Site icon SumutPos

Polresta Medan Belum Ungkap Aktor Intelektual

MEDAN- Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berujung anarkis di depan kampus Universitas HKBP Nomensen (UHN) belum menyimpulkan siapa dalang kerusuhan tersebut. Polresta Medan yang menggemborkan ada aktor intelektual, hingga lima hari belum juga menangkap aktornya.

Menyikapi belum terungkapnya dalang kerusugan itu, Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta mengakui, pihaknya sudah mengumumkan daftar pencari orang (DPO), begitupun tetap dicari ke atasnya (oknum Intelektual, Red).  Dia menyebutkan, sebelum adanya aksi anarkis terjadi sudah dilakukan rapat manajemen aksi hingga berujung anarkis yang diperbuat. “Dari BAP, pelaku aksi mengaku sudah melakukan rapat-rapat sebelumnya, untuk informasi lebih lanjut,” kata Mantan Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya.  Ketika ditanyakan siapa oknum-oknum intelektual dibalik kerusahan, apakah dari mahasiswa maupun elit politik lokal atau nasional, Perwira melati dua enggan menjawabnya. “Nanti kalau penangkapan, pasti akan diberitahu semuanya,” katanya. Saat disinggung atas pertemuan yang dilakukan Kapolresta Medan dan Kasat Intel Polresta Medan, Kompol Faisal Napitu bersama beberapa aliansi mahasiswa se-kota Medan, di Hotel Emerlad Garden, Rabu (19/6) lalu, Nico enggan berkomentar, memilih mengalihkan pertanyaan Sumut Pos.

“Kalau pelaku yang lain ditangkap akan disampaikan, jadi bukan penyedik, yang menyampai motif dan penyebab, kalau tersangka ketangkap, kami mohon waktu, biar kami ungkap,” tandasnya.

Direktur Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane  meminta kepada Kapolresta Medan AKBP.Nico Afinta untuk membekuk otak kerusahan. (gus)
menjadi provokator dalam aksi anarkis yang dilakukan pendemo didepan Kampus Universitas HKBP Nomensen (UHN) di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Senin (17/6) yang lalu.

“Atas kejadian ini, Justru Polri harus mengusut siapa sesungguhnya pelaku dibalik kerusahan yang merusak KFC dan yang lainnya,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.

Neta menilai aksi anarkis ini, ada pelaku sebagai dalang intlektual melakukan provokasi, sehingga memicu aksi anarkis diluar kontrol mahasiswa, sehingga mahasiswa yang melakukan menjadi tersudutkan dan menjadi korban atas kejadian tersebut.

“Apakah ada provokator yang sengaja merusak citra mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi rakyat,” sebut Neta.
Dirinya juga sangat menyayangkan terjadi aksi anarkis berlanjut dengan bentrokan antara mahasiswa dengan ratusan polisi, pada malam itu, dengan diamankan 85 orang mahasiswa oleh polisi.

“Kita menyayangkan terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi, dalam aksi penolakan BBM di Medan, seharusnya kedua belah pihak bisa menahan diri, sehingga bentrokan bisa dihalau,”ujarnya. (gus)

Exit mobile version