MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketegangan yang menjurus aksi bentrok antar mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) hampir terjadi di halaman Kampus UISU Yayasan Almunawwarah, Jalan Sisingamangaraja, Rabu (26/3). Beruntung petugas kepolisian yang berjaga di sekitar kampus melerai kedua belah pihak.
Kejadian itu berawal saat puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UISU melakukan aksi unjukrasa menuntut permasalahan dualisme di kampus Islam tertua di Sumatera Utara itu bisa segera diakhiri. Saat melakukan aksi, mahasiswa UISU lainnya yang ingin masuk kedalam ke dalam kampus tidak diperbolehkan masuk oleh mahasiswa pengunjuk rasa dengan menyegel pintu gerbang kampus.
Alhasil aksi adu mulut pun terjadi dan hampir menjurus kepada tindakan anarkis. “Kenapa kalian menggembok gerbang pintu masuk ini. Kami mahasiswa UISU juga dan ingin masuk kedalam untuk belajar,” ujar Iman, salah satu mahasiswa Fakultas Teknik.
Mendapat perkataan tersebut, mahasiswa yang berunjuk rasa membalas hingga perdebatan tak bisa dihentikan, hingga polisi melerai keduanya. Meski suasana mereda, namun para mahasiswa yang berada di luar tetap saja tidak diperbolehkan masuk.
Sementara itu, Saptono selaku koordinator aksi mengatakan, dualisme yang terjadi di UISU saat ini sangat merugikan para mahasiswa maupun alumni UISU sendiri. Sehingga penyatuan UISU sudah tidak bisa ditawar kembali demi keberlangsungan proses belajar mengajar.
“Menurut Nota Kesepahaman bahwasannya Akademik UISU ini telah menyatu, namun setelah ditinjau sebagian wakil dekan menolak menyerahkan daftar nama mahasiswa yg berkampus di Jalan Sisingamangaraja dan membuat legalitas kami sebagai mahasiswa UISU belum disahkan hingga kini,” ujarnya.
Aksi penyegelan kampus dengan menggembok pintu gerbang ini dilakukan sebagai bentuk protes mereka terhadap dualisme yayasan yang terus menerus terjadi di UISU.
Tak hanya itu, mahasiswa juga melakukan aksi bakar ban tepat didepan pintu gerbang UISU sembari menunggu pihak rektor yang ingin menemui mereka. (bbs/uma)