Site icon SumutPos

Duka Masih Selimuti Pasir Putih

Foto drone, lokasi sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis(26/4).
Bastin/Komunitas Aceh Flight Forum/Rakyat Aceh

SUMUTPOS.CO – Api sudah tak lagi menyala di sumur minyak ilegal Pasir Putih, Kecamatan Ranto Puereulak, Aceh Timur sejak Kamis (26/4) dini hari sekira pukul 02.10 WIB. Namun duka masih menyelimuti warga sekitar. Diantaranya, Ainul Mardhiah yang harus kehilangan ibu dan dua orang anaknya.

Tiga anggota keluarga Ainul Mardhiah, tercatat dalam daftar 21 nama korban meninggal dunia, yakni ibunya Siti Habshah, dan kedua anaknya Afrizal dan Siti Rahaya. “Sebelumnya tidak ada pertanda apa- apa. Anak saya dua, satu laki dan satu perempuan,” ungkap Ainul, sambil mengusap air matanya yang menetes deras.

Menurutnya, lokasi sumur minyak itu memang tak jauh dari rumah kedua anaknya. Sebelum insiden, anak-anaknya memang tengah berada di lokasi melihat tumpahan minyak berhamburan. “Mereka terlalu cepat pergi meninggalkan saya. Tak sanggup saya ceritakan. Saya harus iklas atas musibah ini,” ucapnya dengan sesegukan menahan tangis.

Sementara, pihak gampong setempat sejak kemarin malam, mengelar doa dan tahlilan secara umum yang dilaksanakan di masjid. “Untuk tiga hari ini masyarakat menggelar doa bersama secara umum di masjid, sementara sisanya hingga tujuh harian itu diserahkan untuk kami masing-masing keluarga,” ucap Ainul.

Ia hanya mampu menadah doa agar ketiga orang yang disayangi itu ditempatkan di tempat yang layak disisi-Nya. “Hanya doa yang bisa dikirim. Saya harus iklas atas kepergian mereka semoga Allah memberi kebaikan,” harap Ainul.

Hingga saat ini, rumah Ainul ramai dilayat sanak saudara, bahkan anggota DPRA Iskandar Al Farlky ikut melayat ke rumah duka. Kedatangan politikus asal Peureulak ini disambut baik keluarga almarhum.

“Semoga di balik kejadian ini menjadi hikmah bagi kita semua, begitu juga keluarga korban harus tabah dan sabar,” kata Iskandar.

API PADAM: TIM Teknis dari pertamina memasang balon udara dilokasi sumur minyak di desa pasir Putih kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur , Kamis (26/4).
Maulana/ Rakyat Aceh

Sementara dalam pelaksanaan Fardhu kifayah untuk korban meninggal sama sekali tidak mengalami kendala, bahkan pihak gampong juga tidak melakukan prosesi pemakaman secara massal.

“Alhamdulillah tidak ada kendala. Kita tidak ada kuburan massal karena masing masing keluarga telah menanganinya. Apalagi tidak semua korban berada dalam gampong yang sama. Untuk kebersamaan kita juga melaksanakan tahlilan bersama,” kata Camat Ranto Peureulak, Saiful.

Sementara, Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh terus kedatangan pasien luka bakar. Hingga Kamis (26/4) sore pukul 17.00 WIB, setidaknya sudah delapan orang pasien rujukan. Semuanya menjalani perawatan intesif. Korban mengalami luka bakar parah mencapai lebih 50 persen.

Pasien yang mendapatkan runjukan dipastikan akan bertambah lagi, kabarnya lima ambulan lagi  membawa lima pasien rujukan ke RSUZA, dipastikan nanti malam tiba.

“Total jumlah seluruh pasien di rujuk saat ini delapan orang, namun tadi pagi, sekitar pukul enam pagi, pasien bernama Ishak tidak bisa diselamatkan. Kondisi luka bakar yang sangat serius dan langsung dibawa kembali ke Aceh Timur untuk dikebumikan,” sebut Anton, staf humas RSUZA.

Sedangkan pasien rujukan yang meninggal di RSUZA,  sebanyak tiga orang. Lima pasien ditangani tim dokter untuk jalani bedah plastik dan pembersihan luka. Yasir Kepala ICU RSUZA mengatakan pasien yang dirawat kondisinya masih berat, belum sadarkan diri. “Kalau luka bakar rata-rata kondisinya berat, mengalami luka bakar 50 persen ke atas, sekarang menghadapi masa kritis,” sebutnya.

