Site icon SumutPos

Musim Hujan, 50 Titik Rawan Banjir

MEDAN- Cuaca yang ada di Kota Medan dan sebagian Sumatera Utara sedang tak bagus. Hujan disertai angin puting beliung dan diduga menyebabkan terjadinya longsor. Hal tersebut dikatakan, Kepala Data & Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hendra Swarta, Sabtu (25/8) malam via telepon selulernya.
“Agustus ini memang sedang terjadi peningkatan curah hujan, dari sore hingga malam hari,” katanya.

DORONG: Pengendara terpaksa mendorong kendaraannya melewati jalan Cempaka Medan yang banjir.//triadi wibowo/sumut pos

Kecepatan angin diprediksi akan kencang sebab kecepatan angin mencapai 30 sampai 40 knot. “Perlu diwaspadai juga akan terjadinya longsor pada daerah perbukitan,” jelasnya.

Daerah yang berpotensi angin puting, kebanyakan daerah Pantai Timur. “Untuk daerah yang rawan banjir, Medan, Binjai, Langkat, Binjai, Deliserdang, Sergei dan Tebing Tinggi,” ujarnya.

Saat memasuki musim hujan, titik rawan genangan air di Kota Medan belum bisa tuntas hingga kini walau jumlahnya sudah turun sekitar 75 persen, tapi genangan air di sejumlah ruas jalan masih menjadi ancaman di ibu kota Sumatera Utara itu.

Seperti genangan di Jalan Setia Budi Ujung, dekat persimpangan Jalan Stella Raya, genangan air sejak lima tahun silam tak kunjung bisa diatasi. Bahkan, genangan air sudah lebih dalam yang mengakibatkan kendaraan roda empat tak bisa melintasi jalan tersebut. Tak hanya itu, kondisi jalanannya sudah banyak lobang besar.

Tak hanya di Jalan itu, di ruas Jalan Thamrin persimpangan Jalan Asia juga menjadi langganan banjir. Tak ayal, jalanan sekitarnya juga digenangi air sedalam 30 hingga 50 centimeter.

Kondisi genangan air di jalan tersebut diakibatkan buruknya drainase, bukan karena terjadi pendangkalan. Melainkan dikarenakan tak terkoneksinya antara drainase dengan drainase lainnya.

“Ia saya akui, masih ada beberapa drainase yang belum terkoneksi dengan baik. Saya secara perlahan melakukan penataannya,” ujar Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM saat dihubungi Sumut Pos, Sabtu (25/8).

Dia menyebutkan, tahun 2012 ini Pemko Medan siap melakukan perbaikan drainase, sehingga titik genangan air sudah mulai berkurang, semula ada sekitar 150 titik, kini hanya bersisa sekitar 50-an titik saja.

“Untuk mengkoneksi antar drainase, kami sudah membuat peta drainase. Jadi perlahan kami sudah siapkan satu persatu titik ruas jalan yang digenangi air,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, kini Dinas Bina Marga sedang melakukan perbaikan drainase di sejumlah ruas jalan. Mudah-mudahan, pekerjaan pembangunan ini bisa menuntaskan satu persatu titik rawan genangan air di Kota Medan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidy ketika ditanyai mengenai persoalan drainase di Kota Medan mengakui, bahwa apa yang terjadi sebenarnya akibat kegagalan proyek MUDP, MUDP I dan II. Bisa dilihat, line koneksi antar drainase tak terkoneksi dengan baik. Begitu juga, drainase yang dibangun Belanda ditimpa dengan drainase yang baru dibangun. Akibatnya, drainase saling tumpang tindih dan mengakibatkan tidak lancarnya air mengalir ke parit besar.

“Harusnya sekarang Pemko Medan mencari data/peta drainase MUDP itu, baru bisa melakukan perbaikan drainase secara keseluruhan. Saya memang sudah melihat petanya, tapi hanya sebagian belum lengkap. Sudah tugas Pemko Medan mencarinya secara lengkap,” ingatkannya.
Dia membeberkan, apalagi sekarang ini cuaca tak menentu, akibatnya banyak warga harus terjebak banjir di jalan. Tak jarang, rumah warga juga digenangi air. Hal itulah yang menyebabkan banyak kerugian dirasakan masyarakat Kota Medan. (jon/ril)

Exit mobile version