Site icon SumutPos

Lajang Tua dan Anjingnya Tewas Terpanggang

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gopis Pasaribu (76) tewas mengenaskan. Pria yang masih melajang itu, terpanggang setelah kediamannya di sebuah gang sempit tak jauh dari simpang Jl. Cangkir, Kec. Medan Petisah, terbakar Selasa (23/6) sekitar pukul 00.30 WIB. Api yang melahap 2 pintu rumah semi permanen itu, padam usai 6 mobil pemadam beraksi.

Di rumah dua pintu itu, satu pintu dihuni Lina br Hutabarat dan suaminya. Satu pintu lagi, dihuni Gopis bersama 2 saudara angkatnya, Rospita Hutabarat (57) dan Firman Hutabarat (55). Ya, Gopis sendiri merupakan anak angkat di keluarga Hutabarat. Orangtua Rospita dan Firman mengadopsi Gopis sejak kecil.

Di hari nahas itu, kebetulan Gopis tinggal sendirian. Rospita dan Firman pergi ke kawasan Jl. Setia Budi, bersama Timor Hutagaol (54) karena urusan keluarga. Tak ada yang tahu penyebab kebakaran. Namun warga kaget dan berbondong datang setelah melihat kobaran api dan kepulan asap.

Api cepat membesar karena bangunan sebagian terbuat dari papan. Warga juga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Tapi, karena posisi rumah di gang yang sangat sempit membuat warga kesulitan. Sementara, Lina dan suaminya sempat menyelamatkan sejumlah barang-barang mereka.

“Kejadiannya tadi malam bang. Memang kebetulan opung ini sendirian dirumah bang. Mereka tinggal berempat dirumah ini bang, ada tanteku, ada tulangku dan ada juga anak sulungku. Untung aja siang semalam anakku bisa kami jemput dan bujuk agar pulang kerumah bang. Kalau gak, mungkin dia jadi korban juga,” terang Nando Hutagalung (33) keluarga korban yang berada di lokasi.

Mendapati informasi tersebut, 6 unit mobil pemadam kebakaran pun mendatangi lokasi untuk memadamkan api. Namun, karena lokasi gang yang sempit, membuat dua mobil pemadam masuk dari Jalan Gelas sementara empat mobil pemadam lainnya masuk dari Jalan Cangkir. Sekitar 2 jam kemudian, api baru dapat dipadamkan.

Sementara itu, petugas kepolisian Polsek Medan Baru yang tiba dilokasi, langsung melakukan olah TKP dan menemukan Gopis yang sudah tak bernyawa lagi bersama seekor anjing bernama Pongker. Akibat kejadian tersebut, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Sementara untuk dugaan api berasal belum dapat dipastikan, karena banyak pihak mengatakan bahwa api berasal dari lilin, rokok, dan lain-lain.

“Untuk dugaan yang kita dapatkan bang, api berasal dari lilin, rokok dan katanya ada juga yang dicampakkan. Karena malam itu di sini mati lampu, saat mendapat informasi kebakaran itulah aku ke sini bang. Kami tinggal di rumah orangtua di Jalan M. Idris bang. Jadi, untuk pastinya biarlah pihak kepolisian yang menjelaskan langsung dan mengungkapkannya,” terang Nando.

MINTA BABI ARSIK
Nando sendiri teringat permintaan Gopis, sehari sebelum tewas. Sore itu, jelas Nando, Gopis sempat berbincang-bincang dengan keluarganya usai berjalan sore dengan tongkatnya. Dia minta dibuatkan babi arsik. Namun, keinginan tersebut rencana akan dibuat pagi ini.

“Aku dengar dari tante dan tulangku Bang, bahwa semalam opung Gopis sempat minta dibuatkan babi arsik. Rencananya ini hari mau dibuat bang, ternyata itu pesan-pesan terakhirnya sebelum meninggal bang,” terang Nando. “Baik kali opung Gopis ini bang, dari kecilnya dia dirawat sama opungku sampe tua ini bang. Udah macam keluarga kandung kami lah dia ini bang, gak nyangka kami dia akan pergi bang. Padahal semalam sore masih kutengok dia jalan-jalan didepan gang pake tongkatnya itu bang,” tambah Nando.

Apakah ada kecurigaan kebakaran itu disengaja? Nando tak berani memastikan tapi mengaku ada perselisihan keluarganya dengan tetangga. Itu terkait permasalahan tanah bersama dua unit rumah tersebut yang dihargai Rp 250 juta.

“Dua tahun lalu pernah ada konflik dengan tetangga ini bang, rencananya mereka mau bayari tanah dan rumah itu seharga Rp 250 juta. Manalah mungkin kita setuju bang, murah kali dihargai segitu. Dibangunnyalah rumahnya dan diambil 3 meter lebar jalan ini dan 80 meter panjangnya kurang lebih bang. Dulu mobil bisa masuk ke dalam gang ini, sekarang tengoklah bang sempitnya. Jalan pun digarapnya untuk bangun rumahnya,” tutup Nando.

Sementara itu, berdasarkan pantauan kru koran ini dilokasi, tampak 2 ekor anjing yang masih hidup, satu ekor ayam betina yang masih mengerami telurnya, tetap bertahan di lokasi tersebut. Sementara seekor anjing yang sudah hangus terpanggang, langsung dikuburkan tepat di depan rumah tersebut.

“Untuk jenazah korban, akan disemayamkan esok hari bang, di tempat pemakaman umum kristen di Jalan Gajah Mada, Medan. Dan sebelumnya di Sakramen di GKPI Medan Kota,” pungkas Nando diamini Rospita dan Firman Hutabarat.(mag2/trg)

Exit mobile version