Site icon SumutPos

Terduga Teroris Sibiru-biru Ternyata Mau Nikah

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Rumah terduga teroris Syafii di Sibiru-biru, masih dijaga polisi, Kamis (22/12).
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Rumah terduga teroris Syafii di Sibiru-biru, masih dijaga polisi, Kamis (22/12).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Syafii (27), terduga teroris yang diamankan di Jalan Delitua-Patumbak, Dusun III, Desa Ajibaho, Kecamatan Sibiru–biru, akhirnya diterbangkan ke Jakarta, Kamis (22/12) dini hari.

Dengan pengawalan ketat personel Antiteror Gegana Sat Brimob Polda Sumatera Utara, Syafii tiba di Bandara Internasional Kualanamu sekira pukul 04.00 WIB. Sekira pukul 05.20 WIB, tersangka teroris ini diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia GA 181 tujuan Jakarta.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, diterbangkan terduga teroris ini ke untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. Menurutnya, pihaknya juga masih mendalami soal kedatangan pelaku ke Deliserdang. Apakah benar untuk bersembunyi, ikut dengan jaringan teroris lainnya, atau mengaktifkan sel-sel jaringan teroris yang ada di Sumut.

“Soal pilihan pelaku mengapa tinggal di Deliserdang masih didalami,” kata Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel usai upacara gelar pasukan Operasi Lilin Toba 2016 di Lapangan Merdeka, Medan, Kamis (22/12).

Sayangnya, Rycko enggan berkomentar ketika disoal tentang keterlibatan orangtua pelaku yang kabur saat dilakukan penggerebekan terhadap warungnya di Talunkenas. Begitupun, dia bilang, kedua orang tua pelaku akan dimintai keterangan sebagai saksi.

“Keterlibatan orangtuanya masih didalami. Nanti akan dimintai keterangan sebagai saksi,” sebut jenderal bintang dua ini.

Dia pun meminta agar masyarakat Sumut dapat mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus terduga teroris kepada Kepolisian. Polda Sumut, akan terus melakukan usaha pendeteksian dini dan pencegahan jaringan teroris yang masuk ke Sumut.

“Kita juga terus berupaya melakukan deteksi dini dan upaya pencegahan aksi-aksi terorisme di Sumut,” tandas mantan ajudan Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

Sementara pantauan wartawan Sumut Pos di lokasi penangkapan, Jalan Besar Delitua-Patumbak, Dusun III, Desa Ajibaho, Sibiru-biru, tampak rumah Syafii masih dikelilingi police line. Suasana rumah tampak sepi. Tampak dua petugas dari Polsek Sibiru-biru duduk di kursi tepat di depan rumah bercat abu-abu itu.

Melihat kahadiran wartawan Sumut Pos dari kejauhan, kedua petugas sempat curiga. Lantas kedua petugas memanggil wartawan Sumut Pos guna menanyakan maksud kedatangan ke rumah itu. Setelah memperkenalkan diri, baru suasana menjadi cair. Sejumlah informasi terbaru pun terlontar dari kedua petugas itu.

“Saya dengar, orangtuanya (Herman Lubis, red) sudah menyerahkan diri,” kata Aiptu M Safei, Babin Kamtibmas dari Desa Selamat, Sibiru-biru.

Mereka juga menyebutkan kalau Syafii terduga teroris yang telah diterbangkan ke Jakarta itu dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan.

“Saya dengar kabar, kalau terduga teroris DPO kasus Batam ini, mau kawin,” ungkapnya lagi.

Bukan itu saja, menurut Aiptu M Safei, sehari-hari Syafii dikenal warga rajin salat dan selalu mengenakan lobe. Namun begitu, sosok Syafei dikenal sebagai sosok yang tak suka bergaul di lingkungan tersebut.

“Dia suka pakai lobe. Meski sering makan di warung depan itu (Warkop Ilham), tapi dia tak pernah bergaul. Setiap selesai salat di masjid, dia langsung pulang. Itu menurut keterangan warga,” kata Safei.

Sementara menurut warga bermarga Sembiring yang sering nongkrong di Warkop Ilham, tepat di depan rumah Syafii, sebulan belakangan ini dia sering melihat Syafii memberi makan ternaknya.

“Dia keluar paling kasih makan ternak saja, sambil siul-siul gitu. Sering terlihat kasih makan ternaknya,” kata dia.

Menurut dia, Syafii yang berperan mengajak orang bergabung dalam Kelompok KGR inipun sering mengenakan lobe dipadukan dengan baju koko ketika keluar rumah. Namun secara mendalam, Sembiring tak mengenal sosok Syafii.

“Saya kenal dengan Pak Lubis (ayah Syafii, Red) itu saja. Rumah itu masih baru. Waktu peresmian rumah sekitar setahun yang lalu, Pak Lubis bilang kalau rumah ini bukan dia yang menempati. Kami warga sini waktu peresmian rumah baru itu, diundang dan dikasih tahu soal itu,” kata dia.

Atas adanya gerak cepat yang dilakukan tim Densus 88 Anti Teror, Sembiring mengaku bersyukur. Sebab, bom sempat terjadi aksi terror terhadap rumah ibadah di Sumut, khususnya Medan dan Deliserdang.

Sebelum penggerebekan, Sembiring juga mengaku menaruh curiga terhadap sorang pemulung yang mondar-mandir di depan rumah Syafii. Pasalnya, selama ini tidak pernah ada pemulung yang melintas di sana. “Saya heran, enggak pernah-pernah ada pemulung, kok tiba-tiba ada,” kata dia.

Bahkan sehari sebelum penangkapan, dia melihat mobil Avanza warna hitam mondar-mandir di depan rumah Syafii.

“Ternyata besoknya langsung ada penangkapan. Waktu kami tanya, Polisi-Polisi itu bilang kalau yang ditangkap itu bandar narkoba. Rupanya tersangka teroris,” katanya.

Saat penangkapan, kata Sembiring, tidak ada perlawanan dari Syafii. Namun petugas sedikit kesulitan karena rumah tersebut dikunci dari dalam.

“Dia sedang nonton tv ditangkap. Kemudian dia di bawa ke warkop ini untuk diinterogasi. Tak lama, dia dibawa ke mobil warna hitam. Kejadiannya sekitar jam 10 pagi itu,” tandas dia. (ted)

Exit mobile version