Site icon SumutPos

Perairan Belawan Diselimuti Kabut Asap

BELAWAN- Kebakaran hutan di Pekan Baru, Riau, berdampak tertutupnya perairan Belawan hingga Selat Malaka sejak dua hari terakhir oleh kabut asap. Akibatnya, ratusan kapal ikan nelayan bersandar di pinggir laut karena jarak pandang terganggu, Sabtu (22/6).

“Kami nelayan paling jauh menangkap ikan sekitar 3 mil dari pinggiran pantai, kalau terlalu ketengah beresiko karena jarak pandang ditengah laut sangat pendek, sekitar 400 meter, ini akibat asap menyelimuti perairan Belawan,” ujar Sahnan (47) salah seorang nelayan di Sungai Nonang, Belawan.

“Kalau kondisi cuaca di laut buruk, nelayan pun takut berangkat melaut. Karena kalau tetap dipaksakan yang ada malah merugi, bahan bakar habis sia-sia ikan pun tak dapat. Sedangkan harga minyak sekarang sudah naik,” keluhnya.

Kepala BMKG Maritim Stasiun Belawan, Drs Sampe Simangunsong menyebutkan, meski kabut asap belum dalam tahap membahayakan, namun dia mengingatkan masyarakat nelayan untuk lebih berhati-hati. Karena kabut asap yang menyelimuti laut Belawan, sewaktu-waktu bisa saja berubah menjadi sangat mengkhawatirkan bila saja asap yang ditimbulkan semakin meluas.

“Kapal-kapal yang melakukan pelayaran kita imbau untuk waspada dan mengurangi kecepatannya, karena sewaktu-waktu ketebalan asap kiriman itu bisa bertambah. Kabut asap bisa berkurang atau hilang bila turun hujan,” imbaunya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan Abdul Rahman, menyatakan, dari 500 unit lebih jumlah kapal ikan nelayan yang berada di pesisir utara Kota Medan, hampir 50 persen kapal ikan memilih menambat dan tidak berangkat melaut. Tidak beroperasinya kapal penangkap ikan tersebut

selain disebabkan kondisi cuaca, juga dipengaruhi oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.(rul)

Exit mobile version