Site icon SumutPos

Sei Bederah Kembali Jadi Ruang Terbuka Hijau

Foto: Dok Sumut Pos Pengerukan Sungai Bederah Medan terus dilanjutkan, Sungai akan dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau di Medan.
Foto: Dok Sumut Pos
Pengerukan Sungai Bederah Medan terus dilanjutkan, Sungai akan dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengerukan dan pembersihan di sepanjang lintasan Sei Bederah, Medan Helvetia terus dilakukan. Upaya ini sebagai solusi dalam mengatasi persoalan banjir dan genangan air di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan berencana memulihkan kawasan yang dilintasi Sei Bederah sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

“Sesuai instruksi Wali Kota Medan, bahwa perlintasan kawasan yang dilalui sungai Bederah harus kembali menjadi jalur hijau.  Kemudian nantinya akan dimanfaatkan lokasi eks bangunan yang tadinya menutupi Sei Bederah, menjadi jalur Ruang Terbuka Hijau (RTB) guna mendukung Medan sebagai green city,” kata Kepala Dinas Pertamanan Zulkifli Sitepu kepada Sumut Pos, Minggu (25/9).

Dinas Pertamanan, kata dia, pada kegiatan gotong royong, Selasa (20/9) lalu, ikut serta melakukan pembersihan paska Dinas Bina Marga dan Dinas TRTB membongkar pemukiman liar di Jalan Asrama/Jalan Pondok Kelapa. Pihaknya menurunkan alat berat termasuk craine untuk mengangkat kayu dan batang pohon besar, bekas pembersihan yang sebelumnya dilakukan Dinas Bina Marga Kota Medan. Tampak pula 1 unit mobil tangga, 1 unit beko serta sejumlah truk untuk mendukung kegiatan.

“Setelah itu material akan kami pindahkan ke kebun bibit,” sebut Zulkifli yang saat itu mengaku didampingi Kepala Seksi Penghijauan Anthoni.

Amatan di lapangan, sejumlah alat berat milik Dinas Bina Marga Kota Medan sudah tersedia di lokasi pembersihan. Kawasan jalur hijau yang selama ini dihuni penduduk ‘liar’ dan sejumlah bentuk usaha tersebut, kini sudah ‘dibersihkan’ sebagian. Warga juga tampak sudah menyusun barang-barangnya untuk pindah ke dari lokasi tersebut. Pembersihan sendiri berjalan lancar tanpa ada protes dari warga, sebab lahan di sana sudah diganti rugi Pemko Medan

Selain itu, Zulkifli Sitepu mengungkapkan, guna mendukung Medan sebagai green city dalam waktu dekat pihaknya akan membuat laboratorium mini untuk semua taman aktif yang mereka kelola. “Antara lain di Lapangan Merdeka, Ahmad Yani, Taman Beringin, Koni Gajah Mada, Cadika juga Teladan. Begitu juga lingkaran biru di Sutomo Ujung, Tugu Perjuangan, Perintis Kemerdekaan lewat RSUD dr Pirngadi, Taman Helvetia, dan rencana kami satu lagi di Taman Lily Suheri. Ini juga merupakan perintah Bapak Wali Kota Medan, Drs Dzulmi Eldin S MSi, untuk pemanfaatan ruang terbuka hijau,” sebutnya.

Menurut mantan Kadiskominfo Medan itu, taman yang pihaknya kelola tidak hanya sekadar RTH saja melainkan sebagai tempat bermain anak-anak, serta lebih dari itu dapat menambah wawasan masyarakat melalui laboratorium yang ada. “Di laboratorium itu nanti, akan kita buat produksi khususnya tanaman hias. Bagaimana cara memproduksi tanaman di mana selama ini kita tahu caranya ada dua. Pertama vegetatif dan kedua generatif,” jelasnya.

Tak hanya itu, di sejumlah taman aktif tersebut juga Dinas Pertamanan akan membuat rumah kasa. Di mana akan diperuntukan bagi jenis tanaman strategis dan unik seperti anggrek. “Itulah yang nanti kita buat. Tujuannya agar tanaman itu tidak langsung kena matahari, tidak kena hujan. Kondisinya harus lembab-lembab sesuai maunya tanaman itu. Insya Allah kalau Bapak Wali Kota Medan berkenan, untuk melaunching 10 laboratorium di 10 taman aktif yang kami kelola di Kota Medan,” katanya.

Zulkifli menegaskan program ini merupakan terobosan pihaknya yang bersifat gotong-royong. “Jadi ini tidak dari APBD. Insya Allah minggu depan bangunannya sudah kita mulai,” pungkasnya.

Di wilayah Kecamatan Medan Labuhan pemerintah kota (Pemko) Medan juga sedang mengatasi banjir. Salah satunya, dengan mengeruk dan membenahi aliran parit Belanda yang langsung menghubungkan ke laut Seruwai.

Camat Medan Labuhan, Arrahman Pane pada mengatakan, pengerukan dilakukan karena selama ini aliran parit Belanda terjadi pendangkalan. Sehingga tidak mampu menampung debit air dalam jumlah besar.”Jadi parit itu difungsikan untuk menampung debit air hujan, maupun pasang air laut (rob),” katanya.

Titik pengerukan awal dimulai dari kawasan Kelurahan Tangkahan. Saat ini alat berat dari Dinas PU Bina Marga Kota Medan sedang bekerja mengeruk aliran parit dimaksud. “Diharapkan, pengerukan parit Belanda ini mampu mengatasi banjir di empat kelurahan di Medan Labuhan,” ujar, Arrahman.

Selain mengeruk parit Belanda, pemerintah juga melakukan hal serupa terhadap parit Pasangan di Kelurahan Tangkahan. Sama seperti parit Belanda, aliran parit Pasangan juga bermuara ke laut Seruwai.”Kedua aliran parit ini melintasi wilayah Kelurahan Tangkahan, Besar, Martubung dan Seimati. Dengan adanya pengerukan ini dapat mengatasi banjir pada empat kelurahan,” terangnya.

Sebelumnya, upaya normalisasi aliran parit Belanda dan Pasangan

dilakukan Pemko Medan, karena belakangan ini banjir akibat hujan maupun rob telah merendam seribuan rumah warga di empat kelurahan.

Titik terparah banjir terjadi di kawasan Kelurahan Sei Mati. Warga

korban banjir pun minta adanya solusi dari pemerintah dalam mengatasi keluhan warga terdampak banjir.(prn/azw)

 

Rancangan Lokasi Laboratorium Mini

Exit mobile version