Site icon SumutPos

Ongkos Kereta Api Naik Mulai 25 hingga 50 Persen

MELINTAS: KA Sri Lelawangsa melintas menuju ke Binjai dari Medan. Ongkos rute ini naik 50 persen.
MELINTAS:
KA Sri Lelawangsa melintas menuju ke Binjai dari Medan. Ongkos rute ini naik 50 persen.

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Biaya operasional yang semakin tinggi memaksa PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatera Utara dan Aceh menaikkan ongkos Kereta Rel Diesel Indonesi (KRDI) Lokal Sri Lelawangsa jurusan Medan-Binjai dan Medan-Tebing Tinggi hingga 50 persen dari harga biasanya. Kenaikan ini terhitung mulai tanggal 1 Oktober mendatang.

Humas PT KAI Divre I Sumut & Aceh, Jaka Jakarsih mengatakan,  untuk jurusan Medan-Binjai harga tiket naik 50 persen lebih, dari semula Rp5.000 menjadi Rp8.000, sementara itu untuk tujuan Medan-Tebing Tinggi sekitar 25 persen dari harga semula Rp15.000 menjadi Rp20.000 per tiket.

Tarif lama ini, katanya, diberlakukan sejak 1 Februari 2012 sampai 30 September 2014 atau kurang lebih sekitar 32 bulan berjalan. Dasar kenaikan tarif adalah dikarenakan kenaikan biaya operasi Kereta Api yang terus meningkat.

“Saat ini, sementara dua jurusan itu dulu yang naik karena tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah lagi. Untuk yang lain belum ada rencana naik. Secara umum biaya operasinya memang sudah naik diantaranya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku cadang juga naik,” katanya.

Menurut Jaka, kenaikan tarif tersebut tidak akan menurunkan okupansi penumpang. Ditambah lagi, pelayanan dan keamanan dari pihak kereta api yang diberikan kepada penumpang sangat optimal dilakukan namun tidak ada penambahan fasilitas.

“Jika dilihat dari kemampuan penumpang KA Sri Lelawangsa, kenaikan tarif tersebut tidak jadi masalah bila dibanding tarif angkutan lain. Tarif kereta api masih sangat terbilang murah dan efesien,” ujarnya.

Sedangkan untuk kereta api jurusan Medan-Binjai rata-rata sekitar 2.000 penumpang per hari Pergi Pulang (PP) dan di weekend 2.500 penumpang per hari untuk PP. Sedangkan rata-rata untuk jurusan Medan-Tebing Tebing sebanyak 100 penumpang dan di weekend sekitar 150 penumpang.

Salah seorang penumpang, Ningsih mengaku sedikit kecewa dengan kenaikan harga tiket tersebut. Pasalnya, ia sering menggunakan kereta api sebagai alat transportnya saat kuliah.

“Agak kecewa juga sih karena selama ini saya naik KA kalau mau ke Medan kuliah. Tapi kalau alasannya karena biaya operasional seperti BBM, yah apa boleh buat,” ujar mahasiswi asal Binjai ini. (put/ila)

Exit mobile version