Site icon SumutPos

BBM Diangkut Malam Hari

Hindari Macet & Pembajakan dari Pengunjuk Rasa

BELAWAN-Aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat umum menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat Pertamina berpikir keras. Pasalnya, demonstrasi membuat distribusi BBM menjadi kacau. Tidak hanya karena lalu lintas jadi macet, beberapa truk pengangkut BBM pun sering dibajak pendemo.

Itulah sebab PT (Persero) Pertamina UPMS I Medan mulai kemarin, Jumat (23/3)  melakukan pendistribusian BBM bersubsidi ke SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) pada malam hari. “Berdasarkan perintah dari Pertamina, pendistribusian BBM ke SPBU dilakukan malam hari dari pukul 19.00 hingga 06.00 WIB. Ini dilakukan untuk menghindari kemacetan dan pembajakan truk tangki yang dilakukan pendemo di Medan,” kata Hendrik, Humas dan Pengawas PT Elnusa Petrofin Medan.

Diakuinya, aksi demontrasi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah pusat belakangan ini sangat mengganggu aktivitas pendistribusian BBM ke SPBU di Medan dan luar kota Medan. “Belakangan ini tak jarang sopir truk tangki yang akan memasok BBM ke SPBU terjebak kemacetan dan dibajak para pendemo,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah perubahan jadwal pendistribusian BBM bersubsidi nantinya tidak akan menimbulkan kelangkaan bahan bakar di setiap SPBU? Hendrik mengatakan hal tersebut tidak akan berpengaruh. “Inikan sudah dikoordinasikan oleh pertamina ke SPBU, jadi stok BBM di SPBU masih aman dan kemungkinan besar tidak akan terjadi kelangkaan,” terangnya.

Sayang, kondisi di lapangan berkata lain. Terlihat, di sebagian SPBU yang ada di luar Medan sudah mulai memasang ‘Premium Habis’. Seperti yang terlihat di daerah Mandailing Natal. “Penyaluran BBM sudah sesuai dengan kuota. Jadi, tidak ada cerita bila SPBU kekurangan atau kehabisan premium. Nah, kalau seandainya hal tersebut terjadi, silahkan terjadi laporkan pada kita,” elak Asisten Customer Relations Fuel Retail Marketing PT Pertamina Region I Sumbagut, Sonny Mirath.

Sonny juga menegaskan, bila terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh pengusaha SPBU, maka akan ditindak langsung. “Kalau ketahuan ada SPBU yang bermain, maka akan kita tindak, dengan memberikan sangsi berupa penghentian penyaluran BBM sementara waktu,” tambah Sonny.

Dirinya menegaskan, bila saatnya ini Pertamina telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengontrol SPBU, sehingga dapat mencegah terjadinya penimbunan BBM. Sonny juga menjelaskan di Kabupaten Madina saat ini sedang terjadi antrean panjang dalam pembelian BBM, hal ini dikarenakan jembatan penghubung antara Sumut dan Sumbar yang terletak di Desa Gunung Tua Lumban Pasar, Panyabungan putus. Sehingga terjadi pengalihan terminal BBM, yang juga menambah waktu untuk pengisian. “Karena jembatan putus, stasiun pengisian kita ubah, dari awalnya di Sibolga, berubah di Teluk Kabung di Padang. Nah ini memakan waktu, dari Sibolga 6 jam, tetapi sekarang menjadi 14 jam,” tambah Sonny.

Sementara itu, Tim Khusus dari Polda Sumut, Kombes Suhardono Budi Nugroho menyatakan bahwa Medan merupakan daerah yang aman dalam penimbunan BBM. Sedangkan daerah yang paling berpotensi dalam melakukan penimbunan sekitar 7 daerah di Sumut. “Pangkalansusu, Binjai, Kisaran, Belawan, Simalungun, dan Sibolga yang merupakan kebutuhan BBM nya sangat tinggi, ini yang akan berpotensi untuk penimbunan,” tambah Suhardono.

Lima Jalan Protokol Ditutup Saat Aksi

Seperti diberitakan, ada kabar soal demonstrasi besar-besaran yang akan digelar pada Senin (26/3) mendatang. Terkait itu, selain telah menyiapakan langkah antisipasi berupa penambahan personel, Polresta Medan juga akan menutup lima jalan protokol.

“Ya, ada sejumlah ruas jalan di Kota Medan ditutup dan dialihkan ke ruas jalan yang lainnya. Ruas jalan yang kita tutup adalah lokasi yang digunakan pengunjuk rasa untuk berorasi,” ungkap Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polresta Medan Kompol M Risya Mustario kepada Sumut Pos, kemarin sekitar Pukul 15.00 WIB.

