Site icon SumutPos

Waduh, Sarung Tangan Karet Keluar Lewat BAB Pasien

Foto: Wiwin/PM Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Muhammad Fatar menunjukkan potongan sarung tangan karet yang keluar dari duburnya saat BAB, Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, sehari pasca dirinya menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siapa pun pasti ngeri melihat benda aneh keluar dari tubuhnya. Kengerian ini juga dirasakan Muhammad Fatar (36), warga Jalan Jati III, Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota. Betapa tidak, saat buang air besar malah sarung tangan yang keluar dari duburnya.

Peristiwa ini terjadi Sabtu (20/9) sekira pukul 20.30 WIB, atau sehari pasca Fatar menjalani operasi sinusitis di RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Komplek Taman Multatuli Indah No 1 Medan. Pantas saja, saat itu Fatar mengaku harus mengejan kuat untuk mengeluarkan sarung tangan karet sebesar satu ruas jari tengah orang dewasa warna cream itu.

Melihat benda asing tersebut, Fatar pun langsung mencucinya dengan bersih dan segera melapor ke perawat. Kebetulan, hari itu Fatar masih berada di RS Martha Friska. Namun sayang, Fatar harus menelan rasa kecewa karena perawat di sana terkesan cuek.

“Saya terkejut dan saya langsung laporkan ke perawat. Tapi mereka (perawat) bilang itu urusan dokter dan menyuruh saya melapor ke dokter. Katanya mereka udah ada bagian-bagiannya sendiri, tukang tensilah, tukang kasih makanlah,” ujarnya saat ditemui di RS Martha Friska, Selasa (22/9) siang. Namun, Fatar tak bisa tidur tenang. Sebab, ia khawatir ada benda asing lain yang mungkin saja tertinggal di tubuhnya saat operasi berlangsung.

“Jadi saya takut ini kalau ada benda lain yang tetringgal. Bisa aja kan,” katanya. Diceritakan Fatar, Jumat (19/9) lalu sekira pukul 14.00 WIB, ia menjalani operasi sinusitis. Namun, operasi sempat gagal beberapa kali karena listrik di hidup mati sebanyak 8 kali dalam jeda waktu rata-rata 5 menit. Selama tenggang waktu itu, Fatar sempat dibawa ke ruang tunggu operasi. Namun, setelah listrik kembali normal operasi pun dilakukan.
Sekira pukul 18.00 WIB, Fatar pun siuman. Namun, ia merasa ada yang mengganjal di tenggorokkannya dan susah bernafas. Lalu ia pun memuntahkan ganjalan tersebut yang merupakan segumpal darah. Namun rasa sesak akibat susah bernafas dan rasa mengganjal itu tak kunjung hilang.

Ia pun sempat meminta perawat memberinya alat bantu oksigen. Terhitung sebanyak 5 kali ia memintanya, tapi tak kunjung diberikan. Perawat malah mengatakan, ganjalan dan susah bernafas itu hanyalah perasaan Fatar saja.

“Aku bilang ke perawat aku agak sesak dan ada yang nyangkut di sini (tenggorokan). Tapi perawatnya bilang perasaan bapak aja itu. Udah telan aja. Saya disuruh bernafas dari mulut tapi cemana caranya bernafas dari mulut kalau tenggorkan ini enggak bisa apa-apa. Hidung saya kan diperban jadi enggak bisa pakai oksigen itu kata perawatnya,” kenangnya.

Tak puas dengan jawaban si perawat, Fatar dan temannya langsung mencari tahu keanehan tersebut pada dokter spesialis THT, dr. Ita L.Roderthani, Sp THT KL yang menanganinya saat operasi, Senin (21/9). Fatar pun mendapat jawaban bahwa prosedur operasi yang dilakukan kepadanya sudah benar dan steril. Dokter Ita pun dikatakan Fatar mengarahklan dirinya melapor ke pihak manajemen, dr.Olivia, M.Kes, selaku Direktur Penunjang Medik di Rumah Sakit Martha Friska.

“Saya sudah sempat komplain ke dokternya, tapi dokter bilang itu bukan kelalaian. Sebab itu bukan operasi perut tapi operasi sinusitis jadi itu bukan sarung tangan dokter,” jelasnya. (win/deo)

Exit mobile version