Site icon SumutPos

Alhamdulillah, Hari Ini Yeni Dioperasi

Foto: Wiwin/PM Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.
Foto: Wiwin/PM
Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Yeni Mariani (43) akhirnya dapat bernafas lega. Pasalnya RSUD Pirngadi Medan bersedia melakukan operasi pengangkatan selang kateter yang 7 bulan bersarang di tubuhnya, hari ini.

Keputusan ini diambil setelah Yeni bertemu langsung dengan dokter bedah yang menanganinya, dr.Marahakim Lumbang Tobing, Humas RSUD Pirngadi, Edison Perangin-angin di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Kamis (26/11) siang. Yeni datang ditemani staf komisi B DPRD Medan, Syamsir. “Senang kalilah. Alhamdulillah. Jam 8 pagi akan diambil selangnya,” ujarnya.

Namun sebenarnya pertemuan itu bukanlah inisiatif pihak RSUD Pirngadi, melainkan rekomendasi dari Komisi B DPRD Medan. Kamis (26/11) pagi kisah benda berwujud selang yang dikeluhkan Yeni sudah terbang didengar Ketua Komisi B DPRD Medan, Surianto. Setelah mendengar duduk permasalahan, ia pun langsung menghubungi Dirut RSUD Pirngadi Medan, Edwin Effendi Lubis. Seketika itulah Yeni bergegas ke RSUD Pirngadi ditemani staf Komisi B DPRD Medan, Syamsir.

Surianto mengatakan pihaknya tetap akan memanggil pihak RSUD Pirngadi Medan pasca operasi dilakukan. Dirinya ingin mendengar langsung permasalahan yang sebenarnya dari kedua belah pihak. “Kita tetap akan panggil pihak rumah sakit. Kita kau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan karena pasien BPJS itu enggak dilayani dengan baik. Harus merata itu pelayanannya,”ujarnya. Di tempat terpisah, anggota komisi B, Irsal Fikri mengecam apa yang dialami Yeni. Katanya itu membuktikan kecerobohan seorang tenaga medis.

“Kenapa selang bisa di perutnya begitu lama di perut pasien? Kalau memang sengaja dipasang di sana kenapa tidak diberi tahu ke pasien? Okelah pasiennya lalai atau lupa. Kenapa dokter tidak ingatkan? Tugasnya kan sebagai dokter belum selesai. Jadi masih tanggungjawab dia. Apalagi katanya mau lewat jalur belakang operasinya. Apa maksudnya?” tanyanya sembari meminta pihak rumah sakit tidak menganaktirikan pasien BPJS.

Sebelum pertemuan itu, Humas RSUD Pirngadi Edison Perangin-angin sempat menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan audit medis terkait hal itu. Audit medis yang dilakukan berwujud rapat internal dengan menghadirkan dokter yang bersangkutan. Disanalah akan dianalisis mengenai benar atau tidaknya prosedur operasi yang dilakukan kepada pasien. “Akan kita ajukan rapat internal audit medis. Nanti disitu akan dibahas prosedur pelaksana tindakan. Kita akan mengetahui itu sesuai dengan prosedur apa enggak,”ujarnya.

Jika terbukti adanya kelalaian dokter, apa sanksinya? Edison enggan menjawabnya. Dia hanya menjelaskan audit medis dilakukan apabila ada keluhan dari pasien atau pemberitaan media. “Belum bisa saya jawab. Rapatnya aja belum. Sepanjang ada suratnya kita baca dulu. Lagipun harusnya pasien melapor saja dibagian pengaduan kita,”ujarnya sembari menunjukkan kliping koran yang memberitakan soal keluhan Yeni.