Jalan yang dimaksud pihak Polresta Medan adalah Jalan Zainul Arifin, Jalan Gatot Suboroto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Raden Saleh, dan Jalan Dipenogoro. “Kita akan mengerahkan seluruh personel dan dibantu Dirlantas Polda Sumut untuk mengatur lalu lintas yang macet dan jalan yang dijadikan lokasi aksi,” tambah Risya.

Dia sudah menginstruksi seluruh anggotanya di Satlantas Polresta Medan untuk langsung menutup jalan dan mengalihkan kenderaan kalau melihat massa aksi. Karena itu, Risya mengimbau kepada warga Kota Medan untuk mengindari jalan yang diduga akan dipakai para pengunjuk rasa. “Ya masyarakat saya imbau untuk memilih ruas jalan yang tidak macet dan tidak dilintasi massa,” ungkapnya.

Soal demo pada Senin mendatang kembali ditegaskan oleh Kongres Rakyat Sumatera Utara (KRSU), Senin (26/3). “Sekarang ini jumlah riil yang sudah pasti akan ikut aksi ini berjumlah 15.874 orang. Dari konsolidasi kita, jumlahnya nanti diperkirakan sampai 50 ribu orang, bahkan bisa lebih karena kita terus konsolidasi,” kata Ahmadsyah, pimpinan aksi Kongres Rakyat Sumatera Utara, dalam konferensi pers di Medan, Jumat (23/3) siang.
Sedikitnya 51 elemen terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti buruh, tani, nelayan, supir, abang becak, dan mahasiswa akan bergabung dalam aksi Kongres Rakyat Sumatera Utara. “Demo yang kemarin-kemarin itu kan masih pemanasan. Nanti Senin semua bergabung. Jika pemerintah tidak juga membatalkan rencananya, demo bisa berlangsung berhari-hari,” papar Ahmadsyah.

Titik kumpul unjuk rasa besar-besaran ini adalah Lapangan Merdeka, Medan. Panitia aksi belum memastikan sasaran dan metode demonstrasi. Alasannya, hal itu masih dibahas. Namun, mereka menyatakan tidak ada skenario aksi anarkistis dalam aksi nanti.

Panitia aksi juga meminta maaf kepada kepada masyarakat, terutama sopir dan tukang becak, yang terganggu dengan adanya aksi unjuk rasa nanti. “Ini adalah konsekuensi dari sebuah aksi. Kami mohon maaf dan kami berharap masyarakat memahami,” ujar Ahmadsyah.

Panitia mengaku tidak punya target lain di luar memaksa pemerintah untuk membatalkan rencana menaikkan harga BBM pada 1 April mendatang. Mereka juga tidak ingin kegiatan ekonomi di Medan lumpuh saat unjuk rasa berlangsung. “Kami tidak provokatif dan tidak akan anarkis. Tapi kita tidak tahu jika kawan-kawan sopir yang tergabung dalam Kesper memilih mogok seperti pada 1998 lalu,” ujar Pahala Napitupulu, salah seorang panitia aksi Kongres Rakyat Sumatera Utara.

Mereka juga meminta aparat kepolisian maupun TNI yang dilibatkan dalam pengamanan aksi untuk tidak bertindak represif. “Selama ini kami melihat aparat keamanan takut dan hati-hati sekali dalam setiap aksi. Sebenarnya ketakutan itu tidak perlu. Jika takut, pemerintah cukup membatalkan rencananya menaikkan harga BBM,” imbuh Pahala.

Kembali Pahala Napitulu ketua dari Serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI) 1992 kepada Sumut Pos mengatakan dirinya akan juga membawa massa dari buruh dan warga Sari Rejo Medan Polonia untuk bergabung dalam aksi ini, massanya akan berorasi di depan Bandara Polonia Medan.”Kita akan berorasi di depan Polonia, selain itu massa akan mendatangi Kantor DPRD Sumut dan Kantor Gebernur,” sebutnya.

Saat disinggung apakah massa, ada berniat untuk melumpuhkan aktivitas Bandara Polonia, dirinya mengatakan tidak. Mereka hanya hendak mendatangi Danlanud, pasalnya kantor Danlanud dekat bandara Polonia Medan. Selain aksi menolak kenaikan BBM, dirinya akan menanyakan persoalan tanah di Sarirejo kepada Danlanud.(mag-17/ram/gus)

Exit mobile version