Site icon SumutPos

Suami Istri & dan Anak Balita Tewas

Foto: Bambang/PM Sepeda motor yang dikendarai korban Edi Syahputra Sembiring, masuk ke kolong truk. Edi beserta istri dan anaknya tewas, Selasa (24/2/2015).
Foto: Bambang/PM
Sepeda motor yang dikendarai korban Edi Syahputra Sembiring, masuk ke kolong truk. Edi beserta istri dan anaknya tewas, Selasa (24/2/2015).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Melaju dengan kecepatan tinggi membuat Edi Syahputra Sembiring (34) tak bisa mengelak lagi. Dia serta anak istrinya tewas setelah sepeda motor mereka tabrakan dengan truk molen (pengaduk semen) di Jalan Amir Hamzah, Binjai Utara, Selasa (24/2).

Siang nahas itu, menurut sejumlah saksi mata, Edi memacu Supra BK 5370 RV dengan kecepatan tinggi dari arah Stabat menuju Kota Binjai. Di lokasi kejadian, Edi memotong mobil box di depannya. “Kencang sepeda motor korban Bang. Gak tahu mau kemana mereka, tapi dari arah Stabat menuju Binjai tadi,” ungkap Yusuf, diamini beberapa warga lain, di lokasi kejadian.

Belum sempat mendahului mobil di depannya, Edi gugup. Di depannya, dari arah berlawanan, melaju pula truk molen. Edi panik. Maklum, jarak sudah makin dekat dan warga Jalan Ikan Hiu, Kelurahan Dataran Tinggi, Kecamatan Binjai Timur itu juga membonceng istrinya, Irwanti br Ginting (33) serta anak mereka yang masih berusia 2 tahun, Eilse Ario Sembiring.

“Gitu mau dilomba, dilihatnya ada truk di depan Bang. Karena sudah makan jalan, dia macam gugup Bng,” tambah Yusuf lagi. Brakk… tabrakan tak terhindari. Edi serta anak istrinya terpental sekitar 5 meter. Sementara, sepeda motor rusak dan nyungsep ke kolong truk.

“Gelepar-gelepar mereka sebelum datang bantuan. Soalnya terpental mereka hingga beberapa meter Bang. Kasihan kali pokoknya mereka bang,” sambung Roni.

Edi dan istrinya akhirnya tewas di tempat. “Kami berusaha memberikan pertolongan bang, tapi sayangnya mereka keburu menghembuskan nafas terakhir,” sebut warga.

Sementara, melihat anak korban yang masih bernafas, Eilse dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kecelakaan itu membuat jalanan di jalan penghubung Binjai dan Langkat itu macet. Petugas kepolisian yang turun ke lokasi berusaha mengevakuasi jenazah dan mengurai kemacetan yang sampai beberapa kilometer.

Foto: Bambang/PM
Foto Edi beserta istri dan anaknya semasa hidup.

Kasus ini masih ditangani pihak kepolisian Sat Lantas Polres Binjai guna mencari tahu pasti penyebab kecelakaan. “Kita masih melakukan penyelidikan dan penyidikan guna mengetahui penyebab kecelakaan,” kata AKP Ali Umar Kanit Lantas Polsek Binjai Utara. “Baik supir dan kernet sudah kita amankan. Demikian juga dengan truk serta sepeda motor dan jenazah sudah kita evakuasi,” tegasnya.

Upaya keras tim medis tak berarti banyak. Eilse menyusul ayah ibunya. Bocah berusia 2 tahun ini menghembuskan nafas dengan luka cukup serius di bagian kepala dan luka lecet lain di tubuhnya.

Padahal sebelumnya, warga yang melihat kejadian itu berusaha dengan cepat melarikan bocah malang ini ke rumah sakit. Sebab, meski hanya tergeletak tidak bergerak lagi. Namun, bocah malang ini masih bernafas. “Kami lihat orangtuanya sudah tidak bernafas. Sementara, bocah ini masih terlihat bernafas,” sebut Rinto, warga di lokasi kejadian tabrakan maut.

Foto: Bambang/PM
Pasutri itu tewas di tempat, anaknya menyusul kemudian.

Dengan sesegera mungkin, warga dibantu petugas kepolisian membawa bocah ini ke Klinik Sumatra Jalan Tandam Pasar VI. Kondisi yang cukup parah, membuat tim medis merujuk bocah ini ke RS Bidadari Binjai. “Habis dari Klinik Sumatra, tim medis yang kewalahan akhirnya merujuk bocah itu ke Bidadari bang,” sebut pria bertubuh kurus ini.

Namun masih beberapa menit mendapatkan pertolongan. Bocah ini menghembuskan nafas terakhirnya. Tim medis mengungkapkan, luka parah yang dialami bocah ini terjadi akibat benturan di kepala. “Luka lebam akibat beturan yang membuat korban tidak tertolong Bang. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berusaha menoolong korban,” aku salah satu tim medis.

Hingga akhirnya, jasad bocah ini dan kedua orangtuanya diantar ke rumah duka. Jasad langsung disambut isak tangis histeris keluarga. Keluarga sekan tidak menyangka dengan kejadian ini. Karena sebelumnya tidak ada firasat buruk. “Nanti bang, kami masih berduka. Tidak ada firasat buruk sebelumnya bang,” ungkap seorang keluarga korban, meminta jangan dighanggu dulu karena sedang berduka.(bam/trg)

Exit mobile version