Bukan cuma di RSUZA, RSUP H Adam Malik Medan juga kedatangan korban ledakan sumur minyak illegal Pasir Putih. Bahkan, satu korban atas nama Zainal Abidin (35), warga Dusun Kama Dingin, Kecamatan Ranto Peureulak, meninggal dunia dan telah dibawa kembali ke Aceh Timur. “Akibat luka bakar yang menyeluruh, pasien meninggal pada Kamis 26 April 2018 pukul 04.30 WIB dan jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Aceh,” kata Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Masahadat Ginting kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/4).

Pasien ketiga, Ari Erliza (19) masuk 16.30 WIB dengan kondisi luka bakar 78 persen. “Tadi malam sudah dilakukan pembersihan luka oleh tim medis. Pada pukul 17.00 WIB, pasien dipindahkan atau dirawat di ruangan paskabedah,” ujarnya.

Sebelumnya, pasien bernama Muhammad Rafi AMD (39), Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur juga dinyatakan meninggal setelah mendapatkan penanganan medis di IGD rumah sakit milik Kemenkes RI. “Ketiga pasien ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” tuturnya.

Foto: dok. Istimewa
Lokasi sumur minyak di Aceh Timur yang meledak dan terbakar.

198 Warga Mengungsi

Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, sedikitnya 198 jiwa atau 55 KK terpaksa diungsikan selama sepekan. Pasalnya, pihak Pertamina sedang melakukan survei dan polisi sedang melakukan penyelidikan. “Di lokasi juga masih di pasang police line,” kata Kepala BPBA Teuku Ahmad Dadek, Kamis (26/4).

Puluhan pengungsi turut dibantu petugas Dinas Sosial Aceh. Mereka terjun ke lokasi bersama beberapa personel instansi terkait. Katanya, bantuan telah diserahkan ke Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD). Namun, penyaluran bantuan ke para pengungsi diserahkan pada pemerintah setempat.

Menurut informassi dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Aceh, kata Dadek, semburan air berasal dari sumur minyak tersebut, masih sangat berbahaya karena masih terlihat adanya tekanan reservoir yang tinggi. Semburan air tersebut diperkirakan masih mengandung gas dan diharapkan kandungan hidrocarbon di bawah ambang batas flammability limit.

Penanganan sumur ilegal ini, tambah Dadek, akan segera ditangani, berdasarkan masukan dari tim teknis lapangan, upaya pencegahan harus dilakukan dengan membuat  zone berlapis sesuai dengan risiko. “Akan merancang barikade dengan merancang dinding tahan bakar atau burn wall dengan ketinggian 1 meter radius 50 meter dari titik api,” sebutnya, mengutip keterangan pakar dari Medco.

Sumur minyak saat ini dalam kondisi natural flow dengan kondisi artesis (masih ada tekanan air ke permukaan), maka alternatif yang akan dilakukan menyiapkan parit.

Fungsinya mengalirkan aliran minyak ke titik yang lebih aman, dengan tetap berlansung dalam pengawasan menggunakan alat mendetektor potensi gas. “Kendala dialami, sumur itu tidak memiliki casing, sehingga tidak bisa memasang alat pencegah semburan liar,” jelasnya lagi.

MELEDAK: Semburan api sumur minyak warga yang meledak di Desa Pasi Puteh, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Idris Bendung/Rakyat Aceh

Jika volume gas mulai tenang atau stabil dengan sesuai tekanan atmosfir, maka langkah selanjutnya akan memasang pipa tubing standar di bagian atas. Sehingga bisa menyuntikkan lumpur berat untuk memastikan kondisi steril pada bagian dalam lubang. “Jika telah demikian, jika ingin dicor semen lebih bagus,” jelasnya.

Sementara, Public Relation PT Pertamina EP Roberth Marchelino Verieza mengatakan, pihaknya telah mengerahkan tim khusus ke lokasi kejadian untuk fokus pada pemadaman kebakaran dan proses evakuasi dan pertolongan pada korban. “PT Pertamina EP juga telah membentuk Puskodal (Pusat Komando dan Pengendalian) di kantor pusat serta menurunkan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) untuk dapat membantu proses penanganan dan memonitor perkembangan insiden kebakaran tersebut,” katanya.

