Site icon SumutPos

Kordinasi Satlantas-Dishub Lemah

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
KEMACETAN_Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Sisingamangaraja Medan, Selasa (25/4) Kemacetan disebabkan karena sedang ada pengerjaan jalan disepanjang jalan tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Lemahnya koordinasi antara Satlantas Polrestabes Medan dengan Dinas Perhubungan Kota Medan, dinilai menjadi masalah atas kemacetan arus lalu lintas yang terjadi di kota ini. “Ini kelemahan dua instansi tersebut. Sampai saat ini belum ada upaya apapun dari instansi terkait untuk mengurai kemacetan yang ada,” kata Pemerhati Transportasi di Sumut, Sukrinaldi kepada koran ini, Kamis (25/5).

Menurut dia, diperlukan kajian matang dan rekayasa lalu lintas (lalin) dalam rangka mengurai kemacetan arus lalu lintas (lalin) di Kota Medan. Mengingat jumlah kendaraan yang terus meningkat, sedangkan ruas jalan tidak bertambah.

Ia menilai, salah satu titik lemah dari kemacetan yang terjadi sekarang ini, justru ada di pemangku kebijakan terkait. Andai koordinasi mampu berjalan harmoni, upaya meminimalisir kemacetan pasti mampu terjawab. “Sayangnya belum ada upaya kearah sana. Padahal ada Organda, forum lalu lintas dan lembaga terkait lainnya, yang perlu dilibatkan. Ini penting untuk menciptakan kesepahaman di lapangan. Tidak seperti sekarang, jalan sendiri-sendiri,” kata pria yang juga Ketua Lembaga Studi Advokasi Transportasi Sumut ini.

Setelah kesepahaman terwujud, lanjut dia, akan lebih mudah mengedukasi pengendara semua angkutan umum dan juga masyarakat. “Terpenting ialah sosialisasi soal kemacetan dari pemerintah. Kan bisa saja dibuat pada hari tertentu bagi pegawai negeri sipil (PNS), wajib memakai angkutan umum pergi ke kantor. Inikan bagian dari mengurai kemacetan juga. Pemerintah harus jadi ujung tombak sebagai contoh masyarakat,” katanya.

Mantan PNS Departemen Perhubungan ini juga menyebutkan, anggaran di masing-masing instansi bidang perhubungan sudah ada. Terlebih dipakai untuk melakukan upaya kajian serta rekayasa lalin. “Manfaatkan juga bidang penerangan untuk menginformasikan titik-titik macet di Kota Medan. Contohnya bisa diletak di persimpangan-persimpangan seperti mikrofon. Jadi gak perlu lagi ada petugas setiap saat,” sebutnya.

Senada, Anggota Komisi D DPRD Kota Medan, Jumadi mengaku belum ada upaya konkrit dari Satlantas dan Dishub untuk mengurai kemacetan di kota ini. “Ini yang kami lihat lemahnya saat ini. Dishub dan Satlantas belum ada upaya apapun. Sebenarnya bisa diminimalisir kalau ada upaya rekayasa lalin atau kajian matang tentang arus lalu lintas,” katanya.

Politisi PKS menyebutkan, selain kajian dan rekayasa lalin, kedua lembaga tersebut diminta melakukan pendataan persimpangan jalan yang padat arus lalu lintas, serta kerap dijadikan ruas perputaran kendaraan. Ia contohkan seperti di Jalan Tengku Amir Hamzah simpang Jalan Karya, di mana telah dilakukan penutupan.

Menurutnya persoalan ini perlu disikapi segera supaya kondisi jalan di Medan tidak semakin crowded. Apalagi diketahui, sedang ada pengerjaan proyek pembetonan Jalan SM Raja dan Underpass Katamso-Delitua, yang menyebabkan kendaraan mengular setiap harinya.

Diketahui, belakangan ini Kota Medan kerap dilanda kemacetan arus lalu lintas. Padahal tidak disaat jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari saja. Kepadatan kendaraan mulai melanda Ibukota Provinsi Sumut ini, pada pukul 11.00 sampai 14.00.

Dari amatan yang dilakukan Sumut Pos, titik kemacatan di Kota Medan hampir merata. Baik di Medan bagian Utara hingga ke Selatan. Paling parah, di seputaran jalur lingkar luar (Ringroad). Pengerjaan proyek pembetonan jalan di Jalan Sisingamangaraja dan pembangunan underpass Titi Kuning, memberi sumbangan atas kemacatan.

Kepala Satuan (Kasat) Lantas Kota Medan, AKBP Indra Warman mengaku, berbagai cara mereka sudah pihaknya lakukan mengawal lancarnya arus lalulintas. Namun, banyak faktor yang menyebabkan kemacatan selain tak tertibnya pengendara.

Dia mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di jalanan. Mengingat, membeludaknya jumlah kendaraan tak sebanding dengan volume jalan yang makin menyempit karena pembangunan.“Patroli sudah pasti akan kita tingkatkan. Tapi saya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di jalanan. Apalagi kalau yang tidak perlu-perlu sekali, lebihbaik diurungkan,” ungkap Indra, kepada Sumut Pos, Kamis (25/5).

Menurutnya peningkatan patroli akan dilakukan khususnya di jalur lingkar luar seperti di Jalan Tritura, Ringroad, Sisingamangaraja . Di mana intensitas kemacatan saat ini sangat parah. “Khususnya untuk proyek pembetonan Jalan Sisingamangaraja itu, kita tidak tahu bagaimana teknis mereka melakukan pekerjaannya. Dari empat lajur sekarang yang cuma bisa digunakan dua lajur,” katanya.

Masih soal kemacatan di seputaran Jalan Sisingamangara. Dia mengaku sudah beberapa kali meminta agar pool bus di sana menertibkan diri, masuk ke dalam Terminal Amplas.

“Kemudian lagi kepada pemilik pool bus, sudah berulang kali juga kita imbau untuk mereka jangan berhenti di pinggir jalan. Beberapa kali anggota mengimbau, tapi itulah tetap juga mereka di situ, membandal. Bagaimana tidak macat,” terang Indra.

Menurutnya, untuk mengentaskan kemacatan tak cuma tugas kepolisian. Semua pihak harus bersama-sama, pemerintah, stakeholder lain dan paling terakhir pengguna jalan itu sendiri. (prn/dvs/ila)

 

Exit mobile version