Site icon SumutPos

Istri Pergi ke Sidimpuan, Suami Pencemburu Gantung Diri

Foto: Robert/PM Foto Parluhuta Situmorang semasa hidup. Pria ini gantung diri usai bertengkar dengan istrinya tentang pergi ke pesta sanak saudara di Padangsidimpuan.
Foto: Robert/PM
Foto Parluhuta Situmorang semasa hidup. Pria ini gantung diri usai bertengkar dengan istrinya tentang pergi ke pesta sanak saudara di Padangsidimpuan.

PERCUT, SUMUTPOS.CO – Jeritan Ester br Situmorang (23) menggemparkan warga Jl. Telaga Sari Gg Karto, Link VII, Dusun IX Kenanga, Desa Lau Dendang, Kec. Percut Sei Tuan, Kamis (25/6) pagi. Dia histeriS melihat ayahnya, Parluhuta Situmorang (52) tewas gantung diri.

Awalnya, Ester hendak mengambil sabun mandi di warung mereka yang berada di depan rumahnya. Tak lama saat membuka pintu belakang warung mereka berukuran 1X1,5 meter itu Ester melihat ayahnya telah tergantung dengan menggunakan selendang merah, posisi kaki memanjang ke depan menyentuh lantai.

Tak lama, warga pun berbondong-bondong memadati rumah kediaman Ester. Takut berurusan dengan polisi, akhirnya pihak keluarga pun menghubungi kepolisian Polsek Percut Sei Tuan, guna melakukan olah TKP. Namun, saat jenazah hendak dibawa ke rumah sakit, abang beserta adik korban melarang petugas untuk membawanya dan membuat surat pernyataan bahwa keluarga tidak melanjutkan kasus ini kepada pihak kepolisian.

“Tadi pagi saya yang menemukan bapak saya udah tergantung ketika mau ambil sabun di dalam kedai bang. Di situlah ketahuan kalau bapak udah gak ada lagi,” terang Ester dengan mata berkaca-kaca.

Diakuinya, Senin (22/6) lalu, ayahnya dan ibunya E. Boru Lumbangaol (51) sempat cekcok sebelum pergi ke kampung di daerah Tarutung, yang kemudian menghadiri pesta pernikahan saudara di Padangsidimpuan.

“Ceritanya kan bang, Senin kemarin mama sama bapak mau pergi ke pesta di Sidimpuan. Sebelum ke tempat pesta, mereka ke kampung dulu bang di Tarutung. Nah, sebelum berangkat mereka sempat ribut, karena mama rencana mau pergi sendirian. Bapak cemburuan orangnya bang, akhirnya mereka cari pinjaman untuk ongkos bapak, barulah mereka pergi,” terang Ester ini.

Namun, tak tau apa permasalahan di Tarutung, korban tiba di rumahnya, Rabu (24/6) malam sekira pukul 20.00 dalam kondisi mabuk. Malam itu Pinaria boru Situmorang (16) anak keempat dari enam bersaudara itu menyambutnya saat sedang asyik menonton televisi diruang tamu mereka.

“Gak tau bang, tiba-tiba aja bapak udah nyampe di rumah dan dalam kondisi mabuk. Mama masih di Tarutung, ceritanya bapak gak ikut ke pesta semalam itu bang,” beber Pinaria kepada wartawan.

Tak hanya Pinaria seorang di rumah, malam itu Ester pun ada di rumah, dan korban menceritakan hal yang terjadi antara dirinya dengan keluarga istrinya di Tarutung. Hingga ia memutuskan untuk pulang ke rumah seorang diri.

“Bapak semalam cerita kalau dia lagi ribut di Tarutung, kalau masalah sebenarnya kami gak tau pasti bang. Itulah makanya bapak pulang sendirian kerumah dan gak jadi ikut ke pesta di P.Sidempuan, sedangkan mama masih ditarutung,” beber Ester diamini Pinaria.