Namun, akibat operasi akan dilaksanakan esok hari, maka rapat internal audit medis itu batal dilaksanakan. Edison mengatakan rapat tersebut dibatalkan karena pasien tidak mengeluh lagi dan menerima tindakan operasi. Edison menjelaskan operasi yang dilakukan nantinya merupakan operasi elektif alias tidak emergency. Sehingga pihaknya akan mendahulukan operasi yang bersifat emergency. “Pasiennya kan udah enggak mengeluh lagi. Jadi rapatnya enggak jadi. Operasi sudah dijadwalkan. Tapi kalau besok ada operasi emergency, ini bisa diundur. Itu nama selangnya DJ Stent memang sengaja dipasang untuk mengeluarkan darah kotor dan nanah,”ujarnya.

Sementara itu, dr.Marahakim Lumban Tobing, Sp.B, menjelaskan operasi yang dilakukan bersifat operasi kecil. Waktu yang diperlukan tidak lama hanya hitungan menit saja. Pasien akan dibius lokal dan selang akan dicabut melalui saluran kemihnya. “Besok saya akan lakukan operasi. Tadi sama pasien juga sudah selesai. Kami sudah bertemu. Mudah-mudahan besok lancar,”ujarnya.

Sekdar mengingatkan, kasus ini terungkap pasca Yeni yang berstatus pegawai lepas di gedung DPRD Medan tiba-tiba pingsan menahan sakit di perutnya saat tengah membersihkan lantai, Rabu (25/11). Tak pelak kehebohan pun terjadi di sana. Saat ditemui, semula Yeni enggan bicara. Tapi karena terus dibujuk, akhirnya ia pun menyerah dengan dalih tak sanggup menahan beban hidup sendirian.

Ternyata rasa sakit yang tak tertahankan itu berasal dari perutnya. Menurut Yeni, 7 bulan ini ada benda berwujud selang di perutnya. Selang tersebut berada di ginjal menuju saluran kandungan kemih. Hal ini baru ia ketahui dua minggu lalu saat ia melakukan rontgen di klinik Bunda Thamrin, Medan. “Ada selang kateter yang masih tertinggal di perut saya. Dari ginjal ke saluran kencing. 7 bulan selang itu ada di perut saya. Pantaslah saya terus merasa sakit perut ini sejak operasi batu ginjal,”ujar Yeni disaksikan teman kerjanya di DPRD Medan. Yeni bercerita, pada April 2015 lalu ia menjalani operasi pengangkatan batu ginjal di RSUD Pirngadi Medan. Sebelumnya ia juga telah melakukan rontgen di RS Martha Friska.

Hasil diagnosa dokter Yeni mengalami batu ginjal. Diagnosa yang sama juga ia terima dari RSUD Pirngadi Medan. Ia memilih RSUD Pirngadi karena jaraknya dekat dengan rumahnya di Jalan Tempuling Medan. Lalu ia ditangani oleh dokter bedah, dr.Marahkim Lumban Tobing, SpB. Operasi pun dilakukan 2 hari kemudian dan berjalan lancar. Selang kateter untuk ia mengeluarkan air seni serta darah kotor pasca operasi juga terpasang.

Dua minggu pasca operasi, selang kateter itu pun dicabut oleh dokter bedah tersebut. Namun entah mengapa, rasa sakit luar biasa dari perutnya terus dideritanya. Apa yang dikerjakannya serba salah. “Naik kereta (sepeda motor) salah. Mau kerja salah. Sakit kalilah pokoknya perut ini. Ini saya baru sama dokternya saya bilang kalau saya udah ga mens lagi. Kapan mau dicabut selangnya,”ujarnya lirih.

Lalu dua minggu lalu ia pun menyambangi klinik dokter Marahakim di kawasan Jalan Menteng, Medan. Saat itu ia mempertanyakan perihal rasa sakitnya yang tak kunjung usai. Saat itulah sang dokter menyarankannya untuk melakukan rontgen, mana tahu ada batu ginjal yang tersisa. Mengetahui hasil rontgen, dokter Marahakim kata Yeni lupa mencabut selang tersebut. (win/deo)

Exit mobile version