Site icon SumutPos

Sempat Mencium Korban Berkali-kali

ENTAH bagaimana perasaan Lusi (45) ketika mengetahui bahwa anak bungsungnya, Abdi (6) telah tiada. Yang pasti Abdi tewas terpanggang pada kebakaran yang melanda sebuah rumah semi permanen di Jalan Sisingamaraja dekat Simpang Juanda Medann
Minggu (26/5) pagi.

Rafi (18), abang kandung korban yang sangat kehilangan adiknya sambil menangis mengungkapkan, korban adalah adik yang sangat baik.  “Adikku ini baik sekali. Dua minggu yang lalu dia baru saja membeli sepada baru. Uangnya dari tabungan yang sudah dikumpulkannya sekian lama. Belum lagi dia puas memakai sepada barunya itu, tapi dia sudah meninggal,” ujar Rafi saat ditemui di instalasi jenazah RSUD dr Pirngadi.

Rafi juga menuturkan, sebelum kejadian atau saat adiknya pagi-pagi bermain sepeda, dia masih sempat mencium adiknya itu berkali-kali. “Waktu aku pulang jam 6 dari tempat teman, dia  sudah bangun dan sudah naik sepedanya. Tapi gara-gara aku gemas sama dia, aku mencium dan menggendongnya dan kami tidur di kamar. Namun entah mimpi apa, sekarang dia sudah tiada,” kenang Rafi yang terus menangis.

Kepling Lingkungan I Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Kota, Rusdi mengatakan, keluarga yang rumahnya mengalami kebakaran memang keluarga yang baik. “Ayahnya saya kenal, mereka tukang tempel ban. Dan yang meninggal ini saya lebih kenal dan baik. Dia  juga sudah bisa membantu orangtuanya,” tutur Rusdi.

Salah seorang tetangga korban Widya mengatakan, kemungkinan sebelum kejadian Indah kakak korban mengisi minyak bensin yang akan dijual eceran ke dalam botol yang saat itu dekat dengan kompor yang masih hidup. Lalu, setahu bagaimana api menyambar minyak yang sedang diisi dan menyebabkan terjadinya kebakaran. Korban yang berada di dalam kamar mandi, melihat api yang sudah besar, tidak berani keluar. Tetangga berusaha menolong korban dengan membuka pintu kamar mandi, namun melihat korban sudah meninggal. Sedangkan Lusi (45) ibu korban bekerja di Malay.

Salah seorang petugas Instalasi jenazah yang tidak mau menyebutkan namanya menduga korban tewas dengan mengalami luka bakar 90 persen. “Melalui hasil pemeriksaan visum luar yang kita lakukan, korban mengalami luka bakar sebesar 90 persen dan dari dugaan kematian korban, korban tewas karena terbakar, bukan karena mati lemas karena terhirup asap,” kata seorang petugas Instalasi.
Usai dilakukan pemeriksaan luar terhadap bocah malang yang tewas dengan kondisi mengenaskan, keluarga membawa korban ke rumah neneknya Hj Janatun dekat rumah korban untuk disemayamkan dan dikebumikan. (mag-7/mag-13)

Exit mobile version