Site icon SumutPos

Capai 36,2° Celsius, Panas Medan sampai Akhir Bulan

FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS Sejumlah pelaajr menggunakan payung untuk melindungi diri dari cuaca panas saat melintas di Jalan Jamin Ginting, Medan, Senin (22/6/2015). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, memperkirakan, wilayah Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara akan memasuki masa peralihan dari  musim hujan ke musim kemarau.
FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Sejumlah pelaajr menggunakan payung untuk melindungi diri dari cuaca panas saat melintas di Jalan Jamin Ginting, Medan, Senin (22/6/2015). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, memperkirakan, wilayah Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara akan memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertama kalinya di 2015 suhu di Kota Medan mencapai 36,2 derajat celcius. Suhu ini pun diprediksi bisa sampai akhir bulan Juni.

“Ini terjadi pada 21 Juni 2015, diperkirakan hal ini terjadi hingga akhir Juni 2015,” kata Staf Pelayanan Jasa BMKG Wilayah I Medan Lestari Purba, Senin (22/6).

Hal ini terjadi lantaran posisi matahari berada di belahan bumi bagian Utara dan satu posisi dengan Sumut yang letaknya di bagian Utara bumi. Dan, panas ini bukan karena efek Sinabung.

“Pola angin monsun barat daya bersifat menyebar sehingga mengganggu pembentukan awan, akibatnya awan akan sulit terbentuk dan sengatan matahari menembus bumi tanpa dihalangi awan,” katanya.

Lestari menerangkan, awal Juni hingga akhir Agustus adalah musim kemarau kedua, sedangkan musim kemarau pertama terjadi pada Januari hingga Maret, sedangkan April hingga Mei adalah musim hujan pertama.

Bahkan, wilayah pegunungan yang biasanya sejuk juga mengalami kondisi yang relatif panas yang suhunya bisa mencapai 32 derajat celsius. Untuk itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk waspada karena diperkirakan hal ini akan terus terjadi hingga akhir bulan Juni nanti. “Akibat suhu panas masyarakat akan cepat mengalami dehidrasi, apalagi bertepatan dengan bulan Ramadan. Kita juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi kebakaran yang akan terjadi akibat cuaca panas ini,” katanya.

Dalam kondisi cuaca, panas hingga 36 derajat celcius seperti saat ini, dokter spesialis tropis dan infeksi, Umar Zein mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menjaga kesehatannya. Katanya, cuaca panas ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan yang paling rentan terkena adalah bayi, balita, ibu hamil, orangtua dan orang yang memiliki penyakit kronis. “Tapi tidak menutup kemungkinan bagi orang yang juga sehat karena siapa saja bisa terkena penyakit akibat cuaca panas ini,” ujarnya.

Lanjutnya, cuaca panas dapat menurunkan daya tahan tubuh karena cairan yang terlalu banyak keluar khususnya dalam kondisi Ramadhan saat ini. Penyakit yang timbul akibat cuaca panas adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) , penyakit kulit dan bagi yang mengalami penyakit kronis, penyakitnya dapat kambuh.
“Misalnya penyakit jantung, stroke, paru-paru krosnis, asma dan lainnya. Cuaca panas akan menyebabkan kita mengeluarkan keringat dan akhirnya dehidrasi, maka kita akan lebih cepat lelah, penyakit seperti biang keringat juga muncul. Debu di musim panas juga dapat menimbulkan ISPA dan makanan serta minuman lebih mudah terkena bakteri,” katanya.

Untuk itu, Umar Zein mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghindari paparan sinar matahari secara langsung. “Yah, kalau tidak ada kepentingan hindari terkena sinar matahari, istirahat dirumah. Kalau tidak bisa, kita harus memakai pelindung, misalnya payung atau masker. Bagi pengendara motor harus pakai masker,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak air putih, buah dan sayur. “Yah untuk menghindari penyakit dari dalam, agar tidak mudah dehidrasi dan lemas, perbanyak makan sayur dan buah juga minum air putih baik saat sahur dan berbuka puasa,” katanya.

Lanjutnya, masyarakat juga harus lebih selektif dalam mencari menu makanan dan yang terpenting, jangan lupa cuci tangan pakai sabun. “Kalau mau mencari makan, lihat terlebih dahulu kemasannya, yang steril adalah makanan yang berada didalam kemasan yang tertutup, tidak terkena debu. Terpenting, harus mencuci tangan pakai sabun, agar steril dan bersih,” ujarnya. (put/rbb)

Exit mobile version