Site icon SumutPos

Bioskop Sudah Mulai Dibuka, Penonton Wajib Punya Kartu Vaksin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah tutup sejak April 2020 akibat pandemi Covid-19, bioskop pun akhirnya mengantongi izin untuk dibuka kembali. Dengan persiapan yang merujuk pada aturan pemerintah, jaringan bioskop Cinepolis yang berada di Kota Medan sudah dibuka kembali sejak Jumat (24/9). Di Medan sendiri, bioskop Cinepolis ada di Sun Plaza, Plaza Medan Fair, dan Lippo Plaza Medan.

BIOSKOP: Suasana di salah satu bioskop di Kota Medan. Sejumlah bioskop di mal Kota Medan sedah dibuka sejak Jumat (24/9).

Menurut Marketing Communication Manager Sun Plaza, Yokie, persiapan pembukaan bioskop Cinepolis sudah dilakukan pengelola sejak dua hari lalu. “Hanya saja untuk kepastiannya baru kemarin. Mungkin setelah dipastikan jika pengelola bisa mengikuti semua aturan pemerintah,” katanya, Jumat (24/9).

Pembukaan bioskop di Medan sendiri merujuk pada Surat Edaran (SE) Wali Kota Medan tertanggal 21 September 2021. Dalam SE tersebut, bioskop di Medan diizinkan buka kembali dengan kapasitas maksimal sekitar 50 persen dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Ketentuannya, wajib menggunakan PeduliLindungi untuk melakukan skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai. Hanya pengunjung dengan kategori hijau dalam aplikasi PeduliLindungi yang boleh masuk. Artinya, penon boleh masuk kalau punya kartu vkasin.

Sedangkan untuk kategori usia, pengunjung di bawah 12 tahun dilarang masuk. Selain itu, dilarang makan dan minum atau menjual makanan dan minuman dalam area bioskop.

Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution meminta kepada pihak pengelola Bioskop untuk memastikan agar setiap pegawai atau pekerja yang ada pada bioskop-bioskop di Kota Medan sudah divaksin Covid-19. Sehingga, baik pengunjung maupun pekerja bioskop tidak saling menularkan satu sama lain. Hal itu pun harus dibuktikan dengan sertifikat vaksin atau melalui aplikasi PeduliLindungi.

“Memang kemarin sudah kita katakan sudah boleh buka, tapi akan kita cek dulu, karyawannya sudah vaksin belum. Jangan yang nonton diwajibkan pakai PeduliLindungi dan tunjukkan sertifikat vaksin, tahunya pegawai bioskopnya belum (divaksin),” ucap Bobby, Jumat (24/9).

Bobby pun meminta agar setiap pengelola bioskop dapat memastikan bahwa setiap pegawainya telah divaksin dan tertera di dalam aplikasi PeduliLindungi. Untuk itu, Pemko Medan akan mengecek setiap karyawan bioskop di Kota Medan terlebih dahulu, mana-mana saja bioskop yang akan beroperasi.

“Lalu makan minum juga tidak boleh di dalam, kapasitasnya juga 50 persen di dalam,” katanya.

Menanggapi hal ini, Komisi II DPRD Medan mengaku sangat setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Pemko Medan yang mewajibkan seluruh orang di lingkungan bioskop untuk divaksinasi terlebih dahulu, baik pengunjung maupun pekerja di bioskop.

“Ya memang harus begitu lah, baik pengunjung maupun pekerja kan sama-sama berpotensi menularkan dan ditularkan. Jadi harus sama-sama wajib vaksin, bukan masalah adil atau tidak adil, tapi memang untuk memaksimalkan pemutusan mata rantai pandemi ini,” ucap Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Jumat (24/9).

Dijelaskan Afif, menonton bioskop bukan lah hal yang bersifat wajib ataupun primer, berbeda dengan sekolah ataupun lingkungan kerja.

“Sekolah saja guru-gurunya harus divaksin dulu baru sekolahnya boleh beroperasi, masak yang kerja di bioskop gak divaksin. Bioskop ini kan tidak primer, bukan seperti kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Maka kalau pun memang boleh sibuk, ya silakan dibuka, tapi justru harus lebih ketat prokesnya dari lingkungan sekolah ataupun lingkungan kerja yang bersifat lebih penting,” jelasnya.

