Site icon SumutPos

Temani AY Nasution yang Puasa Perdana di Medan

Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumatera Utara (5)

NIKMATI SAHUR:AY Nasution dan istri, Hanum Siregar, saat sahur bersama Sumut Pos.//rudy/SUMUT POs

Kawasan di Jalan Guru Sinembah Kecamatan Medan Helvetia dini hari itu lumayan semarak. Begitu banyak suara orang-orang membangun sahur. Kebetulan Tim Sumut Pos akan menyambangi rumah mantan Pangkostrad Letjen (Purn) AY Nasution yang berada di daerah itu.

Sekira pukul 3.30 WIB, tim sahur Sumut Pos, tiba di depan kediaman Letjen (Purn) AY Nasution. Rumah bergaya Eropa, berwarna krem berpagar besi hitam, masih tertutup rapat dan terlihat senyap. Padahal suara mengaji dan teriakan anak-anak remaja membangunkan sahur sudah saling sahut-menyahut.

Sembari menunggu penghuni rumah keluar, mata tim sahur Sumut Pos mulai menjelajahi satu per satu sudut yang ada di halaman rumah jenderal bintang tiga ini. Rupanya, walaupun sudah purnawirawan, kediaman mantan Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI ini, masih tetap dijaga petugas jaga malam. Bedanya yang menjaga kali ini bukan prajurit TNI, namun petugas berpakaian sipil.

Di sebelah kanan pintu gerbang utama, terdapat joglo. Di Joglo tersebut ada sebuah televisi dan 5 buah kursi plastik. Hal ini terlihat sebelum sahur, para petugas ini masih mengobrol di joglo tersebut. Tak jauh dari joglo ini, yang jaraknya beberapa meter sebelah kiri bangunan joglo yang terbuat dari kayu ini, tampak terlihat halaman luas yang ditumbuhi rumput dan beberapa tanaman lainnya seperti kelapa dan bunga hias. Di halaman pojok itu kanopi yang di bawahnya terparkir 5 unit mobil mewah. Sedangkan garasi mobil, yang berada di sebelah gedung utama rumah itu tertutup rapat.

‘’Sudah lama menunggu Mas?’’ tanya seorang pria yang tergopoh-gopoh mendekati Simut Pos.
‘’Maaf Mas, agak telat membuka pintu. Silahkan masuk Mas. Bentar yang Mas saya kabari dulu bapak,’’ tambahnya.

Tak berapa lama pria itu kembali keluar dari rumah induk. ‘’Silahkan duduk Mas. Sebentar lagi bapak keluar,’’ ucap pria itu sambali pergi ke ruangan belakang. Dia pun menutup pintu pembatas antara ruangan tamu utama dengan ruangan keluarga serta dapur.

Tak berapa lama kemudian, dari balik pintu tengah keluar AY Nasution. Dengan mengenakan kemeja koko putih dan memakai lobe hitam, AY Nasution langsung menyalami satu per satu tim sahur Sumut Pos.

‘’Apa kabar, sudah lama menunggu? Mana teman-teman lainnya?’? tanya ayah dua orang putri ini pada tim sahur Sumut Pos.
Setelah itu perbincangan pun mengalir. Termasuk soal  kesiapan AY untuk bersaing dalam Pilgubsu mendatang. ‘’Dari hari pertama Ramadan ini saya di Medan, belum kemana-mana,’’ ucap AY.

Baru beberapa menit perbincangan dilakukan, tiba-tiba seorang wanita paruh baya berbusana muslim ikut bergabung.’’ Assalamualaikum,’’ sapa wanita cantik yang merupakan istri AY, Hj Hanum Siregar.

Sambil menikmati teh hangat, Sumut Pos dan AY berserta istri terlibat dalam perbincangan yang menarik. Namun,  tiba-tiba AY permisi. Dia ingin salat tahajud. Perbincangan pun diambil alih sang istri, Hanum Siregar. ‘’Baru Ramadan ini, kami di Medan. Ya begitulah sahur puasa ini, kami hanya ditemani ajudan, pembantu. Sedangkan anak-anak dan cucu-cucu saya berada di Jakarta,’’ ucapnya.

Hanum pun bercerita soal kelebihan Medan dibanding Jakarta. ‘’Di sini tenang. Tidur pun nyenyak tidak seperti di Jakarta. Apalagi kalau di Aceh, tidak bisa tidur karena mendengar suara tembakan. Selain bising dengan suara tembakan kita juga ketakutan, makanya kita tidak nyenyak tidurnya,’’ ujar wanita yang masih terlihat cantik itu.

Sebagai keluarga tentara, Hanum pun mengisahkan bagaimana dia dan anak-anak yang harus terus siaga, termasuk berpindah-pindah. Begitu juga dengan melaksakan puasa. Tidak itu saja, saat lebaran pun mereka pernah tak kumpul.

Tentara ini harus disiplin, sambung Hanum, tepat waktu. “Tentara itu tidak boleh terlambat. Pernah waktu kami di Medan, tiba-tiba ajudan Panglima TNI menghubungi bapak dan menit itu juga bapak harus terbang kembali ke Jakarta,’’ ujarnya.

Meski begitu, Hanum salut dengan istri para wartawan. ‘’Kalau wartawan lebih hebat lagi mungkin istrinya. Tidak tahu kapan pulang. Belum lagi buat beritanya. Jadi wartawan enak ya dan pasti pintar karena otaknya berpikir terus gimana buat berita. Istri wartawan itu, juga sama dengan istri tentara. Makanya jadi istri wartawan, istri tentara kita harus kuat,’’ ucap Hanum sembari tersenyum.

Hampir 5 menit mengobrol, AY pun kembali bergabung. Tak lama kemudian, Hanum mengajak tim sahur Sumut Pos untuk dapur untuk makan sahur bersama-sama. Di atas meja makan bulat, telah tersedia aneka makanan untuk sahur.

Dari mulai ikan gembung sambal, telur dadar, ikan teri sambal, sop ayam campur jagung, tumis kacang-kacangan dan nasi putih telah tersedia. ‘’Silahkan duluan, ambil nasinya tamu itu harus duluan. Jangan sungkan-sungkan ya. Anak muda itu harus makan banyak, beda orangtua seperti kami ini lebih banyak minum suplemen vitamin,’’ ujar AY.
Memang terlihat di meja terpajang beberapa botol suplemen obat sebagai vitamin. ‘’Saya makan sahur itu menjelang atau dekat-dekat imsyak. Ini sudah terbiasa,’’ ucap AY.

Sembari makan sahur, AY juga mengatakan bahwa dirinya telah siap lahir batin untuk maju sebagai cagub.’’ Setelah saya pensiun dari militer, saya memutuskan untuk tinggal menetap di Sumatera Utara untuk mengabdi. Saya siap lahir dan batin, tinggal hanya berdoa saja. Allah sebenarnya sudah tahu siapa yang bakal jadi gubernur. Ini sekarang tinggal menunggu suratan tangan,’’ ucap AY.

Waktu imsyak tiba. Kami semua menghentikan aktivitas makan dan minum. Tak lama kemudian, Tim Sumut Pos permisi pulang.  AY dan istri pun mengantar hingga pintu depan. “Terima kasih sudah makan sahur di sini,” kata Hanum sambil tersenyum. (*)

Exit mobile version