Dalam perbincangan antara anak dan ayah itu, dikatakan Pinaria bahwa ayahnya sempat menitipkan pesan-pesan pertanda akan pergi untuk selamanya. Meski terbilang ngawur karena pengaruh alkohol, ternyata pesan itu tak diindahkan oleh Pinaria dan Ester. “Kalau besok jam 6 pagi aku gak bangun, berarti aku udah mati. Kalau nanti aku mati, makamkan aku di siborong-borong ya’ ucap korban ditiru oleh Pinaria.

Bahkan selama berada dirumah, korban selalu menyuruh anaknya Ester untuk menghubungi ibunya dengan mengancam akan bunuh diri apabila ibunya tidak juga pulang ke rumah. “Semalam bang, bapakku asyik nyuruh hubungi mama untuk pulang. Katanya lagi, kalau gak pulang akan bunuh diri. Bapakku ini memang cemburuan orangnya bang, makanya dia asyik nyuruh aku menghubungi mama. Sering kali bapak bilang mau mati, mau mati gitu bang,” sesal Ester.

Pantauan di lokasi, tampak beberapa keluarga korban menangis didepan jasad korban. Bahkan diakui jikalau korban memiliki sifat cemburu, keras kepala, egois dan mau menang sendiri. “Memang pak Ester ini cemburuannya kuat kali dek, udah pun cuma makan tidur dirumah suka-sukanya aja. Kalau ngomong, maunya dia aja yang didengar,” terang keluarga korban.

Tak hanya itu, bahkan warga mengatakan kalau aksi percobaan bunuh diri sempat dilakukan oleh korban 5 tahun yang lalu, tepat di belakang rumah dengan menggantungkan dirinya menggunakan kursi. Namun, lantaran warga cepat melihat aksi tersebut, korban berhasil diselamatkan.

Bahkan, Horas P. Situmorang (55), selaku abang kandug korban, membenarkan sifat buruk korban yang tak mau kalah dan egois kepada semua orang, bahkan dirinya mengaku tidak pernah cocok dengan adiknya itu. Mengenai mabuknya korban, Horas mengaku bahwa adiknya itu sering membeli mansion dan mengantonginya untuk dibawa-bawa dan diminum dalam perjalanan ke Medan.

“Dari dulu memang bandel kali adekku ini, gak pernah cocok kami memang dek. Maunya apa yang dibilangnya, itulah yang harus kita ikuti, ego dan irinya tinggi kali. Dulu sempat ribut kami gara-gara warisan, namun udah selesai lah itu. Hampir kubacok dia, sangking kesalnya melihat tingkah lakunya itu dek. Sifatnya itu yang gak kusuka, bukan orangnya. Pun begitu, mungkin udah ini jalannya. Memang dia sering minum mansion dan mengantonginya dek,” terang Opung Horas.

Namun, ketika kru koran ini mencoba untuk mewawancarai kembali, Nomensen Situmorang (22) anak kedua korban yang diketahui bekerja sebagai supir angkot 103 Rahayu trayek Unimed-Pancur Batu, sempat mengusir wartawan bersama dengan Pinaria adiknya. “Aku gak mau besok terbit dikoran ya bang, tolong jangan diliput dan pergi keluar kalian semua,” teriak Nomensen juga Pinaria.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Rudy Silaen, ketika dikonfirmasi terkait kasus tersebut mengatakan bahwa pihak keluarga korban telah sepakat tidak melanjutkan kasus ini ke pihak kepolisian dengan membuat surat pernyataan, lantaran tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.

“Memang keluarga korban udah sepakat tidak melanjutkan kasus ini. Lantaran korban memang murni gantung diri, terlihat dari keluarnya cairan sperma, lidah menjulur dan juga keluarnya kotoran korban. Ditambah lagi informasi dari keluarga bahwa ini sudah ketiga kalinya korban melakukan aksi percobaan bunuh diri, sehingga mereka yakin bahwa korban murni gantung diri,” pungkas Rudy.(mag2/trg)

Exit mobile version