Apalagi lanjut Afif, b ioskop merupakan lokasi yang tertutup dengan durasi film di atas 1 jam. Dengan demikian, para pengunjung akan berada di dalam ruangan dalam waktu 1 jam bahkan lebih.

“Rata-rata film kita sebut saja sekitar 1,5 atau 2 jam, ruangan ber AC pula. Benar apa kata Pak Wali, semua sudah harus divaksin, baik para pengunjung maupun pekerja. Lalu tidak boleh ada makan minum di dalam bioskop. Intinya prokes harus ketat,” pungkasnya.

Satgas: Deliserdang Laik PPKM Level 1

Status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 bagi Kabupaten Deliserdang, dinyatakan sudah laik berdasarkan indikator dan data yang diperoleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara.

“Begitupun pesan Pak gubernur, masyarakat di Deliserdang tidak boleh lengah. Harus tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Sebab Level 1 PPKM hanya bersifat sementara, yang bisa saja berubah naik status pada asesmen Kementerian Kesehatan berikutnya,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr Aris Yudhariansyah menjawab Sumut Pos, Jumat (24/9).

Pihaknya telah menelusuri data dan fakta atas status PPKM kabupaten itu. Hasilnya disimpulkan bahwa Deliserdang memang laik menerima capaian dimaksud, karena sesuai indikator dan data.

Aris menyebut ada dua indikator utama. Pertama, indikator transmisi komunitas yang terdiri dari kasus konfirmasi positif Covid-19. Khusus Deliserdang, kasus konfirmasi tetap ada setiap hari. Walaupun demikian, sesuai dengan indikator kasus konfirmasi itu, apabila angka kasus baru di atas 20/100 ribu penduduk per minggu, maka tingkat transmisi ada di tingkat 1.

Dari kasus rawat inap, misalnya, angka yang diharapkan adalah di bawah 5/100 ribu penduduk per minggu. Dari sisi ini menunjukkan kasus sedang berat di Deliserdang terkendali.

Kemudian dari sisi kematian, di bawah 1/100 ribu penduduk per minggu. Dari sisi itu menunjukkan pelayanan kesehatan di rumah sakit berhasil memberikan pelayanan prima dan cepat ditangani tidak terlambat. “Asesmen tersebut disusun oleh Kemenkes dengan indikator yang jelas, batasan nilai jelas dan sumber data yang jelas,” kata Aris.

Indikator kedua, lanjut dr Aris, adalah kapasitas respon, terdiri dari testing. Dari sisi ini ditandai dengan rendahnya angka positivity rate yaitu di bawah 5% per minggu. Adapun angka testing Deli Serdang mencapai 83 persen dari target.

“Artinya bahwa efektifitas pembatasan kegiatan masyarakat dalam rangka protokol kesehatan berhasil mencegah penularan Covid-19. Ini didukung oleh kinerja satgas covid di semua lini sampai level terendah yaitu dusun dan lingkungan,” ungkapnya.

Kemudian dari sisi tracing. Di Deliserdang tracing mencapai rasio kontak erat per kasus konfirmasi per minggu hingga 18,79 atau berada di atas nilai Kemenkes, yakni 14. Artinya, petugas tracer bersama Satgas melakukan tracing setiap kasus konfirmasi, memverifikasi, mengedukasi, memutuskan isoman atau isoter atau dirujuk. Sehingga membantu mencegah penularan kasus.

Selanjutnya dari sisi treatment, kata Aris, ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate/BOR pasien covid di Deliserdang, di angka 14,84 per minggu. Angka itu jauh pada batas yang ditetapkan yaitu di atas 60.

“Ini menunjukkan efektifitas dari testing dan tracing di hulu sehingga kasus tidak sampai ke hilir menjadi kasus berat yang bisa menyebabkan rumah sakit tidak mampu menampung kasus,” terang mantan kepala Dinkes Asahan itu.

Ruang Isolasi Kini Layani Pasien Umum

Tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy ratio (BOR) Covid-19 di rumah sakit kawasan Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami penurunan sebulan terakhir. Salah satunya, di RSUP H Adam Malik Medan yang kini hanya 17-18 persen.

Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP mengatakan, pihaknya telah menutup sebagian ruangan isolasi pasien Covid-19 untuk melayani pasien umum. “Sudah sangat nyaman, BOR nya sudah 17-18 persen saja. Kami sudah menutup sebagian ruangan untuk melayani pasien umum,” kata Zainal baru-baru ini.

Zainal juga mengatakan, berdasarkan laporan, penurunan BOR juga terjadi di rumah sakit di provinsi lain. “Alhamdulillah, kita mendapatkan laporan di provinsi lain juga sudah turun,” katanya lagi.

Ke depan, lanjut Zainal, pihaknya lebih fokus kepada pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. “Kalau yang ringan-ringan bisa di daerah atau rumah sakit lain. Jadi, kita nanti lebih banyak ICU-nya malah, itu relevan dengan yang kita bangun,” kata dia.

Zainal mengungkapkan, saat ini total ruang isolasi Covid-19 di RSUP HAM berjumlah 286 unit. “Dari jumlah itu, yang terisi sekitar 18 persen. Mungkin dalam waktu dekat ini kita keluarkan lagi SK-nya dari ruangan ini (Covid-19) ke pasien umum,” ungkapnya.

Kata Zainal, dengan turunnya BOR Covid-19 di RSUP HAM maka telah terjadi penurunan kasus baru terkonfirmasi positif. “Dari 90 persen penggunaan ICU turun menjadi 18 persen,” pungkasnya. (map/prn/ris/bbs)

Begitu juga ruangan isolasi di luar ICU juga sangat turun. Penurunan ini sudah terjadi sejak dua minggu sebelumnya, secara perlahan,” pungkasnya.

Diketahui, BOR pasien Covid-19 di rumah sakit kawasan Sumut kembali mengalami penurunan. Pada minggu lalu di angka 20 persen, kini sudah sekitar 15 persen.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumut dr Nelly Fitriani menyebutkan, berdasarkan data isian tempat tidur Covid-19 rumah sakit yang melaporkan, BOR ICU Covid-19 Sumut sebesar 20,97 persen. Sedangkan BOR Isolasi 10,73 persen.

“Selama satu minggu terakhir, BOR Covid-19 Sumut terus mengalami penurunan setiap harinya. Pada 15 September, BOR ICU Covid-19 di angka 24,78 persen. Namun, saat ini turun menjadi 20,97 persen. Begitu juga dengan BOR Isolasi Covid-19, turun dari 16,19 persen menjadi 10,73 persen,” kata Nelly, Kamis (23/9).

Nelly juga menyebutkan, penurunan juga terjadi terhadap BOR Covid-19 Kota Medan. Sebelumnya berkisar 50 hingga 40 persen, kini hanya sekitar 30 hingga 20 persen. “Kota Medan saat ini BOR ICU di angka 25,61 persen dari 29,14 persen. Sedangkan BOR Isolasi 14,23 persen dari 21,67 persen,” ujarnya.

Sementara itu, kasus Covid-19 pada Jumat (24/9) bertambah 2.557 orang sehari. Kasus baru terdeteksi dari tes di atas 252 ribu spesimen. Kini total sudah 4.204.116 orang terinfeksi Covid-19 di tanah air.

Kasus Covid-19 terbanyak harian disumbang Jawa Tengah 286 kasus. Jawa Timur 219 kasus. Jawa Barat 217 kasus. DKI Jakarta 181 kasus. Sumatera Utara 157 kasus. Kasus aktif turun 2.194 sehari. Jumlah pasien aktif kini sebanyak 45.803 orang. Ada 172.973 orang yang diperiksa dengan metode TCM, PCR, dan antigen. Angka positivity rate mencapai 1,48 persen.

Sementara itu, angka kematian Covid-19 yakni sebanyak 144 jiwa. Sementara angka kematian sudah 141.258 jiwa meninggal dunia karena Covid-19. Kematian harian terbanyak terjadi di Jawa Timur 18 jiwa, Jawa Tengah 16 jiwa, Jawa Barat 13 jiwa.

Sedangkan, pasien sembuh harian bertambah 4.607 orang. Paling banyak kasus sembuh paling banyak di Aceh 880. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 4.017.055 orang. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Ada 3 provinsi di bawah 10 kasus. Dan tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. (map/prn/ris/bbs)

Exit mobile version