Site icon SumutPos

Enam Calhaj Wafat, 12 Dirawat

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Calon Haji asal Kota Medan saat proses masuk jemaah di Asrama Haji Jalan Ah. Nasution Medan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh jamaah calon haji Embarkasi Medan sudah berada di Makkah. Saat ini, seluruh jamaah bersiap melaksanakan puncak haji, Armina, dimulai pada Kamis (31/8). Menunggu tujuh hari ke depan, biasanya calhaj mengisi waktu dengan melaksanakan umroh sunnah.

Kepala Seksi Dokumen dan Pendaftaran Haji Kanwil Kementerian Agama Sumatera Utara, Eri Nofa kepada Sumut Pos mengatakan, berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga kemarin ada 6 jamaah yang wafat dan 12 jamaah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Menurut

“Kalau untuk jenis penyakitnya, tidak ada disebutkan. Biasanya, untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita Calhaj, kita harus komunikasi langsung dengan Ketua Kloter. Namun, biasanya kalau dirawat di KKHI, jenis penyakitnya yang masih bisa ditangani,” jelas Eri.

Sedangkan untuk Calhaj yang wafat di Tanah Suci, menurut Eri, semuanya disebabkan penyakit yang diserita. Ada yang wafat saat perjalanan, sedang berada di pemondokan dan ada juga yang tengah menjalani perawatan medis. Dan keenam Calhaj yang wafat itu sudah dimakamkan di Tanah Suci.

Lebih lanjut, Eri mengatakan, menunggu tujuh hari ke depan, biasanya Calhaj mengisi waktu dengan melaksanakan Umroh Sunnah, dengan keluar lagi dari Mekkah. Namun ini sifatnya pribadi dan kebanyakan dilakukan oleh masing-masing KBIH.

” Selain Umroh Sunnah, ada juga yang ziarah. Namun ada juga yang mengisi waktu dengan memperbanyak badah di Masjidil Haram, ” sambung Eri.

Eri juga mengungkapkan, waktu melontar Jumrah sudah diatur Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi melalui Muassasah Asia Tenggara dan Surat Edaran. Dikatakan Eri, ada tiga waktu untuk jamaah Calhaj Indonesia dilarang, yakni 10 Dzulhijjah mulai pukul 06.00 sampai pukul 10.30, 11 Dzulhijjah mulai pukul 14.00 sampai pukul 18.00 serta 12 Dzulhijjah mulai pukul 10.30 WAS sampai pukul 14.00.

” Dalam Maklumat itu disebutkan waktu larangan itu demi kelancaran bersama dan menghindari kemacetan akibat penumpukan jamaah, ” tandas Eri.

Layanan di Madinah Mengecewakan

Sementara, evaluasi sementara penyelenggaraan haji disampaikan tim kunjungan kerja haji DPR tahap 1 di Jakarta, kemarin (24/8). Karena waktu yang terbatas, tim evaluasi gelombang pertama ini berfokus layanan haji di Madinah. Secara garis besar layanan di Madinah kurang memuaskan.

Diantaranya adalah di sektor pemondokan. Laporan tim menyampaikan ada sekitar 8.000 jamaah yang tergabung di 18 kloter menempati pemondokan di luar wilayah markaziyah. Wilayah markaziyah adalah area pemonokan atau perhotelan di radius 500 meter dari komplek Masjid Nabawi. ’’Bahkan ada jamaah yang menempati pemondokan sampai di radius 1,2 km dari Masjid Nabawi,’’ jelas Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid. Dia juga ikut dalam rombongan tim pengawas haji gelombang pertama.

Pelayanan haji di Madinah juga sempat geger ditemukannya 3.334 boks makanan dalam kondisi basi. Untungnya boks makanan itu belum sampai tersalurkan ke setiap jamaah. Sehingga jamaah tidak sampai mengkonsumsi makanan tidak layak. Kelalaian pihak katering ini membuat jadwal makan malam jamaah haji mundur sampai menjelang dini hari.

Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan tim pengawas sempat mampir untuk melihat pelayanan haji di Makkah. Diantara yang jadi fokus pengawasan adalah pemondokan. Sodik mengatakan jamaah yang tinggal di pemdonkan jauh dari Masjidilharam, banyak yang mengeluhkan soal suplai makanan.

