Site icon SumutPos

Diminta Bedakan Daerah Rentan Banjir dan Genangan Air, Pemko Harus Petakan Kawasan Banjir

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca kembali dari kunjungan kerjanya di Jakarta, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution langsung meninjau lokasi banjir di Kecamatan Medan Selayang, Rabu (24/11) tengah malam. Diketahui, Kecamatan Medan Selayang merupakan satu kawasan dengan tingkat banjir terparah di Kota Medan pada Selasa (23/11) malam.

Saat itu, Bobby memerintahkan Camat Medan Selayang Viza Fandhana, yang kemudian diikuti sekretaris kecamatan, lurah, dan para kepala lingkungan, serta petugas P3SU, untuk sama-sama melihat kondisi banjir di Jalan Bunga Wijaya Kesuma, dan Jalan Sembada 9, Kelurahan Padangbulan Selayang 2.

Selain itu, Bobby dan rombongan juga meninjau Jalan Balai dan Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata, yang juga terendam banjir. Dari pantauan tersebut dan dialog dengan warga sekitar, diketahui terjadi sedimentasi drainase di kawasan tersebut. Akibatnya, fungsi drainase tak sanggup lagi menampung dan mengalirkan debit air yang tinggi karena tingginya intensitas hujan yang terjadi pada Selasa malam lalu.

“Sedimentasi tinggi dan drainase yang ada, sudah mengecil. Jadi tak bisa menampung debit air lagi,” ungkap Bobby saat peninjauan.

Untuk itu, dalam waktu secepatnya, lanjut Bobby, langkah awal yang akan dilakukan pihaknya adalah membersihkan sedimentasi yang ada pada drainase, untuk menambah kedalamannya, sehingga dapat menampung debit air dengan volume yang lebih tinggi.

“Tadi juga banyak kami dengarkan aspirasi dari warga. Masukan dari warga sudah ditampung, dan insya Allah pasti ada solusi banjir ini,” tuturnya.

Namun begitu, dia juga menginginkan agar semua pihak bersedia untuk berkolaborasi, agar masalah banjir di Kota Medan dapat benar-benar teratasi. Menurut Bobby, hingga saat ini Pemko Medan juga terus berupaya untuk membenahi seluruh drainase yang tersumbat agar genangan air dapat teratasi.

“Kami juga terus berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Pusat, untuk mengatasi persoalan ini. Namun dukungan dan partisipasi dari masyarakat Medan untuk menjaga lingkungan juga dibutuhkan, agar persoalan ini segera teratasi, sehingga Medan dapat bebas dari banjir,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Medan Selayang, Viza Fandhana mengatakan, Wali Kota Medan meminta pihaknya untuk melakukan penanganan awal.

“Perintah Pak Wali, kecamatan dan kelurahan harus segera melakukan penanganan awal. Kami juga sudah koordinasi dengan Dinas PU,” ujarnya.

Terpisah, Komisi 4 DPRD Medan, meminta Pemko Medan melakukan pemetaan kawasan-kawasan yang dinilai rentan terjadinya genangan air saat hujan deras.

“Pemetaan ini penting. Harus dipetakan mana-mana kawasan yang rentan genangan air maupun kawasan banjir,” sebut Anggota Komisi 4 DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution, Kamis (25/11).

Menurut Dedy, Pemko Medan harus dapat membedakan antara kawasan rentan genangan air dengan kawasan rentan banjir. Sedangkan hujan deras pada Selasa malam lalu, disebut mengakibatkan sejumlah kawasan atau ruas jalan digenangi air. “Jadi itu bukan kategori banjir, tapi kawasan yang rentan terjadi genangan air hujan, sebab banyak lokasi yang airnya kembali surut dalam satu jam. Yang seperti ini, ini kategori kawasan rentan genangan air,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, terjadinya genangan air di sejumlah kawasan dalam hitungan menit saat hujan deras, khususnya di kawasan mall, kompleks ruko, atau plaza, disebabkan sendimentasi pada saluran air, ditambah adanya pengecoran bagian atas drainase tanpa membuat bak kontrol air.

“Di sinilah perlunya pengawasan dari pihak kelurahan, sehingga mudah melakukan pengerukan. Tapi perlu juga diingatkan, pengerukan saluran drainase tidak bisa di satu titik saja, tapi terintegrasi ke saluran draianse lainnya, sehingga saluran air menjadi lancar,” kata Dedy.

Untuk itu, Dedy menyarankan, agar OPD terkait di Pemko Medan dapat berkolaborasi, agar permasalahan genangan air bisa dicegah sedini mungkin.

“Kalau drainase lancar, maka genangan air tidak akan ada. Karena tak adapun hujan deras, masih banyak kawasan yang tergenang air, bahkan masuk ke permukiman warga,” ujarnya lagi.

Dia pun mengatakan, ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir, di antaranya faktor alam, seperti banjir rob, meluapnya sungai yang melintasi Kota Medan karena tingginya curah hujan di hulu sungai, hingga terganggunya fungsi drainase akibat sedimentasi, termasuk karena sampah, serta didirikannya bangunan di bantaran sungai, sehingga resapan air menjadi berkurang.

“Di situlah letak perbedaan banjir dengan genangan air, sebab genangan air bisa surut dalam waktu cepat. Kalau banjir membutuhkan waktu cukup lama, setidaknya satu harian, dan warga yang berada di lokasi harus segera diungsikan,” pungkas Dedy. (map/saz)

Exit mobile version