seriusi Krisis Listrik di Nias

MEDAN- Sejumlah kabupaten di Sumut hingga kini belum terlepas dari krisis listrik. Selain desa-desa di Nias dan Nias Utara, penduduk di Humbang Hasundutan dan Taput juga belum bisa menikmati aliran listrik dari PLN.

LISTRIK: Bupati Nias Utara Edward Zega berdiskusi soal kelistrikan dengan pasangan calon Amri-RE dalam sebuah pertemuan di Nias Utara.//ist

Dari jumlah populasi Nias Utara yang mencapai 38.000 kepala keluarga (KK), sedikitnya 17 persen atau 6.460 kepala keluarga di sana belum menikmati aliran listrik PLN. Bukan hanya Nias Utara yang belum teraliri listrik, tapi juga desa atau dusun di Humbang Hasundutan, Taput, dan kabupaten lain di Sumut.

Cawagub Dr RE Nainggolan berpasangan dengan cagub Drs Haji Amri Tambunan mengaku sedih melihat banyaknya warga Sumut yang belum menikmati aliran listrik. Pasangan calon bernomor urut 4 ini menyatakan siap berjuang melepaskan Nias dan kawasan lain di Sumut dari krisis listrik berkepanjangan.
“Bila masyarakat Sumut mempercayakan kami (Amri-RE) memimpin Sumut lima tahun ke depan, maka prioritas terbesar kami adalah memperbaiki infrastruktur listrik bersama PLN. Krisis listrik ini akan dituntaskan bertahap,” kata RE Nainggolan, Selasa (22/1). Mantan Kepala Bappeda Sumut ini mengatakan sejumlah program terobosan untuk mengatasi Sumut dari krisis listrik sudah disiapkan. Misalnya mengundang investor pembangkit listrik dan memudahkan pemberian izin bisnis di bidang energi.

Sebab di Sumut, katanya, banyak potensi membangun power plant, yakni pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), panas bumi, dan batubara.

Secara terpisah, Bupati Nias Utara Edward Zega mendukung crash programm listrik yang akan dilakukan Amri-RE di daerahnya. Dia mengakui 17 persen warga di Nias belum bisa menikmati listrik dari PLN. Aktivitas warga, khususnya pelajar, terkendala akibat krisis listrik menahun tersebut.
Bukan hanya itu, kata Edward, perekonomian Nias Utara juga sulit dikembangkan lantaran ketiadaan pabrik pengolahan hasil pertanian, seperti pabrik pengolahan karet (crumb rubber), kakao, dan minyak kelapa. ‘’Pembangunan pabrik mustahil direalisasikan bila terganjal pasokan listrik,’’ tukas Edward. (adv)

Exit mobile version