Site icon SumutPos

Nonstop 24 Jam, Tutup Bila Kiamat

Doorsmeer Unik ala Ogek Tonang di Jalan Tritura Medan

Doorsmeer alias jasa pencucian kendaraan bermotor biasanya buka pada waktu pagi hingga hari mulai gelap. Tapi, bagaimana kalau ada doorsmeer yang buka hingga 24 jam tanpa henti? Terbayang kan bagaimana si karyawan doorsmeer menahan dinginnya air di malam hari.

Kesuma Ramadhan, Medan

Saat Sumut Pos menyambangi Doorsmeer Ogek Tonang tidak terkesan sama sekali mewah seperti Doorsmeer mobil umumnya yang berukuran luas. Doorsmeer satu ini justru lokasinya hanya berukuran sepetak, kira-kira 8 meter. Lokasinya berada berdekatan dengan jalan umum. Benar-benar sangat sederhana. Lokasinya di pinggiran Jalan Tritura Medan atau dekat Simpang Mariendal. Pemiliknya bernama Rusman Aritonga.

Meskipun terbilang unik dan ekstrim karena membuka usaha Doorsmeernya hingga 24 jam, bagi pemiliknya usaha yang dijalankan cukup menjanjikan dan mampu meraup keuntungan lumayan. Bagaimana tidak, di Medan, Doorsmeer yang masih buka hingga subuh masih jarang. Ini berdasarkan pengakuan Thamrin Pardede, orang yang dipercaya menjalani usaha Doorsmeer Ogek Tonang oleh pemiliknya.

Menurut Thamrin, selain memberikan peluang yang cukup besar dalam merambah pelanggan dengan pelayanan 24 jamnya, sedikit banyaknya Doorsmeer tersebut membuka kesempatan kerja bagi para pegangguran yang lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan. “Kita buka Doorsmeer di sini untuk menolong orang mencari makan. Setidaknya dengan doorsmeer kecil-kecilan ini kita mempekerjakan 12 orang dengan pembagian waktu 6 orang pagi dan 6 orang lainnya malam,”sebut Thamrin dengan gaya spontan dan terkesan santai.

Selain memberikan kesempatan kerja, Doorsmeer Ogek Tonang secara tidak langsung juga mampu membantu sejumlah pemilik kendaraan yang ingin beraktivitas dini hari dengan tuntutan mobil yang bersih. Dengan memberikan pelayanan cuci bagian body saja, Thamrin mengakui dalam sehari Doorsmeer yang dikelolanya bisa mendapatkan pelanggan dengan jumlah 10 hingga 50 mobil per harinya.

“Tergantung cuaca dan hari juga, Bang. Kalau perayaan hari besar kita bisa dapat 50 mobil lebih seharinya. Hanya saja untuk belakangan ini kita agak sepi karena musim kemarau. Berbanding dengan tukang es kalau dia berharap cuaca terus kemarau agar esnya laku. Kalau kita berharap hujan terus biar banyak banyak mobil kotor yang kita cuci,”ujarnya.

Dengan areal lokasi yang cukup kecil dan tidak terkesan mewah, namun Doorsmeer Ogek Tonang dapat mencuci empat mobil secara bersamaan, meskipun terkadang harus menggunakan sedikit bagian dari badan jalan. Namun selama tidak membuat kemacetan dan tidak mengganggu aktivitas bagi yang lainnya, hal itu menurutnya sah-sah saja.

Bahkan demi memanjakan dan menjaga para pelanggannya, tak ada kata libur dalam kamus Doorsmeer Ogek Tonang sejak berdiri tahun 2000 lalu. “Justru hari libur dan perayaan agama kita banyak pelanggan Bang, kan sayang kalau libur. Kecuali mesin rusak, kita tak akan operasi kalau kiamat,” kekehnya.

Berbicara Doorsmeer Ogek Tonang tak hanya soal kesuksesan. Buktinya, meski mampu bertahan selama 12 tahun, Doorsmeer ini sempat hampir tutup. Awal kali Doorsmeer tersebut didirikan di atas tanah milik pemerintah yang berlokasi sekitar 100 meter dari lokasinya saat ini. Karena dianggap mengganggu ketertiban dan kenyamanan pengguna jalan raya, satu tahun berjalan, doorsmeer tersebut harus digusur. Kejadian itu tak lantas membuat pemilik kehabisan akal dan berhenti begitu saja, dengan kenekatan dan peluang yang besar karena lokasinya masih dianggap strategis, pemilik kembali membuka Doorsmeer dengan status menyewa kediaman milik warga sekitar.

Selain karena lokasi yang strategis sebagai lintasan jalan semua unit kendaraan dari berbagai arah, Doorsmeer Ogek Tonang juga mampu memberikan pelayanan dan kesempatan besar bagi pemilik kendaran untuk bisa bersih tanpa terhalang waktu.
Ternyata upaya itu tidak sia-sia, hingga kini masih banyak pelanggan yang tetap mendatangi Doorsmeer Ogek Tonang, baik dari mobil  KUPJ, mobil dinas, mobil pribadi, mobil lintas, taksi, hingga mobil truck jenis bus 3/4.

“Untuk harga kita sesuaikan dengan besar mobilnya, taksi biasanya lebih murah karena kecil yakni Rp12 ribu dibanding mobil lainnya. Kalau bus 3/4 dipatok dengan harga Rp35 ribu per unitnya karena bodinya cukup besar,”terangnya.
Untuk sistem upah yang diberikan kepada pekerjanya, menurut Thamrin, dilakukan dengan bagi hasil secara rata sesuai dengan jumlah harga jasa Doorsmeer yang dipatokan.

Dengan sistem ini, pemilik Doorsmeer tidak menutup kesempatan bagi siapa saja yang ingin bekerja di Doorsmeernya dengan sistem bagi hasil yang diterapkannya tanpa ada keterikatan. Namun, tetap dibawah pengawasan untuk menjaga kepuasan konsumen.

Disinggung mengenai risiko tinggi yang dihadapi pekerja yang harus bermain air tengah malam, Thamrin menyikapi hal tersebut dengan enteng. “Kalau mereka sakit istirahatlah, karena yang tahu kondisi badannya kan mereka sendiri. Saya saja udah gak kerja empat hari karena bisul di kaki. Kita gak memaksa mereka harus kerja,”sebutnya.

Kini dengan semakin tingginya jumlah peminat dan pelanggan untuk mendapatkan jasa body car di Doorsmeer Ogek Tonang, sang pemilik berencana melebarkan usahanya. Tentu, jika mendapatkan lokasi yang luas dan strategis. (*)

Exit mobile version