Site icon SumutPos

Sungai Deli Jadi Ikon Wisata Medan

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Bina Marga Medan sedang mempersiapkan panton atau alat pengerukan untuk membersihkan Sungai Deli.

Sungai yang membelah Kota Medan ini akan ditata sehingga menjadi salah satu ikon wisata Kota Medan.

“Kita harapkan tahun ini alatnya sudah masuk dan pengerjaannya bisa dimulai. Alat itu selanjutnya akan digunakan untuk membuka jalur dari Avros sampai Balai Kota Medan,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap usai mengikuti aksi pembersihan aliran Sungai Deli yang digagas Lembaga Pemantau Sungai (LPS), Sabtu (25/2) pagi. Aksi bersih sungai ini dimulai dari Jalan Avros, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun sampai Balai Kota Medan.

Pembersihan sungai sekaligus memberikan pemahaman dan penyuluhan kepada warga yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai supaya tidak lagi membuang sampah sembarangan. Dengan demikian sungai yang mengalir dan melintasi wilayah Kota Medan sepanjang sekitar 35 kilometer dan luas daerah aliran sungai mencapai sekitar 17.000 hektar ini akan terbebas dari sampah.

“Jadi, sungai yang bersih itu terwujud apabila tidak kita biarkan. Karenanya, kita akan terus melakukan upaya-upaya bagaimana Sungai Deli ini akhirnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan hiburan dan wisata bagi masyarakat, terutama anak-anak. Untuk itu  ke depan, kita harus memeliki gerakan terpadu agar sampah tidak lagi menjadi masalah bagi Sungai Deli,” ujarnya.

Dalam penelusuran yang telah dilakukannya, Rahudman mengaku kondisi Sungai Deli masih sangat memprihatinkan. Selain menemukan tumpukan sampah, ada warga di kawasan Kampung Aur yang membangun rumah di badan sungai. Jika datang banjir, sangat membahayakan warga yang menempati rumah di badan sungai tersebut.

“Atas dasar itulah, saya mengimbau warga yang bermukim di badan sungai supaya mau pindah. Apalagi Pemko Medan telah menyiapkan sejumlah rumah susun sederhana (rusunawa), tentunya lebih layak huni dan aman dibandingkan dengan rumah di badan sungai,” jelasnya.
Kepala Dinas Bina Marga Medan, Gunawan menambahkan kalau alat pengerukan tersebut belumbisa dipastikan kapan datangny ke Medan. Dimana, anggaran yang memakai APBD Kota Medan untuk pembelian alat tesebut dilanjutkan dalam proses tender. “Dipastikan alat tersebut dalam tahun ini datang. Proses pembelian alat tersebut akan melalui proses tender selama 45 hari,” jelasnya.

Penelusuran Rahudman di sungai ini bukan pertama. Sudah beberapa kali orang nomor satu di Pemko Medan ini menelusurinya dalam mendukung program kebersihan. Meski masih ditemukan sampah, namun mulai terlihat ada perubahan.

“Artinya, volume sampah mulai berkurang  jika dibandingkan dengan  penelusuran Sungai Deli yang pertama. Ini membuktikan pelayanan sampah sudah sampai di gang-gang. Harapan kita sampah warga harus diwadahi dan tempatkan di gang-gang yang dilalui becak-becak yang telah disediakan untuk mengangkut sampah,” pintanya.

Tak lupa, Rahudman menyampaikan rasa terima kasih kepada LPS atas inisiatifnya melakukan gerakan pembersihan aliran Sungai Deli. Diharapkannya, akan semakin banyak lagi muncul komunitas-komunitas peduli lingkungan lainnya untuk saling bekerjasama mewujudkan lingkungan yang bersih.
Ketua LPS, Dedi JP Harahap mengungkapkan kegiatan yang digelar ini dilaksanakan dengan perlu adanya wadah kepedulian terhadap sungai. Hal ini tidak terlepas setelah melihat kondisi sungai yang mengaliri Kota Medan, salah satunya Sungai Deli.

“Kegiatan ini diikuti peserta dari 21 kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri dari 6 orang. Besar harapan kami melalui kegiatan yang kita laksanakan hari ini dapat menggugah hati sehingga dapat menjaga dan memelihara kelestarian sungai untuk masa-masa yang akan datang.Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan sungai bebas sampah dan menjadi awal gerakan selamatkan sungai kita,” ujar Dedi.

Melihat tingginya animo peserta  yang mengikuti kegiatan ini dan dukungan yang diberikan masyarakat, Dedi pun ingin melaksanakan kegiatan ini secara rutin. Minimal enam bulan sekali dan targetnya seluruh sungai yang melintasi Kota Medan. Dia berharap hasil kegiatan yang dilakukan ini bisa terukur dan akhirnya diketahui apa factor yang bisa melestarikan sungai, termasuk menggali potensi-potensi di sekitar sungai.

“Selain pariwisata, kita juga ingin sungai menjadi sarata transportasi alternative ke depannya. Selain itu, juga ingin melihat perhatian pemerintah kepada sungai Deli yang dulunya sudah menjadi jalur pembangunan di Kota Medan,” jelasnya.

Dalam kegiatan pembersihan sampah dari aliran Sungai Deli, para peserta berhasil mengumpulkan 3,6 ton sampan. Peserta yang paling banyak mengumpulkan sampah adalah Kecamatan Medan Maimun sebanyak 691 kilogram, disusul Medan Labuhan sebagai juara kedua (550 kg), juara ketiga Medan Sunggal (466 Kg), Medan Tuntungan juara keempat (360 Kg) dan Medan Kota keluar sebagai juara kelima (225 Kg).

Untuk lomba mewarnai, juara pertama Nabila Zwei dari SD Pertiwi III, juara kedua adalah Haikal Hidayat (SD Pertiwi), juara ketiga Galuh Maharini (SD Negeri 060843), juara keempat Keisha Maurice Mohotra (SD Sutomo) dan juara kelima Qaimima Ayuni Indriyani (SD Al Bukhari Muslim). Selain mendapat piala, seluruh pemenang lomba  juga mendapatkan uang pembinaan.(adl)

Exit mobile version