Site icon SumutPos

Korban Beras Plastik Berjatuhan di Medan, Kadis Cuek

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Bunga Sinta terbaring lemah di RSU Sari Mutiara, Jalan Kapt Muslim Medan, Minggu (24/5). Pasien tersebut korban keracunan, diduga usai mengonsumsi beras plastik.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Bunga Sinta terbaring lemah di RSU Sari Mutiara, Jalan Kapt Muslim Medan, Minggu (24/5). Pasien tersebut korban keracunan, diduga usai mengonsumsi beras plastik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar menyebarnya beras plastik (sintetis) makin hingar terdengar. Tidak itu saja, korban pun mulai berjatuhan. Namun, di saat masyarakat mulai bingung dan terus bertanya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Medan malah terkesan cuek. Pihaknya, hingga kemarin belum juga bergerak dan malah menunggu Disperindag Sumut.
Padahal, temuan beras yang diduga mengandung plastik telah diungkapkan seorang warga Medan Maimun pada Jumat (22/5) lalu. Pun sehari setelahnya, Sabtu (23/5) seorang warga TAnjungsari Medan telah dilarikan ke rumah sakit karena diduga mengonsumsi beras plastik. Seiring itu, dalam beberapa hari ke belakang, para pejabat di belahan Indonesia lainnya pun telah sibuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar di wilayahnya; sebut saja Disperindagkop dan wali kota Bekasi, Disperindag Serang, Disperindagsar Kebumen, bupati Tasikmalaya, wali kota Pangkalpinang, wali kota Bogor, dan masih banyak lainnya.
“Yang ditemukan itu masih indikasi, bisa benar dan bisa juga tidak,” elak Kabid Disperindag Medan, Irfan Syarif.
Irfan memang mengaku telah melihat pemberitaan yang dimuat harian Sumut Pos, Sabtu (23/5) lalu terkait beredarnya beras plastik di Kecamatan Medan Maimun. Tapi, dia mengaku baru akan melakukan pengecekan langsung pada hari ini, Senin (25/5). “Besok (hari ini) kita akan turun ke lapangan, untuk mengecek informasi tersebut,” ujar Irfan.
Irfan berdalih, informasi yang diterimanya juga sangat minim terkait beras plastik yang dikonsumsi salah seorang warga di Kecamatan Medan Maimun tersebut. “Di mana beli beras merek Saudara Jaya itu juga tidak diinformasikan,” katanya.
Setali tiga uang, Kepala Disperindag Medan, Syahrizal Arif pun mengaku belum melakukan pengecekan langsung ke lapangan terkait temuan masyarakat yang telah mengonsumsi beras plastik. Pihaknya malah cenderung menunggu Disperindag Sumut. “Bersama Disperindag Sumut kita akan melakukan pengecekan,” ujarnya.
Syafrizal sempat mengaku sejak merebaknya isu peredaran beras palsu, dirinya langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa distributor beras dan hasilnya tidak ditemukan beras plastik. Namun, saat ditanya tanda-tanda atau ciri beras plastik, Syahrizal malah belum tahu.
Syarizal mengaku mengetahui kalau ada warga Medan yangsudah dibawa ke Rumah Sakit Sari Mutiara karena diduga mengonsumsi beras plastik. “Memang dugaannya saat ini setelah mengonsumsi beras plastik, tapi untuk mengecek kebenarannya akan dilakukan uji laboratorium,” bilangnya.

Warga Tanjungsari yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga mengandung plastik adalah adalah Bunga Sinta (10), warga Jalan Setia Budi, Lingkungan IX, Tanjungsari. Bunga dilarikan ke RS Sari Mutiara pada hari Sabtu (23/5) sekitar pukul 17.00 WIB karena tubuhnya yang semakin lemas karena lambungnya luka diduga setelah mengonsumsi beras plastik. Sang ibu, Suriani, mengaku sebelum ke rumah sakit anaknya lebih dulu dilarikan ke klinik terdekat. “Dokter menyarankan untuk memberinya bubur,” kata ibu dari empat anak ini, kemarin.
Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD ini, mulai jatuh sakit sekitar 2 pekan lalu setelah sekitar dua hari keluarganya mengonsumsi Beras Kuku Balam Cap Mangga Dua. “Anak saya ini sebelumnya belum pernah kumatnya seperti ini. Sekitar 2 minggu lalu dia ngeluh perutnya sakit, terus saya periksa dan disarankan sama dokter klinik dimasakkan bubur. Nah, pas saya masak bubur baru saya lihat kalau ada yang lain dengan beras itu. Kerak sisa masak bubur itu tidak biasa, lebih tebal dan alot seperti plastik,” katanya.
Setelah curiga dengan beras tersebut, ia pun langsung melaporkan ke kepling dan sisa berasnya langsung diserahkan ke Polsek Sunggal. “Pas anak saya mules, saya dan 3 anak saya yang lain sempat mencret. Tapi tidak ada pikiran karena beras itu, paling diare biasa gitu aja. Karena pas dimasak biasa, yah seperti nasi biasanya. Kelihatannya saat saya buat jadi bubur aja, baru di situ curiga,” ujarnya.
Kakak korban, Debi, yang saat itu membeli beras tersebut juga mengakui hal sama. “Kami memang belum pernah makan yang merek Mangga Dua. Biasanya yang belanja mama, tapi kemarin saya yang disuruh jadi saya beli merek itu 10 kg harganya Rp95 ribu di Pajak Pagi Setia Budi-Tanjungrejo,” kata Debbi.
Siswa SMK kelas X di Muhammadiyah Pasar 1 ini mengaku, sebelumnya adiknya tidak ada mengonsumsi makanan lain yang diduga menyebabkan lambungnya kambuh. “Sama, saya juga curiganya sama beras karena memang pas kami bawa ke kepling, keplingnya juga bilang kalau keraknya gak biasa. Kayak plastik, tebal. Sebelumnya juga kami diare sekeluarga tapi adik saya yang mungkin gak tahan,” katanya.
Direktur RS Sari Mutiara Dr Taslim Sholin mengatakan, pasien mengalami diare hingga membuat tubuhnya lemas. “Dia diare, memang diare itu penyebabnya makanan tapi kita gak tahu apakah ada hubungannya dengan beras plastik itu atau gak. Pasien sudah mulai pulih setelah mendapat perawatan oleh dokter dan perawat,” katanya singkat.
Sementara itu, Pengamat Kesehatan Sumut, Umar Zein saat dimintai keterangan soal bahayanya kandungan plastik di beras, ia belum bisa bekomentar banyak karena belum melihat langsung sampel atau kandungan di dalamnya. “Kasus beras pakai pemutih dan plastik cukup berbahaya pastinya bagi kesehatan, kemungkinan efek jangka panjang ada,” ujarnya. (dik/put/ris/ain/rbb)

Exit mobile version