Site icon SumutPos

Menginap di Hotel yang Belum Beroperasi

Melihat Fasilitas Pemusatan Latihan Timnas di Medan (1)

PSSI membuat keputusan berbeda untuk persiapan tim nasional (timnas) Indonesia pada Pra Piala Asia 2015. Medan dipilih sebagai kota pemusatan latihan skuad besutan Nil Maizar ini.

DONI HERMAWAN, Medan

Penghematan biaya menjadi alasan utama keputusan tersebut. Dan, untuk itu, Hotel Saka yang belum beroperasi dipilih sebagai tempat menginap Andik Vermansyah dkk.

FASILITAS: Hotel Saka di Jalan Gagak Hitam Medan tempat pemain Timnas menginap.//DONI HERMAWAN/sumut pos

Tidak banyak yang mengetahui kehadiran hotel yang berlokasi di jalan Gagak Hitam kawasan Ring Road ini.

Maklum saja, Hotel Saka tergolong baru. Bahkan belum beroperasi. Apalagi sebelumnya timnas disebut-sebut akan menginap di Mess Asam Kumbang yang merupakan tempat menginap skuad Pro Duta FC.

Gambaran hotel yang dibangun sejak 2011 itu terlihat sepi. Terlihat dari kondisi perparkiran yang masih masih terlihat lowong. Hanya ada beberapa sepeda motor dan mobil yang menempati lahan parkir. Sebuah bus berlabel “Pusaka” terparkir di sisi kiri gedung hotel.  Bus inilah yang digunakan timnas untuk mengantar jemput Andik untuk latihan.

Memasuki lobi, sofa empuk langsung menjadi tempat untuk bersantai bagi tamu hotel yang hadir.Lobi berbatasan langsung dengan ruang kaca yang difungsikan untuk ruang makan.  Di sinilah timnas menyantap makanan mulai dari sarapan, makan siang, dan malam.
Meski belum beroperasi bukan berarti Hotel Saka tidak siap menjamu kehadiran timnas. Apalagi kesempatan ini bagus untuk meningkatkan tingkat popularitas hotel. Bisa dibilang Hotel Saka bisa mendadak tenar sebelum launching.

Bagaimana ceritanya Hotel Saka bisa dipilih untuk menjamu timnas dari banyaknya hotel-hotel berbintang lain di Medan? Akbar Bukhari, pemilik hotel melihat peluang setelah mengetahui timnas berencana melakukan TC di Medan. “Saya mengikuti perkembangan yang terjadi di PSSI. Dan saya lihat ada opportunity karena kami tergolong hotel baru. Karena itu kami berupaya memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada timnas,” katanya.
Akbar mengaku pihaknya  mengikuti proses tender untuk memenangkan kesempatan menjamu timnas. Meski belum punya nama, Saka-lah yang terpilih. “Ada rekan-rekan kita juga di PSSI. Seperti Sihar Sitorus. Ada beberapa pertimbangan yang membuat mereka memilih menginap di Hotel Saka,” kata pria yang juga menjabat ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Medan itu.

Salah satunya adalah tingkat hunian hotel yang masih rendah. Berhubungan dengan privasi, timnas meminta kenyamanan. “Tingkat hunian hotel belum terlalu tinggi. Suasana ini yang kita ciptakan seperti layaknya mess atau rumah di Medan. Dan dari segi pelayanan semaksimal mungkin kami berikan,” bebernya.

Soal penghematan yang disinggung di awal tadi, sebenarnya bisa menjadi alasan utama. Hotel Saka menawarkan diskon dengan harga yang spesial alias murah untuk timnas. Ya itu tadi, timnas memang tak lagi mendapat anggaran sebelum April nanti. Hal ini juga diakui petinggi timnas. “Harganya spesial untuk timnas. Saya tidak bisa bilang karena ini berhubungan dengan tingkat pemesanan kami. Yang pasti harga terbaik buat timnas,” ungkapnya.

PSSI sebelumnya sempat mengalami tunggakan hotel di Jakarta saat menjalani pemusatan latihan Agustus lalu. Saat itu PSSI masih menunggak Rp271 juta untuk biaya kamar. Karena itu penghematan pun dilakukan di Medan. Koordinator timnas, Bob Hippy, tak menampik memilih Medan sebagai tempat pemusatan latihan karenak efisiensi dana. Biaya penginapan seperti hotel dan akomodasi disebut Bob menjadi cost terbesar untuk TC. Karena itu tak dipungkirinya, di Medan, ia bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah. “Pastinya di sini (Medan), bisa menghemat karena Pak Sihar (Sitorus) orang sini. Sangat membantu. Misalnya saya bayar Rp1 juta untuk hotel untuk satu orang, di sini saya hanya membayar Rp300 ribu. Anggaran Timnas, 70 persen  itu untuk hotel dan makan, itu besar sekali anggarannya,” bebernya.  (bersambung)

Exit mobile version