Site icon SumutPos

53,62 Persen Pengidap AIDS Usia Muda

Tingginya angka pengidap HIV/Aids di Sumatera Utara menjadi permasalahan yang tak dapat dianggap remeh. Kota Medan sendiri merupakan kota tertinggi pengidap HIV/Aids dengan jumlah 2.049 orang. HIV/Aids masalah global, jika tidak ditanggulangi dengan serius, dipastikan akan lahirnya bayi generasi Aids. Hal itu dikatakan Ketua Perhimpunan Dokter Peduli Aids Indonesia (PDPAI) Wilayah Sumatera Utara Dr Umar Zein kepada wartawan Sumut Pos Farida Noris Ritonga, Selasa (22/11). Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pendapat Anda dengan tingginya angka pengidap HIV/Aids di Sumut?

Kasus HIV/Aids ini memang telah diprediksi akan meningkat setiap tahunnya, dikarenakan proses penularannya yang masih terus berlanjut terutama melalui heteroseksual.

Saat ini generasi muda terutama anak-anak menjadi ancaman besar terinfeksi HIV/Aids, apa pendapat Anda mengenai ini?

Sebagian besar kasus HIV/Aids adalah pada golongan anak-anak. Dari data Kementerian Kesehatan Indonesia sendiri, pengidap HIV/Aids dari golongan usia 20-29 tahun mencapai 53,62 persen. Dengan semakin banyaknya generasi muda yang terinfeksi HIV/Aids, semakin banyak pula anak terlahir dengan HIV/Aids. Mayoritas anak di bawah usia sepuluh tahun yang terinfeksi HIV/Aids tertular oleh ibunya. Penularan dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan ataupun melalui menyusui.

Bagaimana agar HIV/Aids pada ibu hamil dapat dicegah penularannya kepada bayi?

Ibu hamil positif HIV/Aids diharapkan mengikuti program Prevention Mother To Child Transmission (PMTCT) atau pencegahan penularan dari ibu HIV positif ke bayi. Program PMTCT ini dapat meminimalisir penularan dari ibu ke anak sekitar 30 persen hingga lahir. Tanpa intervensi ada kemungkinan anak terinfeksi 45 persen.

Apa yang harus dilakukan untuk penanggulangan HIV/Aids ini?

Penanggulangannya dapat dilakukan dengan memberi informasi dan sosialisasi kepada para remaja khususnya disekolah tentang cara penularan dan bahaya HIV/Aids ini. Dalam pencegahannya dengan melakukan penyuluhan terhadap orang yang beresiko tinggi seperti pekerja seks komersial, waria terutama terhadap pengguna jarum suntik (penasun) agar menggunakan jarum suntik steril serta sosialisasi kondom dan pengobatan terhadap Orang Dengan HIV/Aids (ODHA).

Saat ini Ranperda HIV/Aids masih dalam pembahasan. Sejauh mana peranan Ranperda HIV/Aids untuk menanggulangi virus mematikan tersebut?

Perda hanya bersifat memecahkan masalah saja dan didalamnya berisi program-program pencegahan HIV/Aids. Perda HIV/Aids harus mampu sebagai pemecahan masalah HIV/Aids didaerah. Jika hanya formalitas, maka tidak mempunyai daya ungkit pencegahan HIV/Aids didaerah.

Pada 1 Desember mendatang merupakan Hari AIDS Sedunia. Apa yang diharapkan dalam peringatan HIV/Aids ini?

Hendaknya, hari HIV/Aids sedunia ini jangan cuma sekedar peringatan saja atau semacam perenungan. Tapi, harus ada upaya kongkrit yang dilakukan untuk pencegahan HIV/Aids, sejauhmana pencapaiannya, Apa-apa saja yang telah dilakukan dan apa target kedepannya. HIV/Aids bukan hanya tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, tapi juga semua sektor. Jadi kita harap ada pemecahan dari tingginya kasus HIV/Aids ini.(*)

Exit mobile version