Informasi yang didapatkan DPR, lama tinggal jamaah haji di Makkah mencapai 30 hari. Sedangkan katering yang disiapkan cukup untuk 12 hari atau 25 kali makan. Nah persoalan muncul karena di area pemondokan yang jauh dari Masjidilharam tidak banyak dijumpai restoran. Sehingga jamaah kesulitan untuk mencari makanan.

’’Sampai ada jamaah yang mengusulkan, tidak perlu diberi uang living cost. Sebagai gantinya makanan selama di Makkah ditanggung,’’ jelasnya. Sodik berharap Kemenag memperhatikan keluhan-keluhan jamaah yang menempati hotel jauh dari Masjidilharam itu.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis menyampaikan nilai tawar pemerintah Indonesia kepada pemerintah Arab Saudi tidak maksimal. Padahal jamaah haji dari Indonesia mencapai 221 ribu orang. Dia menduga lemahnya daya tawar ini disebabkan urusan haji ditangani oleh Kementerian Agama (Kemenag).

’’Saya usulkan ada perubahan nomenklatur Kementerian Agama dan Haji,’’ jelasnya. Supaya saat penyelenggaraan haji tiba, pemerintah Indonesia memiliki daya tawar yang kuat. Sehingga kejadian seperti kamar hotel di Madinah yang diserobot negara lain tidak akan terjadi.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan Kemenag sudah berupaya mencarikan pemondokan di Madinah yang berada di radius 500 meter dari Masjid Nabawi. Tetapi tim Kemenag cukup kesulitan. Sehingga ada pemondokan yang mencapai radius 1.150 meter dari Masjid Nabawi.

Selain itu Sri menyampaikan bahwa sewa pemondokan di Madinah berbeda dengan di Makkah. Di Madinah sewa hotelnya menggunakan mode sewa setiap kedatangan jamaah. Sehingga sangat wajar jika ada satu hotel yang tidak paten disewa dan ditempati jamaah Indonesia. ’’Istilahnya sewa blocking time,’’ tuturnya.

Sedangkan terkait katering di Makkah, akan terhenti mulai 27 Agustus dan kembali normal mulai 7 September. Alasan dihentikan karena pada 27 Agustus lalu lintas di Makkah sudah sangat padat. Sehingga tidak memungkinkan untuk mendistribusikan makanan.  (wan/jpg/ain/adz)

Calhaj Medan Wafat di Tanah Suci

  1. Agus Salim Mulia Siregar, jamaah Kloter 2, wafat di perjalanan pada 1 Agustus 2017
  2. Amnah Hasri Husin, jamaah Kloter 2, wafat di Pemondokan pada 4 Agustus 2017
  3. Dahlia Hanum Nasution, jamaah Kloter 5, wafat di Rumah Sakit pada 12 Agustus 2017
  4. Ramlah Abdul Jalil Silalahi, jamaah Kloter 8, wafat di pemondokan pada 13 Agustus 2017.
  5. Ida Rosika Pospos, jamaah Kloter 7, wafat di Pemondokan, pada 15 Agustus 2017.
  6. Yuliani Muhid Abdullah, jamaah Kloter 1, wafat di Rumah Sakit Arab Saudi pada 19 Agustus 2017

 

Calhaj Medan Dirawat di KKHI

  1. Tajri Abdul Aziz, Kloter 1
  2. Siti Nurbayapolin Saragih, Kloter 2
  3. Zubaidah Amat Zubaidah, Kloter 2
  4. Rosmawati Muhammad Yunus Samosir, Kloter 2
  5. Nurhayati Alifiah Abdullah, Kloter 2
  6. Yatimin Heriyanto Man Yusuf, Kloter 2
  7. Ahmad Muchjar Ibrahim Yusuf, Kloter 4
  8. Jalilla Baginda Maradaya Harahap, Kloter 12
  9. Saudah Sutan Doli Siregar, Kloter 12
  10. Chadijah Nyak Tui, Kloter 14
  11. Lindung Lobe Samir Munthe, Kloter 15
  12. Ponimi Ngatiman Giso, Kloter 19

 

 

 

 

 

Exit mobile version