Site icon SumutPos

Dua Tempat Hiburan Langgar Perwal

Razia di Hotel Berbintang IV Pada Malam Natal

MEDAN- Larangan untuk membuka tempat hiburan malam selama Natal dan Tahun Baru 2012 dilanggar sejumlah pemilik tempat hiburan malam. Dari hasil razia yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan, ditemukan sejumlah lokasi hiburan malam masih buka pada malam Natal, Sabtu (24/12).

Malam itu, Tim gabungan yang terdiri dari Polisi, Koramil dan Satpol PP melakukan pengecekan di beberapa lokasi hiburan malam di Kota Medan. Seperti di Novotel Soechi Jalan Cirebon yang memiliki fasilitas ‘Karaoke Equator’ tetap buka dan mengaku belum menerima surat edaran Wali Kota Medan.

“Ada apa ini, kenapa banyak sekali petugas? Kita buka karena tidak ada pemberitahuan,” kata Jonathan selaku manager kepada petugas. Menurutnya, Disbudpar tidak bisa memaksa pihak managemen Karaoke Equator untuk menutup sementara, karena pengunjung sudah penuh. “Bila tidak ada surat pemberitahuan kepada kami, kami tetap buka. Kami tidak terima, karena usaha kami merupakan fasilitas hotel berbintang IV,” jelasnya lagi.

Kadisbudpar Medan, Busral Manan yang malam itu memimpin penertiban mejelaskan, kalau selama hari keagamaan setiap tempat hiburan malam tidak dizinkan buka kecuali mendapat rekomendasi dari Disbudpar. “Surat pemberitahuan sudah kita serahkan ke pihak menagemen untuk larangan membuka tempat hiburan malam selama hari keagamaan, sejak 24, 25 dan 26 Desember 2011. Walaupun fasilitas hotel juga tidak diizinkan membuka kecuali mendapat rekomendasi. Dari data di Disbudpar Kota Medan, untuk rekomendasi Novotel Soechi tidak terdaftar,” kata Busral.

Sebagai tindakan tegas, Disbudpar menutup sementara Karaoke Equator dan mengizinkan membukanya kembali setelah mengurus rekomendasi ke Disbudpar. “Malam ini, tempat hiburan ini kita tutup sementara. Bila tetap membandel, kedepannya Disbudpar akan memberikan sanksi tegas dan mencabut izinya,” ucap Busral ketika membuat berita acara penutupan sementara karaoke tersebut.

Sementara itu, sejumlah pengunjung tempat hiburan yang berada di lantai III Novotel Soechi langsung berhamburan sehingga membuat suasana menjadi ribut. “Razia-razia,” jerit pengunjung yang berlari berdesakan menuruni tangga lift.

Setelah itu, tim melanjutkan penertiban ke Emerald Garden di Jalan Putri Hijau yang juga memiliki fasilitas ‘Karoke Ebony’. Mereka juga mengaku tidak mendapat surat edaran Wali Kota Medan. “Ada apa Pak? Kenapa bawa banyak petugas? Bapak harus konfirmasi dulu dong,” cetus Enda Nisfikasari selaku Manager Hotel Emerald Garden sambil meletakkan tangannya di pundak Kadisbudpar Kota Medan.

Sontak saja, Busral langsung memindahkan tangannya untuk menjauh dari pundaknya dan menjelaskan kalau Hotel Emerald Garden tidak memiliki rekomendasi untuk membuka tempat hiburan malamnya walaupun fasilitas hotel. “Karoke Ebony tidak diizinkan buka walau fasilitas hotel, karena tidak terdata di Disbudpar. Yang dizinkan buka hanya fasilitas hotel yang sudah memiliki rekomedasi dari Disbudpar,” jelas Busral sembari memerintahkan anggotanya untuk membuat berita acara penutupan sementara tempat hiburan malam di Emerald Garden setelah menedapat izin dari Disbudpar.

Setelah beberapa jam mengelilingi Kota Medan untuk mencari tempat hiburan yang masih membandel, tim juga berhasil mendapatkan waria yang sedang mangkal di Jalan Hayam Wuruk, sedang menunggu tamu. Karena waktu sudah tengah malam, tim gabungan kembali ke Disbudpar Kota medan untuk mendata dan memberikan pembinaan terhadap kesebelas wanita malam dan waria.

Dari hasil data yang diperloh, kesebelas wanita malam tersebut Indah Fajar Warga Jalan Jati, Pasar Merah, Sri Ratna Dewi Warga Jalan RPH Medan, Susilawati Warga Jalan Pematang Tengah, Reri Lestari Warga Jalan Putri Hijau, Surya Dewi Warga Jalan Sidumulyo, Rina Rini Warga Jalan Megawati, Evalina Warga Jalan Nuri, Mahdalena Warga Jalan Menteng, Rafiqah Rida Warga Jalan Sei Kera, Sri Handayani Warga Jalan Kertas dan Rahma Warga Tanjung Morawa tersebut mengaku kalau datang ke Novotel Soechi untuk merayakan ulang tahun temanya.

“Kami tidak tahu kalau malam ini, malam keagamaan. Kami cuma mau merayakan ultah teman di KTV. Kami kan nggak ngapa-nagapain. Kalau tahu orangtua saya masuk koran sama tv apa nggak modar bapak awak,” ujar Rina Rini dengan meneteskan air mata.

Kepala Satpol PP Kota Medan Kriswan menjelaskan, kalau kesebelas wanita malam dan waria tersebut hanya diberikan pembinaan saja. “Setelah kita data, akan diberikan pembinaan kepada mereka agar tidak mengulangi perbuatannya lagi,” kata Kriswan.(adl)

Exit mobile version