Site icon SumutPos

Pesawat Terbang ke Kualalumpur, Bagasi Tinggal

Foto: Manahan/PM Antrian panjang saat para penumpang check in manual di bandara KNIA, Minggu (22/3/2015), ketika listrik padam selama 45 menit.
Foto: Manahan/PM
Antrian panjang saat para penumpang check in manual di bandara KNIA, Minggu (22/3/2015), ketika listrik padam selama 45 menit.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Listrik di Bandara Kuala Namu mengulah. Listrik padam pada Minggu (22/3), sejak pukul 12.05 dan baru normal pukul 15.00 WIB. Akibatnya sejumlah fasilitas di bandara internasional berkode KNO itu, seperti escalator, elevator, layar monitor, lampu penerangan di tenant atau restoran, tak berfungsi.

Selain itu, pelayanan stakeholder terkait seperti imigrasi, maskapai juga tidak maksimal. Proses check in dilakukan secara manual. Cara ini menyebabkan antrian panjang, seperti di counter check in maskapai Citilink dan Lion Air.

Padamnya listrik juga mengakibatkan tidak berfungsinya Bagage Handling System (BHS). Sehingga bagasi penumpang harus diantar secara manual, tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup lama dan merepotkan petugas maskapai.

Dirga (32) warga Medan penumpang Lion Air tujuan Jakarta nomor penerbangan JT 387 dengan jadwal keberangkatan pukul 13.50, mengungkapkan kekecewaannya. ”Kecewalah dengan pelayanan seperti ini, kalau udah seperti ini penerbangan pasti delaylah,” keluhnya. Dirinya pun mengaku sudah mengantri untuk chek in selama 1 jam lebih padahalnya pesawatnya berangkat sekira 30 menit lagi tapi antriannya masih panjang.

Sementara itu Riantono (25) penumpang Lion Air tujuan Banda Aceh dengan jadwal keberangkatan pukul 14.50, yang datang bersama temannya, Rizal (38) warga Medan Sunggal, terpaksa harus chek in secara manual dengan dibantu petugas maskapai. ”Saat melakukan chek in, mati lampu. Sehingga harus chek in secara manual,” tegasnya. Bahkan Rizal menilai bahwa bandara Kuala Namu tak layak disebut banadar beraraf internasional jika pelayanannya masih buruk, litrik bisa padam tiba-tiba.

Seorang pengunjung yang sedang menunggu tamunya mengungkapkan, saat listrik padam, dirinya melihat ada lima penumpang yang terjebak di dalam lift. “Aku lihat tadi ada lima penumpang yang terjebak di lift, sampai di lantai III tiba-tiba pintu lift tidak terbuka. Ibu sama anak-anak,” ungkapnya. AC di bandara Kuala Namu sempat tidak berfungsi saat listrik padam.

Duty Manajer Bandara Kuala Namu, Indra Lubis, ditemui di kantor OIC Lantai III, terlihat sibuk mengamati kondisi di sekitar terminal chek in. Diakuinya, listrik padam sekira pukul 12.05 disebabkan alat Uniterruptible Power Supply (UPS) bermasalah. Hal ini pun sudah diatasi dengan genset tapi tidak terlayani semua.

Terpisah Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kuala Namu, Dewandono mengaku belum tahu penyebab padamnya listrik. “Saat ini masih dilakukan pengecekan apakah dari main power system atau PLN yang bermasalah,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, litrik padam hanya 35 menit saja mulai pukul 12.05 Wib sampai pukul 12.40 Wib. ”Untuk areal penting listrik sudah menyala seperti areal chek in, BHS dan lift juga sudah berfungsi namun travelator, eskalator dan lampu di perkantoran OIC masih padam hingga sekira pukul 14.00 Wib,” ujarnya.

Foto: Rizky/PM
Suasana di bandara KNIA, Minggu (22/3/2015), ketika listrik padam selama 45 menit.

Beda dengan pengakuan Ketua Airlines Operators Commite (AOC), Rahmat Iskandar Winata. Dibebernya, berdasarkan informasi yang diperolehnya, listrik padam disebabkan gardu listrik yang ada di sekitar Dept Pertamina di Bandara Kuala Namu terbakar.

“Setiap rapat, PT AP II mengatakan genset selalu siap tapi kenyataannya seperti ini. Untuk starter saja memerlukan waktu 1 jam,” ungkapnya.

Akibat listrik padam, proses chek in harus dilakukan secara manual dan BHS tidak berfungsi. ”Di area chek in dan BHS selama 30 menit listrik padam, tapi di daerah lainnya baru normal sekira pukul 15.15 Wib,’’ ungkapnya.

Bahkan akibat tidak berfungsinya BHS ini, diterangkan Rahmat, 13 bagasi penumpang Air Asia tujuan Kuala Lumpur, baru turun ke bawah setelah pesawat berangkat. Sehingga 13 bagasi tersebut harus diterbangkan di penerbangan berikutnya dan pihak maskapai harus mengantarkannya ke alamat masing-masing penumpang pemilik bagasi, yang tentu saja merugikan maskapai.

Sementara itu pesawat Garuda nomor penerbangan GA 187 tujuan Jakarta harus tertunda penerbangan selama sekira 40 menit. Harusnya terbang pukul 12.20 Wib baru bisa terbang pukul 13.00 Wib disebabkan Garbarata tidak bisa ditarik mundur disebabkan listrik padam. Sehingga terpaksa pesawat didorong mundur baru bisa terbang. Hal yang saa juga dialami pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta.

Sementara itu maskapai Saudi Arabian Airlines tujuan Jeddah juga harus delay disebabkan dokumen untuk kelengkapan penerbangan belum dapat diproses seperti manifest yang harus dikerjakan melalui internet dan diprint.

Rahmat menegaskan bahwa pihaknya akan langsung menyampaikan keluhan ini di dalam rapat. Sebabkan surat yang disampaikan ke OIC sering tidak dibalas. ”Permintaan maaf dari PT AP II ke pihak kita hanya melalui telepon saja. Tidak ada kompensasi dari PT AP II kepada maskapai, sementara maskapai menangani kompensasi kepada penumpang,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Bandara Kuala Namu M Nasir Usman menjelaskan bahwa padamnya listrik di bandara Kuaal Namu tejadi dua kali. Pertama terjadi sekira pukul 12.00 dan langsung dperbaiki. Kedua terjadi pukul 13.45 Wib sampai pukul 14.30 WIB. ”Listrik padam disebabkan UPS bermasalah , sekira pukul 15.00 Wib sudah normal kembali ,” jelasnya.

Lanjutnya bahwa yang bermasalah adalah arus listrik dari PLN ke restoran dan tenant-tenant. Sementara arus listrik ke alat-alat penting untuk operasional normal sehingga arus tidak otomatis ke UPS. ”Arus listrik tidak otomastis ke UPS namun tetap diawasi, memang ada gangguan tetapi tidak terlalu siginifikan,” tegasnya.(cr1/trg)

Exit mobile version