Tim khusus Pertamina EP telah membangun tanggul serta kolam di lokasi untuk menampung cairan. Selain itu, memonitor perkembangan siaga dengan jarak radius zona aman 110 meter dari titik sumur.

Tak hanya itu, tim juga ditugaskan survei kandungan fluida (gas, minyak, dan air) pada sumur di sekitar lokasi untuk memeriksa komponen yang terkandung di dalamnya. Beberapa peralatan standard operasi untuk mematikan semburan pun telah disiapkan.

Roberth menambahkan, kegiatan illegal drilling merupakan kegiatan pemboran minyak dan gas yang dilakukan tanpa memperhatikan prosedur pemboran migas. Sepanjang tahun 2017, Pertamina EP telah berulang kali melakukan sosialisasi bahaya kegiatan illegal drilling dan penutupan-penutupan sumur-sumur minyak illegal di wilayah kerjanya. “Terjadinya kegiatan illegal drilling tidak hanya di Aceh, namun juga terdapat di beberapa lokasi antara lain di Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Tengah dan JawaTimur,” ungkapnya.

Polda Incar Cukong Pengeboran

Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio S. Djambak, memastikan pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap kasus kebakaran sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (25/6).

“Kita akan ambil langkah hukum dan kasus yang menelan puluhan korban jiwa ini tidak boleh terulang,” ujar Rio, Kamis (26/4).

Untuk mengungkap dalang di balik pengeboran minyak ilegal di pedalaman Aceh Timur, Kapolda mengaku penyidik akan memeriksa saksi-saksi korban dan saksi warga di sekitar lokasi pengeboran.

“Kita akan menyelidiki siapa yang mendanai aksi pengeboran minyak mentah secara ilegal ini, seperti cukongnya, penyedia fasilitas atau penyedia material pengeboran minyak itu,” ujar Rio.

Agar hal serupa tak terulang, Kapolda Aceh mengimbau warga secara umum agar tidak lagi melanjutkan penyulingan dan pengeboran minyak secara ilegal.

“Jika aktifitas ini ilegal, maka aparat penegak hukum akan melakukan proses sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya.

Untuk itu, Rio mengaku akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Timur untuk menyelesaikan soal penyulingan minyak mentah secara ilegal.  Alasannya, sangat berbahaya terhadap keselamatan masyarakat.

Sementara itu, Pangdam Iskandar Muda mengingat pemerintah untuk tetap memantau aktivitas pertambangan.

“Sangat penting peran pemerintah untuk mencegah adanya pengeboran minyak ilegal ini. Pemerintah kita minta harus bisa menghentikan ini,” kata Pangdam Mayjen  T. Ahmad  Afilfufdin.

Selain itu, Pangdam menegaskan agar tidak ada pihak manapun yang bermain dengan praktek minyak ilegal. Ia juga menegaskan akan menindak jika ada anggota  TNI yang terlibat dalam praktek ilegal itu.

“Kita sudah koordinasi dengan Polda untuk mengungkapkan kasus ini dengan tuntas. Siapapun jangan main- main  dengan minyak ilegal. Begitu pula jika ada anggota kami yg terlibat tetap kita proses siapapun itu,” ungkap Pangdam. (mag-75/mai/smg/dvs/adz)

Korban Meninggal *

  1. Wahyuni (38)
  2. Mak Wen (60)
  3. Dedi Saputra (25)
  4. Muhammad Rafi (38)
  5. Ridansyah (25)
  6. Sidaryono (25)
  7. Siti Rahya (31)
  8. Siti Habsah (61)
  9. Munazar (30)
  10. M. Fairuz (23)
  11. Rizki Ardiansyah
  12. Afrizal (35)
  13. Imawan (45)
  14. Muklis Rusli (42)
  15. Zainal Abidin (36)
  16. Ishaq Ab (45)
  17. M. Faisal Rizal (29)
  18. Ayi (23)
  19. Al Husairi (21)
  20. Riskal (35)
  21. Adnan Saputra (30)

 

*) Sumber BPBA hingga pukul 16.00 WIB, Kamis (26/4)

Exit mobile version